Chapter 8

4.2K 489 163
                                    

"Hiks hiks hyung," Jimin masih terisak sambil memeluk Taehyung erat dari samping kiri.


"Berhenti menangis, Kim Jimin. Hidungmu sudah seperti tomat," ujar Taehyung malas.

"Tak bisa berhenti hiks hiks. Sakit hiks," sahut Jimin pun dengan isakan yang masih mengiringinya.

"Makanya kalau mau turun itu hati-hati. Dasar ceroboh," ujar Taehyung sambil mengelus punggung adiknya.




Jadi, ketika tadi pagi Taehyung muntah-muntah, Jimin langsung turun dengan tergesa. Hingga tanpa sadar, salah satu kakinya terlilit selimut, akibatnya ia terjatuh sampai lututnya membiru, untung saja tak sampai terkilir. Taehyung yang mendengar teriakan Jimin pun segera berlari tunggang langgang setelah membersihkan area mulutnya.

"Hiks aku kan khawatir karena hyung muntah-muntah hiks," sahut Jimin tak terima karena dikatai ceroboh.

"Jadi kau mengkhawatirkanku eoh?" goda Taehyung membuat Jimin kesal sampai-sampai bibirnya dimanyunkan.

"Kalau hyung sakit aku tak bisa makan dan menyuruh hyung ini itu," Taehyung mencebik kesal sambil memukul kepala Jimin pelan.

Jimin mengaduh sambil mengelus kepalanya sayang. Kini tangisnya pun sudah berhenti.

"Jangan minum kopi lagi ya, hyung. Jangan sakit juga," lanjut Jimin sambil mendongakkan kepalanya menatap manik Taehyung.

"Iya iya, hyung tak akan sakit untukmu. Kau juga jangan sakit lagi," sahut Taehyung sambil mencubit hidung merah Jimin gemas.

"Karena hari ini kita belum makan dan hyung sedang malas memasak, bagaimana kalau kita pesan delivery saja?" ucap Taehyung sambil mengotak-atik ponselnya.

"Hum, tumben sekali kau malas memasak. Biasanya kau juga ingin aku memakan masakanmu yang banyak gizinya itu," cibir Jimin sambil menaikkan satu alisnya.

"Karena hyung sedang baik, jadi hari ini kita makan makanan penuh micin kesukaanmu itu yang katanya enak."

"Memang enak! Tak usah seperti itu, awas saja kalau ketagihan!" ketus Jimin.

"Iya iya," sahut Taehyung sambil merotasikan bola matanya malas.











Sekarang mereka sudah ada di meja makan untuk menyantap beberapa makanan yang tadi Taehyung pesan. Lumayan enak, Taehyung rasa ia akan memesan sesekali tentunya tanpa sepengetahuan Jimin. Bisa-bisa ia diledek Jimin kalau adiknya itu tahu.

"Hyung, nanti malam kita pesan makanan lagi?" tanya Jimin setelah selesai mengunyah ayam goreng pedasnya.

"Eum, sepertinya iya. Hyung sedikit tak enak badan," sahut Taehyung sambil menganggukkan kepalanya.

"Tunggu sebentar," kata Jimin sambil berdiri secara perlahan dan berjalan ke ruang tengah untuk mengambil sesuatu.

"Untuk apa?" tanya Taehyung heran ketika Jimin kembali dengan kotak P3K.

Jimin mengambil plester penurun panas dan mengecek dahi Taehyung.

"Kau sedikit pucat juga sedikit panas. Seperti kau demam, hyung, jadi aku tempel saja plester ini," ujar Jimin sambil menempelkan plester ke dahi Taehyung. Taehyung yang diperlakukan seperti itu pun hanya tersenyum senang sambil mengunyah makanannya dengan tenang. Ya walaupun dia tahu kalau plester di dahinya tak mungkin manjur, kan itu plester untuk anak-anak.

"Sudah." ucap Jimin dengan senyum bangga.

"Adik manis," celetuk Taehyung dengan senyum kotaknya. Jimin tentu saja mendelik tak suka. Kan sudah Jimin katakan kalau Jimin itu tampan. Tampan!

Me VS Hyung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang