chapter 22

123 11 0
                                    

Balik nulis lagi...😚senangnya semoga kalian juga senang seperti diriku. 😘😘.pengennya masukin cowo yang memeranin tapi aku masih belum begitu bisa. Maklum bukan ahli teknologi hehehe...

Hasil coba-coba ini pemeran Gabriel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hasil coba-coba ini pemeran Gabriel

Dan ini pemeran Jack. Cocok gak ya?

ceritanya wanita ini yang jadi si kembar dewasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ceritanya wanita ini yang jadi si kembar dewasanya..😍

Ini si Faith little princess Jack Back to

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ini si Faith little princess Jack
Back to ....

Sementara Faith berenang ke samping kolam, Jack berbalik menatap Carlise

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sementara Faith berenang ke samping kolam, Jack berbalik menatap Carlise. "Berapa lama kau telah berbaring di sini dengan baju renang yang kurang bahan itu, membuat orang yang melihatnya membayangkan mimpi sensual?"
Carlise tidak ingin Jack menggodanya dengan kata-kata yang merayu dan membuatnya melupakan kenapa dirinya benci dan marah kepada pria itu. Ia duduk tegak menurunkan kakinya dan bertanya"apa perjalanan mu menyenangkan?"
"Rapat bisnis yang alot dan membosankan"jawab Jack sambil menarik kuncir ekor kuda dan memeras air rambut Faith saat anak itu menghambur ke arahnya.
Carlise memasukkan buku bacaannya ke dalam tas gendong besarnya dan berdiri memakai handuk sebagai selempang di pinggangnya.

"Kau mau kemana Carlise?"tanya Faith air kolam tadi menetes dari dagunya, kulit dan bibirnya sedikit membiru saat ia gemetaran. "Lebih baik aku pulang"sembari membalut Faith dengan handuknya yang ada di kursi.
"Tapi kita kan..."
"Apa rencana kalian" Jack melontarkan pertanyaan itu pada Faith bukan pada Carlise.
"Setelah berenang kami merencanakan ke mal menghabiskan waktu dan makan malam di luar."
"Kedengarannya bagus"cetus Jack sungguh-sunguh."bisakah kalian menungguku berenang sebentar?"
"Tentu!"jawab Faith . Lalu ia melirik Carlise dengan bimbang. "Biasakan, Carlise?".
Jika dirinya menolak menunggu Jack atau pergi makan malam, ia harus menjelaskan pada Faith saat ini dirinya tidak ingin memberi penjelasan apapun akhirnya mengangguk setuju."tentu, itu juga boleh". Mata Jack menatapnya tajam tapi kemudian ia berpaling untuk mengusap dagu Faith sambil berkata, "aku akan segera kembali".

Beberapa menit kemudian, Jack kembali lewat pintu samping dan berjalan ke kolam renang dengan kepercayaan diri dan ketidak pedulian akan dirinya yang hampir telanjang. Celana renang hitamnya melekat sempurna di tubuhnya membuat Carlise memalingkan wajahnya. Jack melakukan penyelaman, membelah permukaan kolam air. Carlise memutuskan untuk duduk di kolam whirlpool di sisi kolam renang itu sambil menunggu. Terdengar Jack dan Faith sedang bermain dan saling menciptakan air dengan semangat. Carlise bersandar di kolam air panas yang bergelembung dan memejamkan matanya menikmati air panas merelaksasi kan otot tubuhnya.
"Aku ingin berada di dalam kepalamu dan melihat pikiran kotor apa yang telah membuat ekspresi wajahmu menakjubkan seperti itu". Mata Carlise terbuka dan ia bingung, terkejut melihat pria itu sudah berada di whirlpool bersamanya ia tidak mendengar Jack masuk. Pria itu duduk di samping Carlise di bawah air dan berbisik "sebenarnya aku ingin berada di dalam tubuhmu__titik."
Carlise berusaha duduk tegak dan hampir oleng oleh kekuatan air yang berputar-putar."jangan kau bicara padaku seperti itu!"
"Kenapa?" Jack tersenyum santai
"Kenapa!"karena diriku tidak berpikir seperti apa yang kau sebutkan tadi! Dan demi Tuhan ada Faith disini, itu alasannya"
"Kita kan hanya berdua di sini"
Carlise memandang sekeliling dengan putus asa dan sadar pria itu berkata benar."kemana perginya putrimu?"
"Ia sedang membersihkan dirinya ke atas karena tubuhnya sudah cukup dingin"
"Lalu kenapa kau sekarang di...ah!apa itu?"
"Tanganku"keberanian Jack membuatnya shock.
"Jack.."ucapannya terdengar seperti seruan manja bukan omelan bagi Jack. Dengan geram iya menggapai tangan yang tidak mau ditangkap.
"Jack, tolonglah. Hentikan"
" kenapa?"tanya pria itu dekat dengan  bibir Carlise.
"Karena...karena.." dalam pikirannya ia ingin mencaci pria ini karena sudah merendahkan dan membuat Carlise berada di bawah kekuasaannya. Tetapi rasanya berlawanan dengan tujuan mulanya ketika jari-jari Jack mengelus lembut pahanya meluncur di kulitnya. Matanya terpejam kepalanya terayun kebelakang. Dirinya tidak bersedia mengakui menyerah pada pria yang sekarang di hadapannya "karena kau tidak boleh melakukannya"menyangkal gejolak batin
"Kau boleh menyentuh bagian mana pun dari tubuhku yang ingin kau sentuh". Kelopak mata Carlise terbuka ia melihat Jack sedang menatapnya, Sebelah alisnya yang tebal terangkat geli dan penasaran sementara bibirnya menahan tawa terkendali. "Apa kau sudah mendapatkan gambaran bagian mana yang ingin kau sentuh?"

Carlise berusaha melawan pria itu. Kekurangajaran Jack membuatnya berang dan semua amarah terpendam telah membara di dalam dirinya mendidih ke permukaan "lepaskan aku" sembari melepaskan diri dari kedua tangan Jack yang masih ngotot tetapi ia berhasil berdiri dan berjalan menaiki tangga kolam yang dangkal itu.  Dan berbalik " mulai sekarang, jangan menyentuhku lagi" cetusnya tegas melingkarkan handuk di tubuhnya lalu ke kamar tidur Faith. Pancuran air menandakan bahwa Faith masih berada di dalam kamar mandi jadi Carlise membilas baju renang nya di wastafel ketika mendengar ketukan di pintu kamar yang tersambung antara kamar Jack dan Faith. Sambil mengumpat lirih, ia membalut tubuhnya yang telanjang dengan kain handuk dan mendekati pintu "ya?"
"Aku kemari untuk meminjam sabun"
"Sabun"
"Ya. Kau tahu benda yang menimbulkan gelembung dan bisa jika terkena air"
Carlise mengabaikan usaha Jack untuk bercanda."memang dimana sabun mu?"
"Jika aku tahu, aku tidak akan meminjam, kan?"
Carlise melangkah ke dalam kamar mandi dimana ia masih bisa mendengar suara Faith yang menyanyikan lagu populer dengan suaranya dan air pancuran saling bersahutan. Di raihnya sebatang sabun yang ada di wastafel lalu di berikan ya pada Jack. Jack bergerak cepat pergelangan tangan Carlise di cengkram kuat dan gadis itu di tarik melewati pintu penghubung dan terlempar ke atas sofa duduk. Jubah Jack terbuka, pahanya yang keras bergerak di atas paha Carlise. Kedua pergelangan Carlise di cengkram kuat di kedua sisi kepala oleh jari-jari lelaki itu. Nafas mereka keras dan cepat di ruangan sunyi itu, sehingga nyanyian Faith hanya terdengar bagaikan gema samar-samar.
"Ayo ceritakan apa yang membuatmu jadi begini"tuntut Jack.
"Biarkan aku berdiri"
"Enak saja. Tidak akan ku biarkan hingga aku tahu apa yang mengusikmu"
"Aku tidak mengerti maksudmu"
"Tidak mengerti?aku tahu ada sesuatu yang salah saat aku meneleponmu sebelum pergi, tapi aku tidak punya waktu mendesakmu saat itu. Sekarang aku sudah kembali dan kau segalak landak berduri menyerangku dengan kata-kata tajam setiap kali matamu menatapku. Aku ingin tahu alasannya"
"Tidak ada masalah apa-apa" Carlise menyatakan dengan berapi-api dan kembali berusaha melepaskan diri. Cengkraman Jack malah semakin kuat.
"Kalau begitu kau pasti ingin menciumi sebesar keinginanku menciummu"
Bibir Jack melumat bibir Carlise dengan keras dan mendesak. Gadis itu menahan diri, merapatkan rahangnya menolak memberi respon pada gairah yang di bencinya, yang sekarang ini malah sedang menerpa tubuhnya.
Jack mengangkat kepala dan menatap mata Carlise yang bergejolak."oke, lady kau keras kepala. Kau ingin di bujuk, aku tidak akan mengecewakan mu"
Ia menurunkan kepalanya dan menggigit kulit di sisi leher Carlise. Rambutnya sendiri bagaikan elusan sutera saat ia menggerakkan kepala lebih rendah lagi dan bersandar di dada gadis itu. Ia mencium hingga kebagian bawah lengan Carlise."aku merindukanmu, meskipun kau keras kepala. Tapi aku merindukanmu"

Soulmate (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang