Perusakan

3.6K 447 118
                                    

Jarum jam sudah melewati angka dua ketika Taehyung kembali mengeluh soal lehernya yang terasa kaku dan sakit. Bahkan ia mulai merasakan kakinya kram akibat menekuk tak nyaman. Kepalanya menoleh ke arah ranjang berukuran besar yang hanya ditempati satu orang itu. Bibirnya mendecih sebal, lalu kembali menyamankan posisi tidurnya di atas sofa.

Iya, Taehyung terusir dari ranjang empuknya dan berakhir di sofa kecil apartemen Yoongi. Tentu saja itu berkat ulahnya sendiri yang sangat usil.

"Padahal kan aku cuma becanda, kenapa dia sampai melarangku tidur di kasur bersamanya? Ck, berlebihan sekali!" Sungut Taehyung sebelum memejamkan matanya lagi.

Yang tak disadari Taehyung, Yoongi belum sepenuhnya terlelap. Bahkan ia bisa melihat betapa tak nyamannya Taehyung tidur meringkuk di sofa itu.  Tapi kali ini Yoongi memilih untuk tak acuh, lagipula salah siapa yang sudah lancang membuatnya nyaris kehabisan napas seperti itu?

"Berani melakukannya lagi, kau pasti mati!"

...

Paginya Yoongi bangun terlebih dahulu dari Taehyung. Ia lantas membuatkan sarapan dan menyeduh teh sebelum pergi kuliah. Tapi belum sempat ia membangunkan Taehyung, suaminya itu sudah menghampirinya di meja makan lebih dulu.

"Ah, leherku rasanya mau patah."

Yoongi merotasikan bola matanya, tak peduli. "Makan sarapanmu cepat."

"Apa begitu caranya kau memperlakukan suamimu?" Taehyung menyambar roti isi telur buatan Yoongi dan melahapnya dengan kesal, "Kenapa kau setega itu padaku?"

"Jangan kekanakan! Kalau kau saja tidak usil dan membuatku kesal, maka kubiarkan kau tidur bersamaku."

"Hey, aku hanya menggodamu. Kenapa kau serius sekali? Atau rupanya kau berharap sesuatu terjadi?"

Yoongi gelengkan kepala sembari berdecak, "Lebih baik kau habiskan sarapanmu daripada sibuk dengan omong kosongmu itu. Aku berangkat duluan, Eric menungguku di halte."

Taehyung mendelik kaget, nyaris saja menyembur teh hangatnya, "Kau pergi bersama.. orang itu?"

"Iya," Yoongi mengangguk dua kali, "Aku ada urusan dengannya. Sudah ya."

Taehyung tak sempat menahan kepergian Yoongi yang sedikit tergesa itu. Bahkan ia belum selesai mengunyah rotinya ketika pintu apartemen itu tertutup sempurna. Napasnya dihela dalam lalu dihembus kasar. Rasa lapar yang menyerangnya beberapa saat lalu seketika lenyap entah ke mana.

.

"Apa sungguh baik-baik saja?" Eric bertanya sembari memberikan helm pada Yoongi, "Apa nantinya Taehyung tidak akan marah?"

Yoongi mendengus, "Untuk apa pula dia marah?"

"Um, bukankah dia punya alasan untuk itu? Kalian menikah, bukan?"

"Ya, memang. Tapi bukan berarti dia bisa seenaknya mengaturku untuk begini dan begitu. Toh akupun membebaskannya untuk melakukan apa saja yang dia mau," Yoongi kemudian naik ke boncengan Eric. "Ayo jalan!"

"Um! Pegangan yang kuat, aku mau ngebut!"

"Ck, berlebihan sekali. Tidak pegangan juga tidak masal-aaaaakkkkkkk!!"

.

"Nih, untukmu!"

Taehyung mengernyitkan dahi begitu Jungkook tiba-tiba datang dan memberikan selembar foto gadis padanya.

"Apa maksudnya ini?" tanya Taehyung bingung.

"Aku tau belakangan ini kau jarang main. Kau hanya meladeni beberapa fansmu dan tak sungguhan mengajaknya kencan."

Marry Me, Yoongi! (Taegi) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang