6. Salah Paham

2.8K 279 25
                                    


Jangan lupa dibintangin 💃

Happy Reading ♥️

"Seharusnya aku hanya mengaguminya. Bukan meletakkan perasaan padanya."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hanafi merebahkan tubuhnya di atas kasur, matanya menatap langit-langit kamar, pikirannya kalut saat ini. Bagaimana tidak, saat melihat gadis yang diam-diam ia kagumi berpelukan dengan laki-laki lain di tempat umum. Bukan dikagumi, lebih tepatnya disukai.

Ya, ia melihat Azrin sedang berpelukan oleh laki-laki yang tidak ia kenal. Pernah ia berpikir bahwa Azrin adalah gadis yang baik, sholehah dan menjaga pandangan dengan yang bukan mahramnya. Tapi sepertinya itu kesalahan besar. Ia tidak percaya apa yang tadi ia lihat.

Flashback on

Pukul 21.00 malam

Berkas-berkas yang menumpuk diatas meja kerjanya membuat kepalanya berdenyut. Banyak pesan masuk melalui email, ia bingung mana yang harus ia kerjakan terlebih dahulu. Ia rasa, dirinya menyesal karena telah membawa pekerjaan kantor nya kerumah, kalau begini lebih baik ia kerjakan
di kantor lalu meminta bantuan Aldi, pasti sekarang sudah selesai.

Hanafi memijat pelipisnya, sepertinya ia membutuhkan kopi, dan mungkin itu bisa membuat otaknya kembali fresh. Ia beranjak dan melangkahkan kakinya menuruni tangga, meninggalkan pekerjaannya di dalam kamar.

Ketika sampai di lantai bawah, ia melihat ada Rusydan dan Rasti sedang duduk di sofa sambil menonton siaran televisi dengan mesra.

"Ekhem... romantis amat." Hanafi berdehem cukup keras. Sengaja, karena tujuannya adalah menggoda orang tuanya.

Rusydan dan Rasti pun menoleh ke sumber suara. "Bilang aja kalau kamu teh iri sama kita. Iya gak, yah?"

"Iya dong. Makanya kamu cepat-cepat menikah supaya gak iri lagi lihat kita. Ya gak, bu?" Rusydan dan Rasti terkekeh geli melihat anaknya di serbu dan ia hanya diam tanpa kata.

Nasib yang malang. Niat hati Hanafi yang akan menggoda orang tuanya, kini malah orang tuanya yang balik menggodanya. Berbicara tentang menikah, mengapa ia teringat dengan Azrin. Ah sudahlah.

Hanafi melangkahkan kakinya lagi menuju dapur untuk membuat kopi.

Dalam hitungan menit setelah selesai membuat kopi, ia kembali lagi ke kamarnya dengan membawa secangkir kopi itu. Sebelum ia melanjutkan kegiatannya untuk menyelesaikan pekerjaannya, ia mengambil gelang dalam laci meja kerjanya.

Aku Kau dan Seuntai Doa [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang