15. Perjodohan

2.6K 238 40
                                    

Mari vote dan follow bagi yang belum 💃
Happy Reading ♥️

Perasaan ini sangat dalam, sehingga aku memilih untuk memendamnya. Namun kali ini takdir berkata lain.

Ya Allah, berilah seseorang yang kelak akan menggengam tanganku hingga ke Jannah-Nya.

Az-Han

Keesokan harinya, di kediaman Hanafi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Keesokan harinya, di kediaman Hanafi.

Rusydan beserta Rasti juga Hanafi baru saja selesai melaksanakan solat maghribnya. Rusydan dan Rasti sudah pergi dari mushola yang ada di dalam rumahnya. Sedangkan Hanafi, ia masih duduk diatas sajadahnya sambil mengangkat kedua tangannya seraya berdoa.

"Ya Allah ya tuhanku, sesungguhnya hamba hanya memohon kepada-Mu. Mengapa rasa ini tumbuh begitu cepat, rasa aneh yang semakin hari semakin menjalar di lubuk hati. Hamba menaruh rasa pada salah satu hambamu ya Allah. Jika memang dia jodohku maka dekatkan lah, jika memang dia bukan jodohku, maka berikanlah aku jodoh yang terbaik. Aamiin."

Setelah selesai berdoa, ia melipat sajadah dan beranjak menuju kamar, tetapi Rusydan menghentikannya.

"Loh, kok kamu belum siap-siap, Han?"

Saat Ayahnya bertanya sontak Hanafi kebingungan, mengapa Rusydan menyuruh nya bersiap-siap? Memangnya ada apa? Dan mau apa?

"Siap-siap? Siap-siap ngapain, Yah?"

"Kita kan mau pergi."

"Pergi?"

"Udah sana kamu siap-siap, jangan banyak tanya."

"Hmm."

Tanpa banyak waktu Hanafi bergegas ke kamarnya untuk mengganti baju koko dan sarungnya. Sementara Rusydan memilih duduk di sofa yang berada di ruang tamu sambil menunggu anak dan istrinya siap.

"Ayah, ayo atuh berangkat."

"Anak kamu belum siap atuh, Bu."

"Naha si Hanafi teh angel pisan atuh?"

Saat Rasti ingin menyusul ke kamarnya, tak lama Hanafi turun dengan santai nya. Pasangan suami istri itu tercengang melihat penampilan putra mereka. Bagaimana bisa putranya hanya memakai kaos putih polos dan celana training pendek berwarna abu, sedangkan Rasti dan Rusydan berpakaian rapi.

Hanafi yang melihat keduanya tengah menatap seakan terkejut akan penampilannya pun menaikkan satu alisnya, tanda ia bertanya-tanya.

"Kenapa mereka ngeliat aku kayak gitu? Apa ada yang salah?" batinnya.

"Ayah sama Ibu kenapa lihatnya kayak gitu sih?"

"Kamu teh Haan.... Han. Kita kan bukan mau jogging, kenapa kamu pake baju kayak gitu atuh? Sok ganti baju lagi sana."

"Ah males Buu, udah yuk berangkat sekarang aja."

"Emang nya kamu gak malu? Ayo ganti dulu," titah Rusydan lagi.

Ia menimbang-nimbang apakah kembali ke kamarnya untuk berganti pakaian, atau kah tidak?

Karena tidak ingin menanggung malu sendirian, ia memutuskan kembali ke kamarnya mengganti training nya dengan jeans hitam panjang. Kaos putih tetap melekat ditubuh sispex nya yang nanti akan ditambah dengan sweater hitam.

Setelah selesai mengganti bajunya, ia langsung bergegas turun menemui Rusydan dan Rasti yang sudah menunggu di ruang tamu. Sadar akan kedatangan putranya, Rusydan dan Rasti menoleh kebelakang tepat ke arah Hanafi.

"Nah, kalau begini teh enak dipandangnya," ucap Rasti. Hanafi yang mendengar ucapan Ibunya hanya tersenyum.

"Yaudah yuk, kita berangkat sekarang," ajak Rusydan.

Ketiganya beranjak pergi meninggalkan rumah bak istana itu menuju kediaman Basyri sekaligus Azrin dan Azran, Hanafi mengemudikan Ferarri California nya membelah jalanan malam yang lumayan ramai.





🍁🍁🍁




SEBAGIAN CERITA DIHAPUS
Mohon maaf teman-teman, ceritanya aku hapus karen novelnya sudah terbit 🙏🏻 kalau mau tau kelanjutannya, novelnya bisa beli di shopee jaksamedia.id atau bisa DM ke instagramnya jaksamedia.id🖤

















Jangan lupa Vote nyaa, tinggal klik ⭐ aja.. jangan lupa follow juga yaa bagi yg blm follow 😊

Jazakallahu Khairan 💖💖 buat yang setia menanti cerita ini Up.. 🤗🤗

 🤗🤗

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Aku Kau dan Seuntai Doa [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang