Chapter 23 (END)

4.6K 387 94
                                    

Satu minggu setelah Taehyung sembuh. Semua berubah secara perlahan. Nyonya Kim dan tuan Kim lebih banyak menghabiskan waktunya di Seoul. Jimin yang mulai nyaman kembali berada di dekat kedua orang tuanya. Hal itu membuat rencana Taehyung sedikit goyah. Haruskah ia pergi ke London untuk memulai hidup baru dengan Jimin seperti yang ia mau sebelumnya? Atau menetap dengan kepastian palsu?

"Hyung!" seru Jimin membuat Taehyung yang sedang diam melamun sambil bersandar di headboard terlonjak kaget.

"Jangan berteriak seperti itu, Jimin!!" tegur Taehyung pelan.

"Maaf, habisnya kau melamun," ujar Jimin sedikit kesal.

"Hyung, apa ada yang mengganggu pikiranmu akhir-akhir ini?" tanya Jimin sambil merebahkan badannya di sebelah Taehyung.

"Tak ada," sahutan Taehyung membuat Jimin mendongak sehingga maniknya bertemu dengan manik elang milik Taehyung yang masih di posisi awal.

"Benarkah?" Jimin bangkit dan ikut bersandar di headboard sambil menatap Taehyung penuh selidik.

"Hm," angguk Taehyung mantap.

"Jimin," panggil Taehyung.

"Ya?"

"Lusa kita akan ke London," ucap Taehyung sambil menatap lurus ke depan.

"Benarkah?! Apa kita akan liburan di sana dengan eomma dan apa, hyung?!!" tanya Jimin antusias.

"Bukan, kita akan tinggal di sana. Hanya berdua," Jimin sontak melebarkan matanya tak percaya.

"Kenapa hanya kita berdua?" tanya Jimin bingung.

"Karena di sana kita akan memulai hidup baru dan bahagia bersama tanpa ada rasa sakit atau rindu."

"Andwe! Aku tak mau!" tolak Jimin.

"Kau harus mau, Jimin!" tegas Taehyung tanpa sadar.

"Aniyo! Aku ingin di sini saja dengan eomma dan appa! Tak mau di sana!" Jimin tetap tak setuju.

"Kau mau mengharapkan mereka yang bisa saja meninggalkanmu bertahun-tahun lamanya?" tanya Taehyung dengan senyum remehnya.

"Eomma dan appa sudah berubah!"

"Tapi tak menutup kemungkinan kalau mereka akan berubah lagi setelah aku benar-benar sembuh kan?"

"Hyung egois!"

"Mereka yang egois! Mana ada orang tua yang menyepelekan anaknya!"

"Pokoknya aku tak mau!" tolak Jimin lagi.

"Jangan membantah, Kim Jimin!!" bentak Taehyung membuat Jimin tersentak.

"Hyung jahat! Hyung bilang tak akan lagi seperti ini, nyatanya sekarang apa?! Hyung egois!" seru Jimin sambil menangis dan segera pergi dari kamar Taehyung.

Taehyung membuang nafas kasar dan mengusak rambutnya frustasi. Apa kali ini langkahnya salah? Ia hanya ingin semuanya baik-baik saja. Kenapa rasanya sulit sekali?







Keesokan harinya, Jimin menghindar dari Taehyung dengan cara menyibukkan diri di kamar atau bergelayutan manja dengan eommanya. Taehyung mengalah dan lebih memilih untuk duduk di gazebo belakang rumahnya sambil menyibukkan diri dengan ponselnya meski sebenarnya tak ada hal penting dalam benda pipih itu.

"Apa pekerjaan kantor sangat menyita waktumu sehingga kau lebih memilih bermain ponsel di sini dari pada bersama dengan adikmu, Tae?" Taehyung mendongak sebentar sebelum akhirnya kembali sibuk dengan ponselnya.

"Apa kau sudah mempersiapkan keperluanmu untuk dibawa ke London?" tanya tuan Kim ragu.

"Kalau sudah, kenapa?" Taehyung balik bertanya dengan wajah datar yang menghadap tuan Kim.

Me VS Hyung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang