Sibuk

97 14 0
                                    

Rasha berlari menyusul Dongpyo yang juga tengah berlari. Kini mereka berdua sedang berebut untuk membeli roti krim yang biasa dijual di kantin. Tapi bagaimana bisa Rasha mendahului Dongpyo dengan larinya yang cepat itu.

Mereka sudah memasuki area kantin. Tengah ramai disana, tapi mereka berdua masih tetap melanjutkan tujuannya.

"Bu, roti krimnya satu," ucap Dongpyo sambil terengah-engah.

Rasha yang baru saja sampai menarik napasnya, "Bu roti krim ... Haduh nggak kuat gue."

"Roti krimnya sisa satu, nak buat mas yang ini," jelas ibu kantin yang menjual roti krim itu.

"Hah! Sia-sia banget gue lari-larian. Pyo, traktir minum dong."

Saking lelahnya, Rasha jongkok sambil mengambil napas disana menunggu Dongpyo yang selesai membayar roti tersebut.

"Enak aja, lo yang kalah gue yang disuruh traktir."

Seolah mengabaikan permintaan Rasha, Dongpyo langsung pergi begitu saja untuk mencari tempat, "Gue pop ice coklat ya!"

Rasha mendecih. Dia sangat membutuhkan Jia sekarang untuk menghabisi Dongpyo yang begitu menyebalkan. Sayang sekali Jia tidak masuk sekolah hari ini.

Rasha berdiri mengambil uangnya disaku seragam dan memesan pop ice coklat, es jeruk, juga mi ayam untuk dirinya.

"Kalah cari roti krim lagi ya?" suara lembut yang Rasha hapal siapa pemilik suara ini.

"Kak Yohan? Iya kak Dongpyo curang banget sih," ucap gadis itu seolah-olah sedang kesal dengan temannya.

Yohan memang hapal apa yang dilakukan Dongpyo dan juga Rasha jika sudah berlarian di kantin membuat seolah ada kehebohan sendiri.

Pesanan Rasha sudah jadi, kini gadis itu membayarnya dan mengangkat nampan berisi pesanan dia.

"Kak, aku duluan ya."

Baru Rasha berjalan satu langkah, Yohan meletakkan roti krim diatas nampan yang Rasha bawa.

"Kamu kehabisan kan?"

"Kak Yohan emang terbaik, makasih ya kak," kemudian gadis itu melenggang pergi menyusul Dongpyo yang sudah duduk bersama Minhee.

Rasha tahu temannya satu ini memang tidak tahu adab jika sudah ia traktir. Yang pertama dilakukan adalah mengambil minumannya kemudian menyicipi es jeruk milik Rasha, dilanjutkan Minhee yang juga ikut meminum minuman Rasha.

"Udah dibeliin masih aja nyomot punya orang lo."

"Dikit doang."

Rasha hanya menyahutnya dengan decakan. Gadis itu kemudian memakan mi ayamnya.

Saking sibuknya dengan makanan yang ada di depannya, sampai-sampai Rasha tidak menghiraukan colekan Minhee yang tengah memberitahunya sesuatu.

"Sha, kak Sihun tuh nggak lo ajakin makan bareng? Woi babi banget lo!"

Rasha mengunyah mi yang ada di mukutnya kemudian melambaikan tangan guna memanggil Sihun yang sedang berjalan menuju salah satu stan makanan. Tapi seolah-olah tidak menghiraukan panggilan Rasha, Sihun berjalan begitu saja.

Rasha mengerutkan alisnya dan berusaha memaklumi, barang kali setelah memesan dia akan menghampirinya.

Namun perkiraan Rasha salah, Sihun keluar area kantin sekolah begitu saja tanpa berbicara apapun kepadanya.

"Lo lagi tengkar sama dia?" Dongpyo yang sedang memakan rotinya berbicara.

Rasha menggeleng, "Lagi sibuk kali dia, kan sekarang lagi waktunya ujian praktek."

"Kemarin pagi-pagi nyusulin ke kelas, tadi nggak tuh."

"Ya mana gue tau, namanya juga sibuk."

Minhee mendekatkan wajahnya bermaksud untuk menggoda Rasha, "Jangan-jangan dia udah nggak suka sama lo lagi."

"Sembarangan!"

▪️▪️▪️

Rasha merapikan buku-bukunya ke dalam tas kemudian beranjak dari bangkunya untuk segera pulang ke rumah. Hari ini dia memutuskan untuk menunggu Minhee yang sedang ekskul hingga sore.

Rasha tidak tahu akan dimana dia menunggu hingga akhirnya dia hanya duduk di pinggir lapangan sembari melihat Minhee yang tengah latihan futsal itu.

"Belum pulang?"

Rasha terlonjak kaget melihat seseorang yang datang dengan tiba-tiba.

"Lho, kak Sihun belum pulang juga?" Rasha malah balik bertanya.

Sihun kemudian duduk berdamoingan dengan Rasha, "Belum, pusing."

Rasha mengernyit, "Pusing kenapa?"

"Nanti kalo lo udah kelas 12 juga pasti ngerasain."

"Ya namanya juga kelas akhir, mana ada anak kelas akhir santai-santai."

Sihun tertawa kecil kemudian mengelus pucuk kepala Rasha membuat gadis itu diam membeku. Jika Sihun sudah seperti ini, rasanya Rasha tidak dapat berkutik seolah-olah ada yang menahannya.

"Kayaknya buat besok sampe kedepannya gue bakal sibuk ujian ini itu."

"Gapapa, gue ngerti kok. Tapi sesekali juga refreshing juga dong."

"Ngeliat lo juga udah refreshing kok."

Rasha malah menatap Sihun dengan ekspresi jijik, "Cie, bisa ngecringe juga nih?"

Sihun tidak merespon apa-apa, lelaki itu kemudian berdiri, "Yuk, gue anter pulang."

"Kenapa ngga daritadi sih. Minhee gue pulang duluan!"

Dengan tidak tahu malunya, Rasha berteriak hingga membuat seluruh yang ada di lapangan menghentikan aktivitasnya. Rasha berjalan berdampingan dengan Sihun menuju parkiran sekolah.

"Kak, tadi waktu jam istirahat gue panggilin nggak denger?"

"Kapan?"

"Yaudah deh, lupain."












Komdis➖Kim SihunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang