Jangan lupa Votmen 😍
2000+++ kata
Happy Reading ♥️Para karyawan sekarang tengah sibuk bekerja, ada yang tengah mengetik sesuatu, memilah file, dan ada yang menelpon atasan atau bawahan sambil menandatangani berkas-berkas penting.
Semua sibuk dengan pekerjaannya masing-masing tapi tidak untuk Aldi, di dalam ruang kerjanya, ia malah asyik memainkan game di ponselnya. Rafi yang melihatnya dari kejauhan pun menghampirinya dengan membawa file lamaran pekerjaan. Rafi memang HRD di perusahaan Hanafi, jadi ia yang bertugas merekrut karyawan baru.
"Eh, Aldi Wicaksono! Bukannya kerja, lo malah enak-enakan duduk. Gue lapor Han baru tahu lo."
"Bilang aja iri gak bisa kayak gue."
"Ngapain juga gue iri sama orang pemalas kayak lo, gak ada faedahnya!"
Aldi menatap tajam mata Rafi, mereka memang tidak pernah akur, saat mereka beradu mulut seperti ini pun biasanya Hanafi lah yang menengahinya.
"Eh Al, lo tahu gak?"
"Gak!"
"Mau gue kasih tahu gak?"
"Gak, karena gue gak mau tahu!"
Rafi berdecak kesal, tapi itu tak membuatnya berhenti ingin memberi tahu sesuatu yang penting. Baginya ini sebuah masalah yang harus segera diselesaikan.
"Eh gue serius nih mau ngomong. Ada orang yang melamar kerja di sini."
Aldi mengangkat satu alisnya, menatap jengah wajah Rafi.
"Baca dulu." Rafi menyodorkan file lamaran itu, Aldi mengambil file nya dan membacanya.
"Ya terus kenapa? Gak ada yang aneh kok."
"Emang gak ada yang aneh sih, tapi saat gue hubungi nomornya, dia minta dijadikan sekretaris, dan dia juga bilang, kalau dia kenal sama Hanafi."
"Terus?"
"Ah lo ini Al, feeling gue sih mengatakan kalau tuh cewek bukan cewek baik-baik. Makanya gue bingung, gue bilang Hanafi atau jangan, ya? Mau dijadikan sekretaris aja dia ngotot."
"Husss! Gak boleh suudzon lo, kan lo belum tahu banget cewek itu."
Rafi berjalan mondar-mandir memegang pelipisnya. Rasanya ia dilanda kebingungan saat ini. Ia bingung, haruskah ia memberi tahu soal ini atau tidak.
"Apa gak usah gue kasih tahu dulu ya, Al?"
"Terserah lo deh Raf, kan lo yang ngurus itu semua. Gue sih gak mau ikut-ikutan kalau bahas cewek, bisa-bisa bini gue ngambek tujuh hari tujuh malam."
"Baiklah, gue kasih tahu lusa ke Han—"
"Apa yang bakal di kasih tahu?"
Aldi dan Rafi terdiam saat Hanafi tiba-tiba masuk ruangan Aldi. Mereka diam seribu bahasa, takut apa yang mereka bicarakan terdengar oleh sahabatnya itu. Hanafi yang melihat mereka diam pun menatap Aldi dan Rafi bergantian sambil menaikkan satu alisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aku Kau dan Seuntai Doa [TERBIT]
RomanceTersedia di shopee Jaksa Media. TIDAK TERSEDIA DI GRAMEDIA. Blurb Hanya karena pembalut wanita, mereka bisa bertemu! Pertemuan memalukan itu menjadi sebuah pertemuan yang berkesan bagi Azrin dan Hanafi. Hingga akhirnya mereka akrab dan saling mengen...