chapter 17

148 11 0
                                    

Efek karena tinggal di rumah, kerjaannya nonton serial terus ...,😚jadi ketinggalan dech updatenya. Niatnya sih 2 hari sekali update. Tapi keadaan dan mood yang terkadang membuatnya menjadi gagal. Tapi tetap koq aku update terus ceritanya sampai tamat. Di ikuti dan di baca ya..tq😘

Sinar mentari pagi memerangi kaca jendela kamar Cherry cahayanya menyelinap di antara sela gorden kamarnya sehingga membuat mata gadis itu terbuka. Dia bangun mendadak melompat dari tempat tidurnya dan segera berlari menerobos masuk ke kamar Carlise yang berada di depan kamarnya. Dengan sekali hentakan selimut itu di tarik dan gadis yang masih tertidur di ranjangnya bergulung ingin tidur kembali dan seolah tidak terusik dengan pengganggu yang datang mengusik tidurnya.
"Carliseee..."teriak gadis itu. Tapi yang di panggil tidak niat memberikan reaksi lalu Cherry mendekatinya dan mencubit pipinya.
"Aduhh...duhh sakit"sambil mengelus pipinya.
"Kau kemana semalam, aku menunggumu sampai-sampai aku tertidur. Jam berapa kau pulang!"ucapnya kesal
Yang di tanya masih tidak menjawab melainkan mengusap pipinya.
"Carliseee...kemarin kau pulang kantor lebih cepat aku tidak menemukanmu disana. Aku ke rumah tapi kau juga tidak ada. Kau tau berapa lama aku menunggumu?jadi jawab aku dengan siapa kau semalam!"
"Aku makan malam dengan Jack Morgan dan anaknya semalam. Dan tak terasa jam sudah tengah malam ketika nyampe."
"Oke...lupakan itu nanti kita lanjutkan tapi sekarang yang penting adalah aku tidak suka jika kau berbuat seperti kemarin lagi. Kau membuat aku terjebak dengan Gabe."
"Stop aku tidak bermaksud seperti itu, mana aku tau kalau kalian bertemu. Kan aku sudah bilang, kemarin itu kejadian tidak di sengaja. Jadi sekalian saja kau bantu saudara mu satu-satunya."
"Jadi bagaimana masalahnya sudah selesaikan?"
Cherry menarik nafas melihat tingkah kakak kembarnya satu ini.
"Aku sudah tidak tau lagi gimana nantinya kemarin aku keceplosan  mengatakan pada Gabe kalau kau sedang menyukai seseorang."
Carlise tertawa melihat Cherry yang merasa bersalah.
"Hahahaha...itu bagus jadi masalah selesai. Karena intinya biar Gabriel tau bahwa aku tidak ada rasa padanya."kegirangan
"Kau pikir itu bisa menyelesaikan masalahmu? Kau tau dia menyelidiki dan mengetahui setiap hal  yang berhubungan denganmu selama ini bahkan dia tau kau tidak sedang berhubungan dengan seorang pria."
"Kau serius?"

"Ya dengan kata lain dia cinta mati sama ...."sambil menunjuk kearah Carlise. Carlise jadi merasakan kepanikan yang boleh di bilang berlebihan parno nya. "Jadi dia menyuruh orang mengikuti aku dan aku tidak tahu" tidak menyangka Gabe akan bertindak seperti itu.
"Sudah aku tidak mau terlibat lagi jika Gabe bertemu aku dan salah menebak, jangan harap aku akan menggantikan mu. Aku tidak mau terlibat dengan kalian. Seperti orang bodoh aja!"
Carlise hanya bisa mengangguk mengerti.
"Nach, sekarang ceritakan tentang kencanmu dengan Jack Morgan ini!,"
Seperti biasa mereka selalu bercerita tidak ada yang tersembunyi di antara mereka. Yap...semua hal termasuk tentang kiss mereka.
"Wah, seorang Carlise akhirnya benar-benar tidak bisa berkutik dengan seorang Jack Morgan."sambil tersenyum.
"Kau belum tau rasanya. Coba saja nanti ketika kau merasakan apa yang ku rasakan nanti aku akan balik mentertawakan nya."
"Bakal lama aku rasa. Oh, ya Jack itu belum tau kau adalah kembar?"
" Kau mau apa, Cherry? Jangan macam-macam"
"Belum apa-apa kau sudah protektif  dan ingin bertengkar dengan adik satu-satunya imut dan lucu ini?"memasang ekspresi imut
"Tenang saja aku tidak berminat. Paling kalau ketemu dia bakal bingung."
"Uda, mandi dulu lalu kita turun. Mom n dad bentar lagi pasti teriakin kita sarapan."
Weekend memang menyenangkan jika di nikmati dengan santai sambil berjemur di pinggir kolam dan membaca beberapa novel sambil minum jus. Benar-benar weekend yang menyegarkan dan menenangkan. Tapi jangan mengira berjemur versi cherry itu dengan pakaian renang. Melainkan ia hanya mengenakan pakaian casual saja. Cherry memejamkan matanya berbaring di kursi malas menikmati sinar matahari. Seketika itu ada bayangan hitam yang di rasakan di balik matanya yang terpejam. Di lihatnya Gabe sedang berdiri di sampingnya menutupi sinar matahari.
"Halo, Gabriel. Lama tidak bertemu"
"Ku rasa tidak terlalu lama, kemarin kita baru bertemu". Pria itu meletakan kedua tangannya dengan lembut di bahu Cherry dan menunduk untuk mencium pipi Cherry. Ciuman itu sama sekali tidak bisa di bilang romantis, namun saat bibir Gabriel menyentuh pipinya, Cherry merasa pening..dan itu sama sekali tidak ada hubungannya dengan udara panas saat berjemur tadi. Ia harus berusaha keras menahan tangannya untuk tidak bergerak.
"Kalau kau mencari Carlise dia ada di dalam". Ucapnya tanpa melihat Gabe .

Ketika Gabriel menarik diri, dia kelihatan terkejut. Dia tidak menyangka bahwa Cherry yang di pegang nya dan bukan Carlise. Tapi ia merasakan ciuman itu memberi pengaruh yang sama ketika ia dengan Carlise.
"Aku mengira kau Carlise, maaf. Dan senang bertemu lagi denganmu Cherry sudah lama tidak bertemu."ujar pria itu dengan suara dalam.
Bulu kuduk di punggung Cherry berdiri. Maksudnya pria itu mungkin ia senang bertemu dengan Carlise di banding kan dirinya. Seketika rasa nyeri sekonyong-konyong menghantamnya. Ia tidak menyangka  pertemuan ini tidak akan mudah baginya, namun ia tidak menyangka perasaannya saat kecil dulu akan bangkit begitu kuat. Seharusnya ia senang kalau Gabe mengetahui kalau yang di depannya benar-benar dirinya dan bukan Carlise. Tapi kenapa untuk beberapa alasan ia malah kesal.

Ketika keduanya memandang  satu sama lain. Terdengar suara memanggil "Gabriel kau datang kesini?"ucap Carlise
"Ya, dan dengan bodohnya ia mengira aku adalah kau"sambil bangkit dari kursi malasnya dan mengambil buku-buku yang tadi niatnya ingin di bacanya.
Dipegangnya pergelangan Cherry "kau mau kemana?kenapa tidak di sini?kita sudah lama tidak berkumpul bertiga"menatap dalam
Cherry merasa ia harus segera pergi karena jika ia di sini ia takut Carlise mengetahui perasaannya.
"Senang bertemu lagi Gabe. Tapi aku ingat ada yang harus aku kerjakan jadi lain kali kita ngobrol. Sekarang kalian bicara aja dulu.
Gabriel menatap punggung Cherry yang sedang berjalan menjauh.

POV  Gabriel
Dirinya merasa heran kenapa ia ingin Cherry yang duduk disini menemaninya bukan Carlise yang sekarang di sampingnya. Kenapa sekarang gadis yang di depannya ia rasa biasa saja. Ada apa dengannya?"
Apakah sekarang ia mulai keliru membedakan mereka atau kah ia sekarang mulai menunjukkan tanda-tanda playboy?"
Tapi untuk alasan yang kedua tidaklah mungkin karena dari dulu ia menyukai Carlise sampai sekarang biarpun banyak wanita menggelilinginya , selalu menemani di berbagai acara dan pertemuan tapi pikiran dan hatinya selalu bersama Carlise. Ya, semenjak kiss mereka beberapa tahun lalu ia selalu memikirkan Carlise.
Tapi kenapa sekarang berbeda?

Soulmate (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang