Chapter 14

3.7K 449 91
                                    

"Atau jangan-jangan Taetae hyung terkena penyakit mematikan?" Jimin dan Jungkook spontan melotot bersama setelah Jimin berucap seperti itu.


Tak!


Tak!

Jimin dan Jungkook mengaduh bersamaan setelah kepalanya dipukul oleh seseorang.

"Bicaramu, Kim. Hyung ini tak penyakitan!" itu suara Taehyung. Ia baru saja kembali dari dapur untuk menaruh pesanan Jimin dan langsung menghampiri kedua orang berbeda usia itu yang sedang berbicara dengan serius.

"Hyung, kapan kau pulang?" tanya Jimin bingung setelah Taehyung berhasil duduk di antara mereka berdua.

"Beberapa menit yang lalu," jawab Taehyung malas sambil memakan camilan Jimin.

"Besok-besok hyung akan membelikanmu CD kartun yang banyak agar otakmu tak terkontaminasi oleh drama-drama melankolis lagi," ujar Taehyung sambil melirik tajam Jimin dan Jungkook.

"Ke-kenapa?" tanya Jimin ragu.

"Kau itu terlalu banyak menonton drama sampai-sampai perubahanku pun kau permasalahkan. Berpikir kalau aku penyakitan pula!" kesal Taehyung.

"Kau itu aneh, hyung. Dan akhir-akhir ini keanehanmu semakin bertambah. Bagaimana bisa aku tidak curiga seperti ini?" sahut Jimin sambil menatap Taehyung.

"Memangnya salah ya kalau hyung bersikap seperti ini?" tanya Taehyung dengan nada dan air muka yang sedih. Jimin dan Jungkook lantas saling melempar pandang dan beralih menatap Taehyung heran.

"Bukan begitu, Kim Tae. Mungkin Jimin belum terbiasa saja dengan sikapmu," celetuk Jungkook agar suasananya tak canggung lagi.

"Hm, tak apa. Oh ya, mandu dan es krimnya sudah ada di meja makan. Kalian bisa memakannya sekarang, aku mau ke kamar dulu," ucap Taehyung dan segera beranjak dari sana.

"Apa dia marah?" tanya Jungkook sambil menatap kepergian Taehyung.

"Entah. Aku lapar, jadi aku ingin memakan otaknya yang bermasalah itu," sahut Jimin dengan bibir yang dimajukan.

"Ya sudah, ayo makan otak hyungmu itu," balas Jungkook sambil menarik pergelangan tangan Jimin.















Taehyung mendesah lelah. Hari ini mood nya sedang tak baik, ditambah lagi ia menerima kabar dari orang tuanya bahwa mereka akan pulang minggu depan. Oh, harusnya dia senang, tapi kenapa ia malah merasa kesal? Bahkan hampir saja ia meminta orang tuanya agar tak pulang. Untungnya ia masih mengingat wajah Jimin, jadi ia tak sampai hati menolak kepulangan orang tua mereka. Jiminnya sudah sangat rindu dengan mereka.

"Hyungie~" lirih Jimin diambang pintu meski hanya kepalanya saja yang menyumbul.

Taehyung yang mendengar lirihan Jimin segera bangkit dari tidur terlentangnya.

"Ada apa?" tanya Taehyung datar.

Jimin memasang wajah cemberut dan berjalan menghampiri Taehyung sambil memilin ujung bajunya sendiri untuk mengusir rasa ragunya. Ia berdiri tepat setengah meter di depan Taehyung.

"Eum, kau tak marah tentang yang tadi kan?" tanya Jimin sambil menunduk dan mengintip lewat ekor matanya.

"Marah? Untuk apa?" tanya Taehyung heran sambil menarik Jimin untuk duduk di sebelahnya.

"Hyung, kau... Kenapa?" tanya Jimin terdengar seperti cicitan.

"Memangnya aku kenapa?" Jimin menghela nafas lelah karena Taehyung tak menjawab pertanyaannya dengan benar dan lebih memilih untuk balik bertanya dengan wajah bingungnya.

Me VS Hyung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang