chapter 9

183 14 0
                                    

Di sinilah dia sekarang waktu sudah menunjukkan pukul 12.30 berdiri di depan gedung bertingkat yang tinggi menjulang sama seperti kantor ayahnya, hanya saja kantor ini lebih berat di masuki karena insiden kemarin. Siap tidak siap akhirnya melangkah lah Carlise memasuki gedung tersebut menuju kantor Jack Morgan. Di depan Carlise di sambut oleh sekretaris nya Jack "Dia memintaku menyuruh Anda masuk segera setelah kau tiba. Apa kau siap miss?tanyanya dengan keperdulian yang di tujukan untuk orang-orang yang sudah pasti mendapat sesuatu yang buruk.
"Ya" jawab Carlise dengan ketenangan yang lebih besardi bandingkan yang ia rasakan. Ia berjalan menuju pintu dari kayu jati yang berat memutar gagang pintu Kuningan. Jack Morgan sedang mencondongkan tubuhnya di atas meja yang lebar, mengamati hasil cetakan komputer yang berserakan di permukaaan meja yang mengkilat."masuklah, Miss Maximilian" ujar Jack meskipun ia tidak mengangkat kepala untuk memastikan siapa yang telah memasuki ruangan itu. Bagaimana pria itu tau bahwa aku yang datang?
"Wangi parfume Chanel mu yang memberitahuku bahwa itu kau."jawab Jack seolah-olah ia membaca pertanyaan yang ada di dalam benak Carlise. Ia menatap gadis itu di bawah alis tebal yang bertaut."silakan duduk".
Jadi pendekatan pria itu ramah, tidak formal. Jack tidak akan menyebutkan parfum Carlise jika dia berniat bersikap formal. Kapan pria itu berada cukup dekat dengan Carlise sehingga tau parfum yang dipakainya. Kedua lutut xvarlise gemetar sewaktu ia menghampiri salah satu kursi kulit di depan meja duduk, dengan sopan menyilang kan kedua kakinya dan menarik bagian bawah roknya.

Carlise membendung kejengkelannya terhadap kekasaran pria tadi semalam dengan bijak. Apa gunanya sekarang ia membuat Jack Morgan marah lagi padanya.pria itu chauvanis kurang ajar yang memandang rendah wanita dan mempunyai mentalitas tak senonoh.
Tidak ada apapun yang bisa ia katakan yang akan mengubahnya. Jauh lebih bijak jika baginyauntuk mengabaikan apa yang telah dibicarakan lelaki itu kemarin malam. Carlise menjaga percakapan mereka tetap dalam batas profesional saja.

Senenitpun berlalu sebelum pria itu menggulung grafik komputer yang sedang di bacanya dan duduk di belakang meja. Anehnya, ia tidak menyuruh seorang bawahannya meneliti statistik membosankan itu, tapi ia sendirilah yang mengerjakannya. Lengan kemejanya yabg putih dan rapi di gulung hingga ke siku. Sepasang manset keemasan inisialnya tertera dengan huruf kecil tergeletak di meja.dasinya yang berpola garis-garis yang di longgarkan dan kancing atas kemejanya di buka. Jas setelannya menggantung di gantungan baju di belakangnya, tapi ia masih menggunakan rompi. Rompi ketat itu menonjolkan. Rompi yang kekat itu menonjolkan bagian atas tubuhnya yang ramping. Ia bersandar di kursinya, mengangkat kedua kaki meja, menghilangkan  pergelangan kakinya sambil menatap  carlise "apa kabarmu Miss Maximillan?
" Aku baik-baik saja, Terima kasih. "Bagaimana Faith? Mr Morgan"
Aku rasa semuanya baik-baik saja setelah aku di usir dari kamar mandi  hanya karena ingin mengecek keadaannya." Jack tersenyum.

Carlise membalas senyum itu dan sedikit bersantai."bagus. Aku kuatir padanya. Aku hendak menelponnya tadi pagi tapi tak tau dimana kalian tinggal."
"Di hotel kami menginap. Kami hanya menyewa suite untuk beberapa Minggu saja." Carlise terkejut dan itu pasti tampak di wajahnya karena Jack melanjutkan "perusajyku berpusat di New york. Kami punya rumah di sana, tapi aku datang kemari hanya untuk mengontrol perusahan cabang di sini. Dan memperbaiki transaksi perjanjian dengan anda tentunya. Sekaligus ku pikir perubahan suasana baik bagi faith. Ia belum ... nyaman...denganku semenjak ibunya meninggal."

"Bukannya Faith harusnya sudah bersekolah?"
"Seharusnya ya, tapi setelah kematian ibunya Faith menunjukan tanda-tanda stres. Pembimbing nya berpokir mungkin lebih baik membiarkanny cuti sebentar. Aku sudah memanggil guru pribadi baginya untuk mengejar ketinggalannya. Baru mulai masuk setelah dia mengembalikan tingkat emosional nya.
"Mungkin kau benar" mengapa Jack menceritakan semua ini padanya? Bukan berarti ia tidak tertarik pada anak itu, yang sepertinya amat bersemangat ingin menyenangkan ayahnya yang agak mengintimidasi. Carlise tersentuh oleh perasaan tidak nyaman yang di rasakan Faith dan terkihat jelas. Tapi, pria sesibuk Jack tidak lazim membuka rahasia kehidupannya kepada orang yang baru saja dia kenal."

"Apakah kau membawa berkas perjanjian yang ingin kita perbaharui Miss Carlise" tanya Jack yang tiba-tiba merubah topik pembicaraan. Apakah pria itu baru saja memanggilnya Carlise?.
" Ya"
"Kau tidak menganggap dirimu perlu menguraikan jawaban singkat itu secara rinci?" Ada kilatan menggoda di mata abu-abu Jack .
"Tidak juga, aku hanya ingin merevisi beberapa point yang ada di map ini."
Sambil mengecek map tersebut Jack mengangguk dan mengucapkan " hanya ada satu hal yang terlewatkan di sini Miss Carlise Maureen Maximilian di sini tidak di sebutkan bahwa kau wanita yang sangat cantik".
Jantung Carlise sudah sejak tadi melonjak dari dadanya dan menyumbat tenggorokannya. Sekarang jantungnya mulai berdebar kencang, menghalangi nafasnya. Carlise mengalihkan tatapannya dari pandangan Jack yang memikat serta menghipnotis dan berkonsentrasi pada keliman roknya.

Ketika ia berani menatap Jack lagi, priabitu juga sedang mengamati keliman roknya, yang memperlihatkan lutut mulus yang di balut stocking nilon. Mata Jack bergerak lebih jauh, mengamati betisnya yang panjang dan indah serta kakinya yang ramping. Carlise tidak berani bergerak. Kepalanya berputar- putar. Apa yang di rencanakan pria itu? Pelecehan seksual? Akankah Carlise mesti memuaskan pria itu demi kontrak nya?

Etiket memaksa Carlise merespon. "terima kasih" katanya parau
" Kembali" jawab Jack lalu berdiri dan mengitari meja untuk bersandar di ujungnya dengan serampangan. Ia terdengar gembira. Apakah pria itu bergerak untuk melumpuhkan Carlise?
"Apakah kau perna berpikir tentang pekerjaanmu?kau sangat cocok di bagian humas setelah kemarin kau menangani putriku?"
Carlise menatap Jack dengan pandangan lurus sesaat lalu menunduk memandang kedua tangannya yang dingin dan lembab " kurasa tidak Mr Morgan. Aku merasa nyaman dan cocok dengan apa yang ku kerjakan. Dan aku ingin segera menyelesaikan kontraknya. Dan memberikannya pada ayahku"
" Begitu ya" Jack memandang sepasang sepatunya yang di semir mengkilat dan mengerutkan dahi. Telpon si luar berdering. Mereka mendengar sekretaris nya menjawab dengan suara lirih. Jika tidak, kesunyian mencekam akan merajalela di ruangan yang ber AC itu.

" Kalau begitu kurasa sebaiknya aku segera merevisi kontrak ini sekarang" katanya dengan memanggil Lisa untuk segera merevisi dan membawakan kembali padanya lalu akhirnya menatap Carlise " sebenarnya, bila kau tetap disini keadaannya akan jauh lebih menguntungkan."
" Lebih menguntungkan? Apa yang membuat keadaan lebih menguntungkan?"
"Merayumu" jawab Tyler sembari menatap tajam Carlise dengan mata abu-abu nya.
Jika Jack tiba-tiba berubah menjadi monster, Carlise pasti tidak akan seterperanjat saat ini. Lama ia tidak bisa bicara, tidak bergerak. Ia bisa merasakan mulutnya menganga dengan ekspresi yang biasanya di tunjukkan orang yang sangat tolol. "Apa?" tanyanya terkesiap.

" Kau tidak salah dengar"
"Tapi aku tak percaya apa yang ku dengar"
"Aku akan merayumu"
" Tentu saja kau tidak serius"
"Aku selalu serius" ujar jack. Lalu seolah-olah hendak memungkiri pernyataan nya sendiri, pria itu tertawa dengan suara dalam dan maskulin suara yang mau tak mau di akuinya terdengar menyenangkan. Meskipun ia masih tercengang karena keberanian pria itu.

" Sepertinya kau terperanjat" ujar Jack. " Kenapa? Kupikir kita bisa menjadi sepasang kekasih yang luar biasa. Usia kita cocok..usiaku hanya mungkin lebih tua beberapa darimu. Aku sanggup memberikan apa yang kau inginkan, tapi pada saat yang sama kau tidak perlu bergantung padaku untuk keamanan finansial. Kita berdua sama-sama terpelajar dan cukup pintar. Sepengetahuan ku tampangku tidak perna membuat siapapun jijik dan aku sudah memberitahumu bahwa menurutku kau cantik. Kita ini ideal dan serasi"

Soulmate (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang