chapter 18

139 12 0
                                    

Cherry meninggalkan Gabriel dan Carlise masuk dari pintu samping yang menghubungkan kolam renang dengan ruang dapur. Ia segera mengambil gelas dan mengisinya dengan air dingin lalu meneguk air tersebut. Sambil mengatur nafas akibat pegangan yang tadi Gabe berikan padanya tadi masih menimbulkan efek yang sangat Cherry benci. Ya reaksi itu dia benci kenapa sudah lewat beberapa tahun perasaan ini masih belum hilang juga. Melihat Gabe masih memberikan perasaan yang konyol sekali, ia dulu begitu memuja Gabe dan selalu mengganggap Gabe merupakan belahan jiwanya. Kalau di pikir itu mungkin hanya yang ingin Cherry yakini sampai ketika hari ulang tahun ke 17 mereka semuanya hancur berkeping-keping.
Ia berusaha melupakan kenangan yang tidak menyenangkan itu, ia ingin kembali ke kamarnya tapi pandangan matanya sempat melihat Gabe dan Carlise berbicara dengan serius mungkin menyelesaikan masalah diantara mereka. Dan itu bukan menjadi urusanku biar mereka menyelesaikan masalah mereka.

Carlise menatap Gabriel dengan serius dan menanti reaksi jawaban dari pria yang sekarang di depannya ini. "Kemarin aku pikir kau hanya bercanda denganku Carlise. Kau sudah tau jawabanku kemarin aku sudah mengatakan jelas padamu,aku tidak percaya dengan apa yang kau bicarakan kemarin."Gabriel menatap Carlise dengan tajam
Carlise berusaha memberikan penjelasan "Aku serius Gabriel. Niatmu untuk bertunangan denganku jelas aku tidak bisa...karena hatiku bukan untukmu. Aku hanya menganggapmu hanya sebatas sahabat, kakak tidak lebih."
"Apalagi kita sudah tidak bertemu selama beberapa tahun ini jadi sangat tidak mungkin aku bisa memiliki rasa yang kau harapkan. Dan aku rasa kau juga tidak, mungkin yang kau anggap rasa cinta itu hanya rasa sayang kakak kepada adik karena kau selalu menjaga aku dan Cherry dari para pria playboy. Apalagi boleh di bilang kau dan keluargamu pergi ke kota lain secara mendadak.  Tidakkah kau berpikir itu kemungkinannya hanya rasa bersalahku karena tidak bisa menjaga kita?"
"Tidak mungkin aku salah" tolak Gabriel
"Coba kau ingat dulu ketika teman-teman mu ingin mencoba menjadikan kami kembar taruhan kau sangat marah besar. Kau bahkan menghajar mereka hanya karena rencana mereka ingin menjadikan kami salah satu pacar taruhan mereka. Bagi aku dan Cherry kau seperti kakak yang melindungi kami"
"Tapi jelas...jelas aku merasakannya ketika di pesta ulangtahun mu."
"Pesta??...maksudnya?"raut muka Carlise kebingungan
Gabriel tidak melanjutkan lagi, karena buat apa bahkan Carlise tidak mengingat kejadian itu. Kejadian yang bagi Gabriel begitu istimewa dan spesial karena dengan ciuman itu perasaan Gabriel mengatakan bahwa dia lah pasangan sejiwanya. Karena untuk pria seumur Gabriel gak mungkin ia merasakan cinta ala ala anak muda. Yang ia rasakan benar-benar nyata ketika bibirnya menyentuh bibir Carlise ia merasakan bukan gelora nafsu belaka walaupun dia akui bagi seorang pria ciuman itu membangkitkan gairahnya juga tapi waktu itu ia merasakan semuanya serba pas...tapi apakah hanya dirinya yang merasakan pas dan keserasian itu?
Tapi pertemuan mereka yang sudah beberapa kali juga ia rasakan ia merasa pas dan nyaman. Tapi kenapa sekarang rasa itu hilang, akan tetapi rasa itu ia rasakan pada Cherry tadi. Gabriel larut dalam pikirannya sendiri. Hanya mengangguk ketika mendengar suara wanita dan akhirnya suara teriak kegirangan menyadarkannya "apa yang kau katakan tadi?"
"Kau sudah janji padaku dan menyetujuinya bahwa kita tidak perlu meneruskan pertunangan ini dan kau tidak bisa menariknya kembali Gabriel. Aku sudah merekamnya" sambil memperlihatkan rekaman hp pada Gabriel.

Gabriel hanya bisa menggelengkan kepalanya yang pusing dengan semua ini. Untuk sementara ini lebih baik ia membiarkan apa yang menjadi keinginan Carlise dan ia akan memikirkan apa yang sebenarnya yang ia inginkan. Mereka sekarang terlibat ke percakapan yang santai sambil mengingat masa lalu mereka.
Dering telpon hp Carlise berbunyi dan ia bergerak menjauhi Gabriel sambil memberi isyarat bahwa ia akan pergi meninggalkan nya untuk panggilan telponnya dan Gabrielpun mengganguk. Ia melihat Carlise menghilang dari pandangannya lalu ia bangkit hendak pulang ketika suara seorang wanita memangilnya.
"Gabriel sayang, kenapa tidak ada yang memberitaukan padaku kalau kau datang?"
"Hai, Tante. Aku tadi sudah bertemu Carlise kami sedang memgobrol dan juga sempat melihat Cherry  sepertinya ia sibuk."
"Bagaimana kalau kau ikut makan malam di sini dengan kami?"ajaknya
"Makasih Tante tapi sepertinya hanya ada Tante dan om di sini. Tidak enak jika aku mengganggu kalian berdua"goda Gabriel
"Bagi kami dirimu tidak perna menganggu. Kau sudah bagian dari keluarga ini. Dan kau salah disini bukan Tante dan om saja memang Carlise ijin tadi jadi tidak ikut bersama kami karena ada yang ingin dia kerjakan. Tapi ada Cherry koq dia tidak ada acara karena hari ini weekend"
"Baiklah, aku tidak bisa menolak tawaran Tante apalagi masakan Tante sudah lama tidak aku cicip."
"Kau dan om tunggu saja di ruang keluarga nanti Tante siapkan semuanya baru kalian ke ruang makan.setuju?"
"Sip.."

Perut Cherry sudah berteriak sejak terakhir kali ia membaca buku novelnya yang ke tiga. Ia pun melihat jam kamarnya "pantesan sudah malam. Bentar lagi pasti mom memanggil. Lebih baik aku turun".
"Nona, ini waktunya makan malam. Nyonya sudah memanggil" Cherry menjawab ia akan segera turun.
Ketika Cherry menuruni tangga ia mendengar suara gelak tawa dari arah ruang makan. Dirinya sempat kaget melihat Gabe masih disini dan ia melihat Carlise tidak ada.
"Akhirnya princess dad turun juga, tidakkah kau merasa lapar. Biasa nya sudah mengacak-acak masakan mommy."goda ayahnya dan Gabriel ikut tertawa.
"Dad...aku tidak begitu"kesal dengan celoteh ayahnya
"Mom..Carlise belum turun kah?"
"Dia tidak ikut makan bersama katanya ada yang ingin dia kerjakan."
"Lalu kenapa dia masih disini jika Carlise tidak ada?"menunjuk Gabriel
"Cherry Maureen Maximilian.."tegas ayahnya
Dirinya terdiam jika ayahnya sudah memanggil nama lengkapnya bearti ayahnya tidak suka dengan sikapnya. Cherry pun terdiam ia menarik kursi dan duduk diam.




Soulmate (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang