9. Sahabat SMA

2.7K 264 27
                                    

Jangan lupa Vote 😍
Happy Reading ♥️


RH Corporation, Bandung. Pukul 07.30 Pagi.

File-file menumpuk di meja kerja Rafi. Ia tengah mencari surat lamaran kerja kemarin yang ingin ia tunjukkan pada Hanafi, tapi tidak ada. Apa ia lupa menaruhnya? Namun rasanya tidak mungkin lupa.

Rafi beralih mencarinya di dalam tas, tidak ada juga. Sepertinya ia menaruh file itu di laci, dan benar saja, file nya ada di sana.

Rafi takut jika Hanafi mengetahuinya lebih dulu soal surat lamaran itu, karena ia mempunyai firasat yang sangat kuat kalau perempuan yang ingin melamar kerja ini adalah perempuan tidak baik-baik.

Bukannya suudzon, tapi memang perasaannya mengatakan begitu. Baiklah ia akan menemuinya, karena ia telah berjanji pada dirinya sendiri akan memberitahukan surat lamaran itu pada sahabatnya.

Rafi pun memutuskan pergi ke ruangan Hanafi untuk memberitahukan masalah ini, sebenarnya bisa saja ia tidak menerima lamaran kerja itu. Namun perempuan itu bilang bahwa ia kenal dengan Hanafi dan meminta untuk menjadikannya sekretaris sahabatnya itu dengan sedikit memaksa. Maka dari itu ia ingin memberitahu soal itu pada Hanafi.

Tok! Tok! Tok!

"Masuk!"

Rafi mengetuk pintu ruangan Hanafi, dan langsung dititah masuk.

"Eh lo Raf, ada apa? Tumben ke ruangan gue?"

"Gue mau ngasih tahu masalah penting sama lo, makanya gue ke sini."

"Masalah apa?"

Rafi menyodorkan surat lamaran kerja itu pada Hanafi, detik berikutnya Hanafi mangambil dan langsung membacanya.

"Ini kan surat lamaran kerja, kenapa lo kasih ke gue? Kan itu tugas lo sebagai HRD buat ngerekrut karyawan baru. Terus, mana masalah pentingnya?"

"Gini loh Han. Kemarin kan gue cek surat lamaran kerja, nah gue hubungin deh orang-orang yang ngelamar salah satunya cewek ini," ucap Rafi sembari menunjuk surat yang berada di tangan Hanafi.

Kemudian melanjutkan perkataannya lagi, "Setelah gue hubungi katanya dia kenal sama lo dan dia maksa buat dijadiin sekretaris lo."

"Kenal gue?"

Rafi mengangguk cepat. Sedangkan Hanafi masih mengingat apakah ia kenal atau tidak dengan perempuan yang mengaku kenal dengannya.

Hanafi terlihat berpikir, mengingat-ingat apakah ia kenal dengan perempuan itu atau tidak.

"Oh ya gue inget! Ini teman gue Raf, lo bisa terima dia sebagai sekretaris, tapi bukan sekretaris gue. Karena sekretaris gue tetap Aldi. Tapi terserah lo deh mau dijadiin sekretaris siapa, yang penting jangan gue."

"Hah?! Lo nyuruh gue terima lamaran kerja cewek ini?! Gak, gak gue gak setuju Han."

"Kenapa? Ada masalah buat lo, Raf?"

"Hellooo... bapak Hanafi Asyari Rusydan yang terhormat! Ya ada dong masalahnya. Lo liat tuh fotonya, bajunya aja udah kayak lontong yang di iket pake tali rapia, ketat pake banget! Bukannya lo juga dari dulu gak nerima karyawan yang gak berhijab?" ucap Rafi kesal dan emosi.

"Kalau masalah itu gampang, lo tinggal bilang aja sama dia. Kalau dia mau kerja di perusahaan gue, dia harus berhijab dan berpakaian sopan. Kalau dia gak mau ya gak usah diterima lamaran nya, beres, kan?"

Rafi menghela napas sembari mengacak rambutnya. Ia tidak habis pikir dengan pemikiran sahabatnya itu, bisa-bisanya Hanafi menerima karyawan yang tadinya tak berhijab dan tiba-tiba di suruh memakai hijab. Tapi bagus, secara tidak langsung Hanafi bisa memberitahu bahwa aurat memang seharusnya di tutup.

"Tapi lo yakin Han, terima cewek ini?"

"Iyaaa... kenapa sih lo kayaknya kesel banget?"

"Firasat gue mengatakan kalau si cewek ini tuh bukan cewek baik-baik Haaan!" gemas Rafi.

"Tahu dari mana lo kalau dia gak baik?"

"Ya feeling gue sih gitu, Han."

"Gak usah mikir yang aneh-aneh deh, Raf. Udah sana lo balik ke ruangan lo, jangan lupa apa yang gue suruh tadi."

"Tapi feeling gu-"

FEELING GUUDDD, LIKE A SHOOT...
Lanjut thoorr 💃

"Ssttt, udah sana. Gue mau ada meeting lagi nih."

Rafi meghela napas panjang dan menatap kesal pada Hanafi. Rafi memilih kembali ke ruangan nya untuk mengurus apa yang Hanafi perintahkan tadi,

"Kenapa perempuan itu harus di terima di perusahaan ini, sih? Dasar Hanafi, awas aja kalau sesuatu menimpa dirinya karena ulah perempuan itu, bakal gue ketawain sampai gue puas," kata Rafi dalam hati sambil sumpah serapah.






SEBAGIAN CERITA DIHAPUS
Mohon maaf teman-teman, lanjutan ceritanya aku hapus, karena novelnya sudah terbit 🙏🏻Kalau mau tau kelanjutannya bisa beli di shopee jaksamedia.id, atau bisa DM instagram jaksamedia.id 🖤

🍁🍁🍁




Hai haaiii.. maaf yaa partnya pendek 😭

Buat kalian yang baca ini, aku mau minta pendapat doong.. menurut kalian Azrin dan Hanafi itu kek mana siii di cerita ini? 😂

Aku mau tau jawaban kalian, pokoknya kalian harus tulis opini kalian di kolom komentar 😂😂
insyaallah bakal aku bales kok. 😊

Jangan lupa klik ⭐ dan follow akun wattpad aku. Share cerita ini ke temen-temen kalian, saudara, sepupu, tetangga, intinya share. Oke 😂

Jazakallahu Khairan yang udah baca 💖💖

Instagram : kartika.hndyn

Aku Kau dan Seuntai Doa [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang