chapter 31

149 15 0
                                    

"apa kau mencoba membuatku mabuk?"tanya Carlise ketika Jack terus mengisi gelas anggur miliknya.
"Bukankah itu yang dilakukan seorang playboy pada gadis, membuatnya mabuk dan telanjang?dan bonus spesial nya ia gadis perawan"
"Sudah dilakukan dan bukan gadis lagi melainkan wanita"
Jack nyengir dan mengamati Carlise dengan pandangan gairah "itu benar"serunya bangga sembari membenamkan wajahnya di rambut Carlise "dan aku sudah mabuk akan kau"
Ciuman mereka lama dan mendalam tanpa mereka sadari, anggur nya mengalir membasahi karpet. Ketika Carlise menjauh ia mendesah "apakah rasanya senikmat itu?"ucapnya terkekeh.
Wajahnya memerah "ya, rasanya nikmat sekali"dengan suara nyaris tak terdengar. "Bagiku juga, Carlise"sambil mengusap pipi Carlise dan merengkuhnya sehingga Carlise bersandar di atas tubuh Jack sembari mengelus lengan dan bahunya.
"Aku kuatir aku akan...yah ..tidak mahir...agak aneh...". Jack menghentikan ucapannya dengan telunjuk jarinya menempel ke bibir Carlise."kau sempurna. Bahkan bisa di katakan kau membangun dinding pertahanan terhadap para pria pemangsa. Dan kau tidak membiarkan hubungan asmara menembusnya untuk seorang yang tepat".
"Kaulah yang menembusnya"
Jack tertawa gembira, lalu merendahkan suaranya hingga serak menggoda "aku suka bila kau bicara erotis". Carlise tertawa, sambil mengibaskan rambutnya ke balik bahunya hanya karena ingin menggoda balik kata-kata Jack dengan sensual dan menggairahkan. Mereka berhenti tertawa dan dengan malu-malu Carlise memalingkan pandangan matanya "Jack, ajar...ajar .aku untuk.....aku ingin menyenangkanmu".

Jack menatap gadis itu dan berpikir bahwa ia sudah memberikan kesenangan terbesar kepadanya. Bahkan ia akan sangat cemburu jika harus berbagi Carlise dengan siapapun. Ia bahkan berpikir ingin menggoda dan mengunci gadis itu hanya untuk dirinya saja.
Bagaimana mungkin Carlise begitu tidak menyadari bahwa ia tidak kurang dalam menyenangkan seksualitasnya? Jack sudah terangsang hanya dengan memandangnya. Payudaranya saja pas dan ia ingin sekali menggoda bagian tubuh yang satu ini.
"Ini akan menjadi pelajaran tersingkat dalam hidupmu. Kau sudah menyenangkanku".kata Jack
"Tapi aku ingin belajar lebih banyak"

Jack menurunkan tubuh Carlise ke bawah dan melumat bibir itu dengan bibirnya, menciuminya dengan kenikmatan melalui lidahnya dan bibir. Bibirnya menjelajahi telinga dan leher Carlise dan Carlise menirunya tapi yang dilakukan gadis itu melampaui yang di ajarkan Jack. Carlise menggunakan lidahnya bagaikan senjata sehingga Jack melontarkan nama Carlise dengan tersendat dan memeluk gadis itu merapat berusaha mengendalikan kendali.

Lalu Jack menggoda dada Carlise sehingga wanita itu merasakan gairahnya kembali memuncak perlahan-lahan. Carlise menatapnya takjub ketika pria itu menurunkan kepalanya ke bantal. Jari-jari tangannya terus menerus mengelus dan merayu gairahnya "Ini juga?"tanya Carlise
"Ya...ya.."
Carlise menatap dada Jack dan mencoba menggodanya dengan mulutnya "aku suka penampilanmu, Jack"
"Sama....ah...sama Carrr...lissseee"
Kenikmatan yang jelas terlihat di berikan Carlise pada jack menuruni setiap tulang iganya terus turun dan turun menuju gairahnya sampai Jack memegang kepala Carlise dan menyebut namanya bagaikan nyanyian.
"Please, Carlise, pleaseeee".
Carlise tahu apa yang diinginkan Jack dan ia memberikannya pada Jack. Kini Carlise terlentang dan ia dan membimbing pria itu ke ambang pintu gairahnya.
"Carlise"meminta persetujuan nya.
"Ya"
Tidak ada lagi diantara mereka siapa yang menjadi guru dan siapa yang menjadi murid. Jack menyatukan mereka berdua. Carlise sedikit berteriak saat penyatuan mereka yang kedua kalinya, akan tetapi Jack berada di ambang kenikmatan ia bergerak menuju pemenuhan terakhir yang memberikan kenikmatan tiada tara. Jack lemas dan menimpa tubuh Carlise "maafkan aku, Carlise. Aku tahu menyakitimu. Aku tidak bermaksud bercinta denganmu lagi dengan secepat ini. Aku tidak mau menyakitimu demi apapun. Maukah kau memaafkan ku?"sedikit menjauhkan tubuhnya tetapi penyatuan mereka masih tetap menyatu di bawah sana.
Carlise menyandarkan kepalanya dekat jantung Jack dan melingkarkan lengannya ke tubuh Jack "aku tidak akan memaafkanmu jika kau berkata seperti itu lagi".
Carlise keluar dari pancuran dan Jack berada di wastafel pinggulnya berbalut handuk wajahnya penuh dengan krim cukur. "Kau tahu bercinta dibawah pancuran adalah pengalaman erotis tapi aku tak tahu caranya mencegah agar kita tidak tenggelam". Jack tidak hentinya bersikap nakal
Carlise tertawa mendengar candaan Jack. Kini mereka sedang mempersiapkan sarapan bersama, tetapi sarapan terlama yang mereka siapkan karena Jack terus menggoda Carlise yang sedang menyiapkan sarapan. Janji Jack tidak akan mengulangi gairah mereka demi kenyaman untuk daerah intim Carlise yang baru saja hilang terlupakan. Mereka sekarang bergumul lagi dengan gairah mereka.
Jack melihat Carlise sudah berpakaian "mau kemana sayang?"
"Aku ...akan membereskan dapur yang tadi kau kacaukan"sambil mengecup kening Jack.
"Panggil aku jika kau butuh bantuan"sambil mencium Carlise balik.

Carlise kembali dan mendapati Jack berkonsentrasi berbicara dengan seseorang di telpon."cari tahu siapa orang yang membuat kekacauan ini. Besok aku ingin semua masalah ini selesai dengan baik."Jack menutup telponnya tanpa sepatah katapun.
"Ada masalah?"tanyanya lembut lalu menyentuh rambut Jack.
"Ya"gerutunya. Ia tersadar ketika Carlise yang sedang bertanya, ia menarik Carlise ke pangkuannya.
"Jangan terlalu dipikirkan"
"Haruskah kita kembali?"
"Aku tak tahu. Ku pikir aku harus lebih mementingkan proyek yang satu ini" ia meremas bokong Carlise.
Carlise mendorong Jack kebelakang dan berdiri dari pangkuannya dan mengambil bantal untuk memukul kepala Jack. Jack melindungi kepalanya dengan lengannya dan tertawa "aku benar-benar berhasil mengerjai mu ya?"
"Kau mau kemana?"
"Menjemput Putri mu"sambil berbalik menengok ke arah Jack "daripada di sini menjadi objek mu itu!"sambil menepuk bokong nya
"Kau pasti akan kembali mendambakanku" teriak Jack
Carlise tertawa saat menutup pintu di belakangnya. Ia berjalan menelusuri jalan bertapak menuju ke rumah keluarga Harper. Mrs Harper menyambutnya hangat "Faith benar-benar menyenangkan. Ia dan Lisa bertukar alamat, ku harap mereka bisa berteman dan bermain bersama lagi. Kami sekeluarga sering berlibur kemari, semoga kita bisa bersama-sama menikmati liburan."
"Ku harap juga begitu. Terima kasih sudah mengundang nya."

Faith semangat menceritakan apa saja yang mereka lakukan sepanjang jalan kembali ke rumah.
"Apakah kau bersenang-senang?" Faith tidak mengerti maksud dari candaan Carlise pertamanya. Tapi kemudian ia memeluk Carlise dan tertawa "ya, tapi aku merindukanmu dan Daddy."
Carlise tersentak dengan pelukan tiba-tiba dan tersenyum mendengar kata yang di ucapkan Faith."benarkah?"
"Ya. Ayah dan ibu Lisa baik, tapi mereka tidak sekeren kau dan Daddy. Ibunya tidak secantik kau."
"Terimakasih, tapi kau benar-benar tidak boleh menilai seseorang berdasarkan penampilan, kau tahu?"
"Aku tahu, tapi itu terjadi tanpa ku sadari". Carlise ingin menanyakan pada Faith apakah keluarga Harper mengetahui hubungannya dengan Jack dan Faith. Akan tetapi terpotong dengan pertanyaan Faith. "Siapa itu ya?" Carlise melihat ke arah yang di tuju Faith sebuah mobil terparkir di jalan masuk melingkar di depan rumah.
Carlise membuka pintu depan dan Faith masuk ke dalam duluan, tapi tiba-tiba Faith berhenti hanya beberapa langkah di depan pintu dan melihat yang di lihat Faith. Seketika itu juga Carlise terpana Jack dan Emma berdiri berdekatan dengan kedua lengan Emma bertautan di belakang kepala Jack. Bagian bawah tangan Jack berada di pinggang Emma. Tubuh mereka merapat dari dada hingga lutut saat mereka berciuman. Setelah mendengar pintu terbuka, Jack menjauhkan tubuh Emma darinya. Wanita itu mengerjapkan matanya hingga ia mengikuti ke arah mata Jack menatap . Matanya beradu dengan mata Carlise terkejut dan merasa bersalah.
"Ooo...hai... Faith" sapa Emma sambil mengusap bibirnya dengan jari sambil menatap Carlise
"Tutup mulutmu!"geram Jack. Carlise..."
"Pergilah ke neraka"cetus Carlise dengan tenang. Ia berbalik dan bergegas menuju kamar tidurnya. Ia berniat pergi dari tempat terkutuk ini sekarang juga, sambil mengemas barang-barang miliknya. Ia muak di permalukan lebih lanjut.

"Carlise, berhenti" Jack memerintahkan. Ketika ia tidak mematuhinya bahkan mempercepat mengemas semuanya dan melangkah keluar. Ia dicegat Jack dibambang pintu dan merenggut bahu gadis itu dari belakang.
"Lepaskan aku" teriak Carlise menggeliat dari kekuatan tangan Jack yang kuat.
"Tidak! Aku tahu apa pikiranmu dan kau salah dan keliru"
"Kau tidak tahu apa yang ku pikirkan"balas Carlise
Ana mungkin aku tak tahu. Aku kenal dorongan daguku yang angkuh dan bahasa tubuhmu yang kaku. Itu artinya kau sudah memutuskan sesuatu dan tidak ada apapun yang bisa mengubahnya. Tapi demi Tuhan, kau akan mendengarkan aku menjelaskan apa yang kau lihat."
"Apa yang kulihat sudah jelas."
Jack mengeram menahan amarah, tapi ia tidak melepaskan Carlise. Di desaknya Carlise ke dinding. Carlise menatap Jack dengan amarah yang tak kalah mematikan.
"Kau mendapatkan apa yang kau inginkan kemarin malam. Rayuanmu berhasil. Jadi sekarang kau akan beralih ke tantangan lain. Bukankah itu hidupmu?tantangan?ku ucapkan selamat. Kau memenangkan permainan denganku. Sekarang lepaskan aku."

Bersambung.....

😘semangattt ....bentar lagi selesai dan senang dech ketika melihat peringkat ceritaku (baru tahu kalau ada peringkat) semoga bisa bertahan. Tq semua,😍😘😘








Soulmate (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang