Maaf kalau update ku agak telat karena mood nulis lagi belum muncul karena banyak tugas yang harus di kerjakan...tapi aku usahakan selalu update buat kalian n thanks bagi yg Uda ikutin ceritaku,,😍😘
POV GABE
Ada apa dengan Carlise? Sepertinya dia seperti sedang memikirkan sesuatu. Apakah ada yang menganggu dirinya? Sekarang saja tanpa ragu dia memutuskan pertunangan,dan terburu-buru pergi lalu meninggalkan seorang Gabriel Dawson Miller, siapa coba yang akan menolak pesona dan lamaran seorang Miller. Akan ku cari tau ada apa dengannya, terakhir kita ketemu di restaurant juga rasanya ada yang lain dengannya. Sebaiknya ku selidiki dulu sebelum bertindak.
Hari ini cuaca sangat panas dan cukup melelahkan kerjaan semua menuntut di selesaikan. Hufttt...semoga nanti aku bisa minta dad cuti setelah semua ini kelar. Carlise berjalan menuju ruangannya.
"Maaf, Miss Maximillan ada orang yang sedang menunggu anda di ruangan"sapa Hailey sekretaris nya
"Seingatku tidak ada janji dengan siapapun jam segini"sambil melihat jam tangannya.
"Tapi tamu nya mengatakan anda pasti senang melihat mereka?"lanjut Hailey
Tanpa mau memaksa otaknya untuk berpikir keras lagi akhirnya Carlise memutuskan untuk masuk melihat sendiri siapa yang sedang menantinya di dalam. Pintunya baru terbuka tiba-tiba terdengar suara yang menyambutnya "Carlise..."Faith langsung memeluknya ketika ia baru saja membuka pintu.
"Daddy bilang kau akan makan malam bersama kami". Jack Morgan terlihat riang ketika berjalan di belakang anaknya yang sedang memeluk Carlise yang agak heran melihat mereka berada di kantornya sekarang ini. Sambil menarik dan merangkul Faith dengan santai "hai"sapanya
Carlise ingin berteriak pada Jack melihat senyum santainya yang lebih menjengkelkan dari rayuannya.
"Kami sekarang tinggal di sini bukankah sudah ku ceritakan bahwa kami punya rumah disini. Dan aku sedang mengurus segala kepindahan sekolah Faith"terangnya tanpa di tanya kehadirannya disini.
Carlise ingin berteriak bahwa ia tidak ada niat untuk makan malam apalagi dengan Jack Morgan tapi ketika kebetulan bertatap dengan wajah Faith yang penuh dengan harap. Kata-kata itu seketika lenyap dari bibirnya. Dengan licik Jack memanfaatkan anaknya untuk mencapai tujuannya. Tapi Faith tidak bersalah dan Carlise tidak mau kekecewaan gadis itu mengusik hati nuraninya.
"Apakah kau siap pergi?" Tanya Faith
Carlise menatap Jack untuk pertama kalinya dengan tersenyum manis. Ia puas melihat bahwa keramahannya mengejutkan pria itu."tunggu aku semenit saja."
Ia berjalan ke mejanya untuk mengambil blazernya dan merapikan berkas yang ada di mejanya. Lalu memberikan instruksi pada Hailey sampai jam pulangnya nanti. Faith sedang menunggu dengan bersemangat, Jack berdiri santai seolah-olah ia tidak berpikir bahwa Carlise mungkin menolak undangan makan malam itu.
"Aku akan mengambil mobilku.."
"Kami akan mengantarmu kesana dan mengikutimubpulang. Kami bahkan bersedia menunggu jika kau mau berganti pakaian, benar tidak Faith?"
"Ya. Aku juga ingin tahu di mana kau tinggal, Carlise."
Dasar Jack.. ia telah mengakali Carlise lagi dengan melibatkan Faith. Carlise telah berencana menyetir mobilnya sendiri ke tempat manapun yang di pilih Jack untuk makan malam supaya pria itu tidak tahu di mana ia tinggal. Tapi tentu saja, pria itu bisa menemukan alamatnya karena siapa yang tidak tahu akan keluarga Maximilian. Namun, yang membuat Carlise kesal pria itu mendapatkan alamatnya dengan mudah hanya mempergunakan anak gadisnya.
"Apakah kau keberatan?"
Tidak menjawab pertanyaan Jack ia melihat ke arah Faith " Aku masih tinggal di rumah kedua orangtuaku, Faith. Dan aku sangat berhati-hati dengan siapa yang aku undang ke rumahku".
"Kenapa apakah akan ada orang yang marah jika kau mengundang orang ke rumahmu Carlise?"tanya Faith
"Iya, Faith akan ada yang marah jika aku mengundang orang sembarangan bahkan ia akan mematahkan kaki orang itu jika ia berani masuk ke rumahku"Carlise terkikih ketika mengingat kejadian ayahnya marah besar akibat kenakalan putri-putrinya.
Jack berhenti dengan mendadak dan jari-jarinya mencengkeram siku Carlise begitu kencang "Kau masih sendiri,bukan?"
Keganasan ekspresi Jack membuat Carlise waspada. Alisnya bertaut dibatas matanya yang menatap tajam membentuk ekspresi merenggut. Ia tidak berani menjawab dengan asal.
"Kurasa itu bukan menjadi urusanmu, Mr. Morgan"jawabnya tenang
"Aku membuatnya menjadi urusanku. Aku ini merupakan kekasih yang posesif dan egois, Carlise. Aku tidak mau berbagi dirimu dengan siapapun."
Carlise hendak membuka mulut, siap meluruskan keadaan tapi suara Faith yang nyaring bertanya "yang mana mobil mu, Carlise?"
Carlise menggeleng kan pikiran, berusaha menjernihkan pikirannya. Segalanya terjadi terlalu cepat dan ia tidak sanggup untuk berdebat sebenarnya ia ingin memberitahu pria pemaksa ini bahwa sikap posesifnya itu konyol apalagi posesif terhadap dirinya. Tapi sepertinya ia tidak punya kesempatan untuk melakukannya.
"Mobilku...hmm..disana. yang warna merah itu"
"Wow keren!merah lagi" Faith memekik dan bergegas menuju mobil yang di parkir itu."bolehkah aku naik mobilmu, Carlise? Boleh ya, Dady? Please?"
"Kurasa seharusnya kau meminta ijin pada Carlise bukan padaku."
Faith berpaling dengan pandangan memohon, membuat Carlise tidak sanggup menolak. "Tentu saja boleh, tapi aku harus mengingatkanmu bahwa siapapun yang naik mobilmu harus memakai sabuk pengaman."
"Itu tidak masalah. Daddy juga menyuruhku memakainya selalu"
Carlise membuka pintu penumpang, lalu berputar untuk membuka pintu pengemudi. Jack meletakan satu tangan si bahu gadia itu dan berkata "mobilku di parkir di belakang sana" dengan gerakan kepalanya. " Tunggu aku di gerbang. Aku akan mengikutimu". Sikapnya itu menunjukkan perintah sopan yang memberitahukan Carlise agar ia tidak berpikir untuk meninggalkan tempat parkir tanpa Jack di belakangnya. Untuk memperlembut perintahnya, jari-jari Jack mengelus bahu Carlise dan sedetik kemudian bibirnya melayang turun ke bibir gadis itu untuk memberikan ciuman keras dan singkat, membuat Carlise terkejut. Pipinya merona dan ia benar-benar lega karena Faith sudah di dalam mobil dan tidak melihat apa yang terjadi di luar mobil. Memaki Jack karena ciuman itu hanya akan menarik perhatian Faith.
Carlise berpaling dan berpegangan pada gagang pintu mobil melihat Jack yang sedang berjalan menuju mobilnya sendiri.
"Kurasa hebat, mobil mu sangat bagus dan mewah, apalagi warnanya merah sangat jarang orang memakainya" antusias Faith menunjukan bahwa ia masihlah seorang anak kecil yang penasaran dengan yang di lihatnya.
Carlise tertawa " kalau begitu nikmati selama perjalanan ke rumahku nanti"
Ia bahkan tidak melihat Jack apakah pria itu ada di belakang mereka tapi ia yakin Jack pasti ada mengikuti.
"Keren sekali rumahmu, Carlise"ketika mereka turun di depan pintu Faith tidak sengaja menyengolnya sehingga tasnya terjatuh. Carlise membungkuk untuk mengambil. "Bagus sekali" suara itu rendah, dan terkesan intim.
Carlise menegakkan tubuhnya dan berbalik menghadap Jack. Pria itu tidak sedang melihat pemandangan ataupun rumah Carlise. Ia memandangi dirinya saat membungkuk untuk mengambil tasnya. "Terimakasih" balas Carlise dengan amarah yang hampir tidak bisa di tahan.
"Kau marah padaku, bukan?"
"Menjijikkan lebih tepatnya"
"Kenapa?"
"Karena tidak ku sangka bahkan seorang pria sepertimu akan mempergunakan putrinya sendiri demi mendapatkan sesuatu."
Kata-kata itu mengena seperti yang di harapkan Carlise, dan menghancurkan ekspresi penuh kemenangan kurang ajar di wajah Jack yang kecokelatan dan mengubahnya menjadi amarah. Sebelum pria itu mempunyai kesempatan entah untuk membela dirinya sendiri atau membalas serangan tersebut, Faith berseru di ambang pintu, "apa kalian berdua tidak mau masuk?"
"Sekarang kami masuk!" Ujar Carlise dengan kegembiraan palsu, berputar cepat ."anggap dirimu di rumah sendiri Mr. Morgan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soulmate (Complete)
RomansaSepasang kembar identik yang memiliki kisah cinta yang cukup membuat pusing orangtuanya. Terkadang cukup untuk mengelabuhi papanya saling bertukar posisi, ada kenakalan ada keisengan dan ada yang 1 menutupi kesalahan yang lainnya. Ikutilah kisah mer...