Chapter 7

5K 520 96
                                    

Dua hari kemudian Jimin sudah sembuh dari demamnya, berkat Taehyung yang sangat telaten merawatnya, meski sekarang masih belum sembuh total karena Jimin sedikit sulit untuk meminum obat. Taehyung merasa senang atas itu, tapi sayang, kekesalannya semakin bertambah karena tingkat menyebalkan, menjengkelkan Jimin juga ikut bertambah. Maklum, minggu ini kakak kelasnya sedang melakukan Ujian Nasional, jadi mereka diliburkan. Tapi, ada yang Jimin tak suka dari liburan kali ini, selain membosankan, ada yang lebih menyebalkan yaitu tugas yang selalu datang bergiliran tanpa jeda. Mungkin guru-guru Jimin berniat mengurangi rasa bosan murid-muridnya dengan memberi banyak tugas. Baik sekali.




"Hyung!" seru Jimin kesal.

"Tak usah berteriak bisa tidak sih?! Aku ini ada di sampingmu!" sahut Taehyung kesal. Bagaimana tidak, ia tepat berada di sebelah Jimin yang sedang mengerjakan tugas di laptopnya.

"Hehehe, siapa tahu kau tak dengar," ujar Jimin sambil terkekeh kecil.

"Aku tak tuli," jawab Taehyung masih dengan nada kesal.

"Iya iya, maaf deh."

"Ah, hyung. Ini bagaimana cara mengerjakannya?! Aku tak bisa!" keluh Jimin bingung.

"Mana ku tahu," jawab Taehyung acuh dan kembali mengerjakan tugasnya sendiri.

"Bodoh!" cibir Jimin dan langsung mendapat geplakan sayang dari Taehyung.

"Jangan mengumpati hyungmu atau kau tak akan mendapat jatah makan!" ucap Taehyung memperingati Jimin.

"Lalu apa gunanya kau sekolah hingga kuliah kalau tak bisa mengerjakan tugasku?!" sewot Jimin.

"Yak! Kau pikir aku sekolah hingga kuliah hanya agar aku bisa mengerjakan tugas-tugasmu, begitu?!" ujar Taehyung tak terima.

"Setidaknya kau tahu sedikt!" sahut Jimin.

"Huwaa!! tanganku pegal! Aku ingin tidur!!" teriak Jimin dengan nada sedih yang dibuat-buat.

"Berisik, Jimin!" tegur Taehyung sambil menutup telinganya.

"Tinggal tidur saja apa susahnya sih?! Lagipula ini sudah malam," sambung Taehyung kesal.

"Tak bisa! Deadline nya besok pagi jam tujuh!" sahut Jimin antara sedih dan kesal.

"Kau baru sembuh, Jimin. Tidur sekarang! Memangnya kau mau demam lagi dan meminum obat itu?!"
Jimin mencebik kesal kemudian menaruh laptop serta buku-bukunya di meja belajar dan kembali menaiki kasur lalu menarik selimutnya.

"Lalu, kenapa kau masih di sini?!" tanya Jimin sewot.

"Kau mengusirku?!" protes Taehyung.

"Iyalah! Suara tombol laptopmu mengganggu tidurku!" jawabnya ketus.

"Hhhh, ok aku keluar!" kata Taehyung menyerah sekaligus kesal.

"Hmm," dehem Jimin.

"Eoh hyung, jangan lupa bangunkan aku pukul lima pagi," ujar Jimin dibalas anggukan oleh Taehyung sebelum keluar dengan laptop dan berbagai kertas yang ia bawa dengan susah payah.








Beberapa menit setelahnya terdengar dengkuran halus dari Jimin. Ia tidur lelap karena kelelahan sampai-sampai ketika Taehyung kembali masuk ke kamarnya, ia tak terusik.

"Dasar bayi bongsor!" cibir Taehyung menggerutu ketika melihat posisi tidur Jimin yang seperti bayi. Ia menghampiri Jimin dan memijit pelan tangannya. Ia tahu, tangan Jimin pasti pegal-pegal karena seharian ini ia terus menulis dan mengerjakan soal di laptop. Jadi, sebagai hyung yang baik, ia rela memijat tangan sang adik yang sedang terlelap.

Me VS Hyung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang