Rasha terus tersenyum saat banyak sekali temannya ini yang ingin berkenalan. Rasha suka seperti ini. Setidaknya, dia bukan dianggap orang asing di kelasnya sendiri. Namun, karena Rasha orang yang blak-blakan terkadang pembicaraan teman barunya malah dijawab seperti mengajaknya untuk bertengkar.
"Woi-woi, satu-satu gue nggak bisa denger," Rasha menutupi telinganya seolah dia merasa terganggu.
"Emang titisan Minhee banget ya lo, nggak heran."
"Enak aja, siapa nama lo tadi? Dongo?"
"Dongpyo anjir, mak gue susah susah cari nama juga."
"Maaf maaf," Rasha menyengir, "gini ya, gue sama Minhee cuma sepupuan, jangan sama-samain gue sama dia, ih."
Dongpyo hanya menyaut sambil mengangguk. Menurut Rasha, teman baru di kelasnya ini tidak jauh berbeda dengan teman di sekolah lamanya. Sama-sama seru, sama-sama bobrok.
"Oh iya, gue Jia," gadis dengan rambut panjang terurai yang berada disebelah Rasha menyalami.
Rasha tersenyum kepada gadis itu.
"Maaf ya, emang anak cowok disini pada kayak kesurupan semua."
Rasha mengangguk. Pantas untuk dimengerti karena semenjak jam istirahat, semua temannya kangsung berhamburan keluar kelas layaknya anak ayam kelaparan. Setelah selesai makan mereka kembali ke kelas dan berulah aneh. Katanya 'Tradisi selesai makan' sampai sampai Rasha harus mengelus dada di kelas ini.
Sekarang Rasha mengerti kenapa Minhee selalu berulah, karena teman-temannya tidak ada yang normal sama sekali.
"Mau makan nggak? Kantin yuk, Sha. Ditraktir Dongpyo."
"Bangkrut gue yaampun."
Tanpa banyak bicara lagi, Jia menarik tangan Rasha juga Dongpyo menuju kantin. Rasha hanya bisa mengikuti karena memang dia tidak tahu dimana kantinnya berada. Memang Rasha pantas menjadi anak ayam yang tersesat, sejak tadi dia hanya bisa mengikuti seseorang saja.
"Anak baru!"
Rasha langsung menoleh saat seseorang memanggil. Memang dialah satu-satunya anak baru di sekolah ini, maka tidak salah jika dia menoleh menyahuti siapa yang memanggilnya.
Rasha menaikan satu alisnya saat lelaki yabg memanggilnya iti jalan mendekatinya. Entah kenapa juga Jia sedari tadi menarik seragamnya. Dongpyo hanya berdiri disebelah Rasha.
"Kenapa bang?" Dongpyo yang menyahuti.
Rasga mengernyit heran. Lelaki ini adalah lelaki yang ia lihat tadi pagi. Yang datang dengan wajah marah-marahnya karena mengira Rasha anak sekolah lain.
Lelaki itu malah memberikan sesuatu yang entah apa itu. Rasha makin mengernyit heran. Apa maksudnya tiba-tiba ia memberikan bingkisan plastik ini.
"Seragam lo."
Rasha mengerti sekarang. Hanya seragam barunya saja, untung Rasha tidak memikirkan hal lain tadi. Untung saja Rasha tidak terbawa perasaan sebelum dia malu sendiri. Rasha mengangguk.
"Makasih."
"Besok nggak ada seragam beda lagi, Pyo lo yang awasin dia."
Setelah itu dia pergi begitu saja. Rasha hanya diam di tempat sambil melihati seragam barunya. Seragam di sekolah ini memang bagus dan Rasha menyukainya.
Jia kemudian memukul pundak Rasha berulang kali membuat gadis itu mengaduh. Wajah Rasha seolah mengatakan 'apasih' kepada Jia yang seperti sangat bahagia itu.
"Apasih lo alay banget."
"Bayangin aja, kak Sihoon nyamper itu, Pyo."
"Nyamperin si Rasha bukan lo, Ji."
Dongpyo kemudian berjalan mendahului disusul Jia, Rasha yang tidak tahu apa-apa hanya diam saja sedari tadi. Siapa Sihoon? Rasha tidak mengenalnya. Maksudnya, Rasha baru bertemu dengan lelaki bernama Sihoon itu tadi pagi dan barusan tadi ini.
Rasha mengikuti Dongpyo dan Jia yang saling adu mulut itu hingga di kantin.
"Siapa sih Sihoon?" setelah Rasha berbicara seperti itu, Jia langsung menatapnya tajam.
"Lo nggak tau?"
"Ya gimana gue tau, gue kan anak baru."
"Iyasih."
Dongpyo berdiri memesankan makanan untuk kita bertiga.
"Kak Sihoon tuh ketua komdis. Dia dikenal galak tiap nugas jadi komdis, tapi kalo udah di ekskul dance atau basket, subhanallah cool banget, Sha. Apalagi kalo senyum, mati udah kaum hawa di sekolah ini."
"Apasih, emang segitunya?"
"Dia tuh keliatannya cuek, tapi sebenernya baik banget. Kalo sama orang yang udah deket sama dia ajasih."
"Trus?"
"Ada temennya, kak Yohan, ketua osis disini. Kak Yohan tuh beda banget sama kak Sihoon yang cuek, dia tuh baik banget, keliatan kalem tapi padahal nggak sama sekali. Apalagi kalo udah sama si kak Jinhyuk."
Rasha hanya mengangguk-anggukan kepalanya saja. Dibilang mengerti, Rasha juga tidak tahu mana orang yang dibicarakan Jia. Seingat Rasha orang itu adalah orang yang baru dijumpainya tadi pagi di gerbang sekolah, tapi Rasha hanya melihat sebentar.
"Ngomongin siapa sih, gue ya?"
Rasha menoleh ke arah sumber suara. Bukan Dongpyo yang datang, melainkan Yohan dengan Sihoon. Rasha bergeser, memberikan tempat duduk untuk Yohan yang berdiri disampingnya.
Bukannya duduk, Yohan malah tersenyum, "Nggak usah."
Rasha mengangguk, "Makasih yang tadi ya, kak."
"WOI HAN, PETRUSIN AJA ITU! BELIIN MAKANANNYA WOI!"
Sumber suara dari meja yang agak jauh dari tempat Rasha membuat satu isi kantin menoleh ke arah Yohan. Rasha malu menjadi perhatian seperti ini. Apa-apaan, Rasha sedari tadi hanya diam dan Yohan tiba-tiba mengahampirinya.
"Seragam lo udah dikasih sama Sihoon?"
"Udah kak, makasih ya," Rasha menatap Sihoon, yang ditatap hanya mengangguk.
"Besok pake yang lengkap, Sihoon galak soalnya."
Sihoon mendorong bahu Yohan, "Apaan."
Rasha tidak tahu harus menanggapi apa. Dia hanya terdiam melihat lelaki di depannya ini berbicara. Entah kenapa juga sisi blak-blakan Rasha harus menciut saat melihat Sihoon dan Yohan ini. Rasanya dia harus menjaga image yang baik di depan mereka.
"Buset Pyo, lo makan banyak banget." Ini Yohan, yang selalu mengimentari apapun yang dilakukan Dongpyo.
Dongpyo dan Yohan itu bisa dibikang seperti adik kakak yang selalu kepo. Entahlah, mungkin memang pantas mereka dibilang seperti itu.
"Ini, buat dua tuan putri. Ada yang baru sekarang."
Rasha mencibir dan mengambil bakso yang baru saja dibelikan Dongpyo. Padahal harusnya Rasha yang mentraktir mereka karena dia masih menjadi anak baru disini. Entahbkenapa saat bertemu Jia dan Dongpyo, Rasha merasa mereka sudah berteman sejak lama, padahal baru beberapa jam yang lalu.
"Yaudah deh gue tinggal beli dulu, kumpulan anjingnya udah koar-koar."
Yang dimaksud Yohan adalah teman-temannya yang berteriak tadi. Memang sedari tadi mereka malah menggoda Yohan yang mendekati Rasha. Padahal bukan begitu.
"Selamat makan ya."
Bukan, itu bukan Yohan, tetapi Sihoon yang sedari tadi diam dan yang sering disebut-sebut galak itu.
A/n: ini jelek banget keknya, buntu gais :")
Btw, X1 sudah ada line up nya!!!! Seneng Yohan masuk gais sama ngeliat Sihoon lagi di final kemaren!! Wuhuu!!!!
Jangan lupa stan X1 dan dukung semua trainee yang belum debut!!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Komdis➖Kim Sihun
Fanfiction"Seragam kamu emang lengkap, tapi perasaan kamu ke aku belum lengkap." ©buttercuppy_