24. Selembar Kertas

3K 247 37
                                    


Jangan lupa votmen 😉

"Bukan maksudku untuk menutupi semuanya,ini kulakukan sebab tak ingin membuatmu cemas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bukan maksudku untuk menutupi semuanya,
ini kulakukan sebab tak ingin membuatmu cemas."

Happy Reading ♥️


Setelah kepulangan dari Hotel, pasangan pengantin baru itu langsung memutuskan untuk tinggal di rumah barunya. Hanafi telah mempersiapkan nya jauh-jauh hari, karena ia pikir lebih baik tinggal berdua saja daripada mereka merepotkan orang tuanya nanti.

Ferarri California terparkir bebas di teras, detik berikutnya Hanafi pun keluar dan menuntun istrinya dengan mata yang tertutup oleh kain.

"Udah siap?"

"Siap."

Kain penutup mata itu pun dilepas dari mata Azrin. Ketika melihat rumah mewah dan besar itu Azrin pun tercengang.

"In—ini rumah siapa Mas?"

"Rumah kita."

"Ish kamu halu, ini pasti rumah orang kan? Udah yuk kita pulang, nanti kalau yang punya nya lihat giman—"

"Ssssttt," Hanafi menempelkan telunjuknya di bibir Azrin. Fakta baru yang ia temui ternyata istrinya itu sedikit cerewet.

"Ini rumah baru kita Az, aku gak halu."

"Serius?"

"Hmm," Hanafi mengangguk.

Dengan cepat Hanafi menuntun istrinya itu untuk masuk ke dalam rumah baru mereka. Saat sudah berada di ruang tamu, Azrin kembali berbicara.

"Eum, Mas. Yakin mau tinggal berdua di rumah sebesar ini?"

"Yakin dong, emang nya kenapa?"

"Gak apa-apa sih."

"Gak usah takut kesepian, nanti juga rumah ini rame."

"Rame?"

"Iya. Rame sama anak-anak kita."

Blush!

Pipi Azrin memerah seperti udang rebus saat mendengar kata 'anak'. Semoga saja Allah memberikan mereka anak-anak yang soleh dan solehah kelak.

"Yaudah, kita beres-beres dulu yuk."

Azrin mengangguk canggung. Suaminya itu selalu saja bisa membuat jantungnya berdebar, daripada ia berdiam diri dan Hanafi berbuat lebih dari itu, Azrin pun mengikuti suaminya ke lantai atas.

 Suaminya itu selalu saja bisa membuat jantungnya berdebar, daripada ia berdiam diri dan Hanafi berbuat lebih dari itu, Azrin pun mengikuti suaminya ke lantai atas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Dalam hitungan menit sampailah mereka di ruangan bernuansa abu yang tak lain adalah kamar Azrin dan Hanafi. Baru saja Azrin ingin memulai merapihkan kopernya, suara bel terdengar.

Ting nong!

Ting nong!

Hanafi yang mendengarnya pun segera beranjak, namun Azrin menahannya.

"Biar aku aja, Mas lanjut aja beres-beresnya." Ucapnya pada Hanafi.

"Oke."

Azrin melangkahkan kakinya menuruni anak tangga, saat sudah sampai ia langsung membuka piintu namun nihil, tidak ada siapapun disana. Ia hanya menemukan amplop putih yang tergeletak di lantai.

Merasa penasaran Azrin pun langsung membuka isi dari amplop tersebut.

Puaskan dirimu dengan Hanafi, sebelum aku merenggut nyawamu.

Deg!

"Maksudnya apa? Siapa yang mengirim surat ini? Dan, mengapa isi suratnya seakan mengancam? Apa jangan-jangan ini ulah Mbak Erika lagi? Tidak-tidak, tidak boleh suudzon Rin," batinnya.

Setelah membaca isi surat itu Azrin merasa was-was. Ia tidak ingin hal buruk terjadi di keluarganya, dan sekarang ia dilanda kebingungan.

"Siapa?"








🍁🍁🍁




SEBAGIAN CERITA DIHAPUS
Mohon maaf teman-teman, ceritanya aku hapus karen novelnya sudah terbit 🙏🏻 kalau mau tau kelanjutannya, novelnya bisa beli di shopee jaksamedia.id atau bisa DM ke instagramnya jaksamedia.id🖤

















Instagram : kartika.hndyn

hndyn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku Kau dan Seuntai Doa [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang