Tsundere

146 29 1
                                    

Pagi hari saat Minhee memarkirkan sepeda motornya, sudah terlihat Sihun yang berdiri di depan gerbang sekolah membuat Rasha ketar-ketir untuk masuk. Semenjak pesannya yang dikirim tadi malam membuat Rasha bingung harus seperti apa dihadapan Sihun.

Cemburu? Tidak mungkin Sihun merasakan itu pada Rasha karena gadis itu tahu, hubungannya tidak sejauh itu. Untuk dikatakan pacaran pun, Rasha sudah menolaknya saat itu.

"Hai kak," Rasha memberanikan diri untuk menyapa kakak kelasnya itu.

Bukannya menjawab, Sihun malah pergi meninggalkan Rasha yang membuat gadis itu mengerutkan keningnya.

"Lo nggak mau masuk?" tanya Dongpyo yang sedang berjaga.

"Ini juga mau masuk."

Rasha berjalan menuju kelasnya yang dimana koridor tampak cukup ramai. Walau Sihun tadi meninggalkannya, lelaki itu masih berada di depan Rasha seolah mereka satu tujuan.

"Rasha!"

Rasha menoleh saat seseorang memanggilnya.

"Kak Yohan? Kenapa?"

"Nih, kemarin waktu pestanya selesai dapet gantungan ini, kayaknya cocok buat kamu aja."

Rasha menerima gantungan berbentuk beruang berwarna pink itu kemudian tersenyum.

"Curang banget kemarin aku pulang duluan." Rasha memandangi gantungan beruang itu begitu senang.

"Makasih ya kak, sering sering kasih kayak--"

Ucapan Rasha terhenti saat seseorang menarik bahunya. Orang itu Sihun dengan tatapan dinginnya.

"Bentar lagi bel, nggak mau masuk kelas?"

"E-eh iya, duluan ya kak." Rasha berlari meninggalkan kedua lelaki itu menuju kelasnya.

"Kenapa sih lo?" tanya Yohan yang tak dijawab oleh Sihun.

▪️▪️▪️▪️

Rasha memasang gantungan beruang itu di tempat pensilnya. Cocok dan serasi dengan warnanya. Rasha kemudian meminum minuman tehnya sambil melihat ponselnya.

"Kok lo bisa jalan bareng kak Yohan, Sha?" Jia yang baru saja duduk di bangkunya bertanya sambil membuka bungkus roti yabg baru dibelinya.

"Siapa yang bilang?"

"Komen di ig lo kali."

Rasha meletakkan ponselnya kemudian memandang Jia intens.

"Kenapa sih? Serem banget tatapan lo."

"Mana ada sih gue jalan sama kak Yohan. Kemarin tuh acara kantor ayah gue, eh ternyata ayah gue sama ayah kak Yohan satu kantor, yaudah kita ketemu. Lagian kenapa sih kalo gue jalan sama kak Yohan?"

Jia berdecak, "Nggak inget kak Sihun aja lo."

"Apaan sih."

"Gue tau kok, waktu gue cerita kak Sihun di tembak Anya, lo cemburu kan?"

"Ngarang lo."

"Dih, tsundere banget. Emang ya kalo kalian udah pacaran tuh palingan jadi best tsundere couple sesekolah."

"Tsundere tsundere. Menurut lo aja kali."

Jia hanya membalas dengan mendecak kemudian melanjutkan memakan roti yang dibelinya di kantin.

Rasha memainkan ponselnya, membuka sosial media yang sering ia mainkan. Tak lama, Dongpyo datang dengan membawa banyak sekali jajanan yang langsung diletakkan oleh lelaki itu di meja Rasha.

"Kok taruh sini?"

"Tebak sendiri aja itu dari siapa, nih," Dongpyo memberikan sebuah surat yang langsung dibaca oleh Rasha.

'Jam 7 di taman perumahan.' begitu isinya.

Dari isi suratnya, Rasha tahu darimana ini berasal. Rasha melihat jajanan itu yang kemudian dibuka dan dimakan bersama dengan Jia dan juga Dongpyo.

"Gais, kok gue ngerasa kayak aneh gitu ya udah nolak kak Sihun."

Dongpyo yang sedang memakan jeli melirik Rasha, "Nyesel?"

"Nggak gitu, apaya, aneh aja."

Jia berdecak, "Aneh banget lo, Sha. Ditembak bilangnya masih nggak paham sama perasaan, eh giliran udah nolak malah kayak nyesel."

Rasha hanya mendengus sebal jika Jia sudah menceramahinya seperti ini.

"Dengerin ya Sha, kak Sihun masih suka kan sama lo. Selama kak Sihun masih kayak sekarang, sempetin buat mastiin perasaan lo."

"Apa banget si lo Ji."

"Gue serius Rasha."

Rasha terdiam sebentar kemudian mengangguk memberi jawaban.
















A/n:
Bad news guys, Aku writerblock :(

jadi maaf ya kalo updatenya lama, huhu

Komdis➖Kim SihunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang