chapter 26

128 13 0
                                    

Mereka menyantap hidangan makan malam dengan gembira dan berakhir di ruang keluarga sambil bermain dan mendengarkan musik. Awalnya Faith antusias dan semangat akan tetapi matanya tidak bisa di ajak kompromi lagi, Jack menggendong Faith yang tertidur saat mereka sedang menonton menuju ke kamarnya. "Mungkin ia kelelahan sebab hari ini ia ada pelajaran olahraga yang menghabiskan banyak tenaga"jelas Jack sekembalinya dari kamar Faith.
"Jadi sekarang adalah malam khusus orang dewasa"
Carlise menunduk malu mendengar hanya mereka berdua saja yang berada di ruangan ini. "Kemarilah" suara Jack lembut perlahan.
Seperti orang yang terhipnotis, Carlise mendekat padanya. Kedua tangan pria itu mengelus lengan Carlise dan naik keatas sambil memijat bahunya.
"Aku suka dengan rambutmu yang kau gerai ini dan wangi"sambil mencium helaian rambut Carlise.
"Iya kalau tidak ada angin yang meniupnya. Kalau tidak rambut ini akan berantakan"mencoba menetralisir debaran jantungnya.
Kedua tangan Jack bergerak ke punggung Carlise. Jari-jarinya mahir meremas tulang belakang Carlise, dengan tekanan yang seminim mungkin. Pria itu mendekatkan gadis itu perlahan kearahnya hingga tubuh mereka bertemu. Carlise menahan napas saat kejantanan Jack terasa kehadirannya di balik pakaian mereka.
"Kau betul-betul cantik" Jack menundukkan kepalanya dan melumat bibir Carlise di bawah mulutnya.

Denyutan menyiksa mulai muncul jauh di dalam diri Carlise dan ia mengeliat-geliat bersama pria itu, secara naluriah tahu bahwa Jack sanggup meringankan denyutan yang luar biasa ini. Carlise merapatkan dirinya ke tubuh Jack, ia takjub merasakan betapa sempurna kelembutan tubuhnya menerima kekerasan tubuh pria itu.
Jack mengeluarkan ucapan kasar saat melepaskan bibirnya dari bibir Carlise dan membenamkan wajahnya di lekukkan leher gadis itu. Napasnya tidak teratur "Carlise" katanya dengan erangan rendah.
"Jika kau terus melakukannya..."kalimatnya tidak ia lanjutkan melainkan memainkan anting-anting Carlise dan giginya menggigit daun telinga Carlise. Kedua tangan Jack bergerak naik dari pinggang melingkari tulang iga Carlise, "bagaimana menurutmu?"
"Ku pikir" suara nya mulai parau lalu berdehem dan melanjutkan "ku pikir sebaiknya kita bertingkah sebagai orang yang beradab dengan menonton televisi"sambil memperbaiki posisi duduknya. Jack menghela napas sambil menjauh dari gadis itu, ia memberi ciuman cepat di mulutnya. "Kau benar. Baiklah kita tonton televisi saja mungkin disana ada yang lebih menarik perhatianmu daripada diriku ini."Jack merajuk
Carlise tertawa melihat tingkah Jack. Jack menepuk bokong Carlise " Aku berharap wanita yang di depanku ini tau apa yang ku inginkan sekembalinya aku, mengambil anggur di mobil di dalam ember berisi es yang baru saja ku beli saat dalam perjalanan menjemputmu tadi."

Jack meninggalkan Carlise dan ia merasakan kedua kakinya goyah dan gemetar mungkin efek samping dari sentuhan dan mulut Jack setiap kali pria itu menyentuhnya. Carlise bisa merasakan dirinya agak konyol sebab merasakan kebahagiaan yang membumbung tinggi bergelora di dadanya. Ia mendengar Jack tertawa mungkin pria itu juga merasakan perasaan bahagia seperti yang ia rasakan. Carlise mendengar suara tawa yang terbahak-bahak ketika pintu depan terbuka karena penasaran Carlise menghampiri Jack dan ia terkejut melihat seorang wanita berambut pirang yang menggelayuti lengan Jack dengan manja, tubuhnya merapat ke tubuh Jack dengan pandangan matanya menatap tajam dan tidak suka akan kehadiran Carlise.
Bahasa tubuh wanita itu yang menempelkan payudaranya yang terbuka dengan model gaunnya yang hitam melekat di tubuhnya, membusung menggosok lengan Jack  menunjukan pada Carlise bahwa ia lah pemilik pria yang ada di sampingnya. "Jack kau tidak bilang kalau pengasuh putrimu belum pulang, bukankah sudah lewat jam kerja?"

 "Jack kau tidak bilang kalau pengasuh putrimu belum pulang, bukankah sudah lewat jam kerja?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ini adalah Emma wanita yang lumayan menggoda..

"Emma, ia bukan pengasuh Faith. Tapi ia wanita yang sedang aku dekati" sembari melepaskan lengannya, berjalan mendekati Carlise dan berdiri di sampingnya.

"Carlise kenalkan ia Emma Fisher adik dari Gemma istriku. Jadi ia adik iparku"
"Mantan adik ipar"koreksi Emma.
"Senang bertemu denganmu Miss Fisher". Emma tidak menyambut uluran tangan Carlise melainkan ia mendekati Jack. "Tidak kah kau akan menawariku anggur yang kau pegang itu Jack?kau ingat itu anggur kesukaanku." Suaranya seperti orang yang mendesah.
Carlise tidak tersinggung dengan sikap wanita itu karena sudah terlihat jelas bahwa ia tidak ingin berbasa-basi dengan dirinya melainkan hanya dengan Jack. Jack meninggalkan mereka berdua untuk mengambil gelas anggur dan beberapa es. "Kau sudah berapa lama kalian bersama?"tanpa basa basi dan sopan santun sama sekali.

Sebenarnya Carlise malas untuk meladenin perempuan itu tapi tidak ingin memperuncing ia menjawab "belum begitu lama kami kenal karena kerjasama kami."
"Apakah kau sudah tau tentang anak itu?"
"Kalau yang anda maksud Faith, ya aku mengenalnya"Carlise tidak suka mendengar kata anak itu dari mulut  Emma menyebut keponakannya seolah-olah orang asing yang merepotkan.
"Kau seharusnya lebih berhati-hati dalam mengatur hal-hal kecil semacam ini dan dalam mengejar dia sayang, walaupun kau telanjang di depannya ia hanya akan bertekuk lutut padaku. Kami sudah menjadi partner dalam urusan ....kau pasti tau bukan?"ia mendekati Carlise berbicara dengan sensual ingin membuat dirinya mengerti bahwa hubungan mereka berdua istimewa.
"Baguslah!"kata Carlise dengan kemarahan yang hampir tak terkontrol. Dia menatap Emma kesal dan Jack masuk membawa nampan berisi gelas anggur kepada Carlise "Maukah kau minum anggur denganku, Emma?"tanya Carlise sambil mengangkat tangannya yang sedang memegang segelas anggur. "Kenalkan gelasku, ini nona gelas!"
Emma tidak sempat melangkah mundur ketika cairan anggur itu turun membasahi kepalanya meluncur turun ke wajah dan tubuhnya. Matanya terbelalak dan mulutnya mengangga.Dia tidak menduga musuhnya akan membalas serangannya.
"Ohh..ya ampunn, aku memang sangat ceroboh!"kata Carlise dengan manis."aku menjatuhkan nona gelas dan menumpahkan anggurku!"
Emma menelan ludah, dengan keras "aku akan pergi saja" katanya cepat.
Jack menatap Carlise dengan tatapan yang luar biasa terkejut "sebaiknya kau pergi dan kejar wanita bermulut tajam itu daripada disini menatapku"imbuh Carlise dengan kesal.
"Cemburu?" Tanya Jack dengan nada sensual. Wajah Carlise menegang "Aku sama sekali tidak cemburu!" Kedua tangan Jack terentang di punggung Carlise setelah ia meletakan nampan yang tadi di pegang nya. Jack mendekap gadis itu ke tubuhnya. Payudara Carlise menekan dada Jack, sehingga emosi tadi tergantikan dengan panas membara di sekujur tubuhnya. Jack membaringkan tubuh Carlise ke atas bantal di ujung sofa. "Apa kau mau anggur?"tanyanya bibirnya mencicipi bibir Carlise.
"Anggur? Tidak"
"Kau pasti mau sedikit" Jack menegakkan dirinya cukup lama dan mengisi anggur merah setengah gelas. Ia mendekatkan ke mulut Carlise dan memiringkannya hingga setetes anggur itu menetes ke bibir gadis itu. Lalu sebelum Carlise meminumnya, lidah Jack meluncur kesana untuk menjilatinya dari bibir hingga ke dagu Carlise dengan lidahnya yang lembut.
Mereka menjadi mabuk bukan karena anggur melainkan karena satu sama lain dan ciuman bercitarasa anggur. Karena Jack terburu-buru ingin mengosongkan gelas itu, sisa anggur yang ia teteskan ke bibir Carlise mengalir ke pipinya. Jari Jack  menyekanya, ia hendak menjilati jarinya hingga bersih tetapi Carlise menangkap tangannya dan membawa ke mulutnya sembari memperhatikan pria itu dengan mata setengah takut dan ragu-ragu, Carlise mengatupkan bibirnya di jari itu.
"Carlise"panggil Jack dengan parau lalu membenamkan wajahnya di lekukan harum di leher Carlise.

"Apa kau tahu yang sedang kau lakukan? Apa kau tahu gairah yang tersembunyi di balik topeng mu yang dingin itu?" Jack meletakan sebelah tangannya di jantung Carlise yang berdebar-debar, sementara jari-jarinya dengan mahir merayu bukit kembar Carlise.
"Buka kancing kemejaku" desak Jack perlahan

Bersambung

😚😚
Segitu dulu yaa...deg2an niy ...lagi semangat nulis ceritanya nanti aku sambung lagi segera...ikutin terus ceritanya ya 😘😍jangan lupa di vote donk biar tambah semangat nulisnya.thanks...

Soulmate (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang