"Hyung, jadi orang dewasa enak tidak?"
Sore itu Jimin bertanya ketika Taehyung sedang mengerjakan tugas kuliahnya. Ia segera memutar tubuh agar menghadap sang adik langsung yang sedang duduk di tepi ranjang.
"Kenapa bertanya? Kau juga akan merasakannya nanti," sahut Taehyung heran.
"Karena itu aku bertanya padamu. Aku ingin tahu bagaimana rasanya menjadi orang dewasa, pasti enak. Tak bersekolah, tak perlu pusing-pusing memikirkan tugas dari songssaenim, juga tak disuruh-suruh lagi oleh kalian para orang tua," ujar Jimin terlihat senang.
"Heh! Begitukah? Malah hyung ingin kembali ke masa kecil sepertimu. Menjadi orang dewasa itu tak semudah yang kau bayangkan, Jiminie. Kau harus memikul beban dan tanggung jawab yang lebih berat lagi. Kau harus mulai menata pola pikiranmu agar bisa menuntunmu ke arah yang lebih baik dan bisa diandalkan, kau harus bekerja keras untuk masa depanmu," jelas Taehyung. "Kau juga harus bertanggung jawab atas anakmu dan keluarga kecilmu ketika sudah menikah nanti. Apalagi kau ini lelaki, tugasmu akan jauh lebih berat dari seorang perempuan karena kau yang bertanggung jawab atas mereka. Tak boleh bermalas-malasan dan suka mengeluh, apalagi kurang disiplin waktu," lanjutnya dengan senyum tipisnya karena melihat wajah polos Jimin yang terlihat kebingungan.
"Kalau begitu aku tak mau dewasa!" kata Jimin dengan bibir mengerucut. Pokoknya ia tak mau menjadi dewasa. Akan sangat merepotkan untuk Jimin yang masih suka bermalas-malasan.
"Aih, tadi kau ingin cepat-cepat dewasa. Kenapa sekarang tak mau?" heran Taehyung dengan satu alis yang dinaikkan.
"Tak mau pokoknya. Aku kan masih ingin bermain game dan tidur sepuasnya, tak mau bekerja. Itu melelahkan dan merepotkan," opininya dengan pipi yang dikembungkan.
"Hahaha, kau ini ada-ada saja. Tak usah khawatir, kau masih bisa melakukan kesenanganmu dengan teman sepekerjaanmu atau anakmu. Ketika dewasa nanti kau punya anak, rasa lelah setelah bekerja pasti akan hilang hanya dengan melihat senyumnya."
"Benarkah? Kalau begitu, apa eomma dan appa juga senang kalau kita menyambutnya di malam hari setelah mereka selesai bekerja?" ujarnya antusias, namun setelahnya ia menunduk sedih.
"Bahkan aku jarang sekali melihat mereka," gumamnya lirih sambil menunduk.
Taehyung yang semula duduk di kursi belajar Jimin segera menghampiri sang adik yang masih terduduk lesu di tepi ranjang dengan kepala menunduk.
"Eomma dan appa kan bekerja untuk kita. Pasti ada saatnya bagi kita untuk menghabiskan waktu bersama dengan mereka," ujar Taehyung sambil memegang tangan mungil Jimin dengan berjongkok di bawahnya.
"Sudahlah! Lebih baik sekarang kita belanja. Hari ini aku akan mengizinkanmu membeli banyak micin kesukaanmu, kaja!" Jimin tersenyum dan mengangguk.
Setelah mereka bersiap, Taehyung langsung menyambar kunci mobil dan tak lupa mengunci pintu rumahnya.
...
"Hyung, aku ambil ini!" kata Jimin riang.
"Tidak! Taruh lagi," ucap Taehyung tegas membuat Jimin mengembalikkannya lagi dengan wajah masamnya.
"Ini!" ia kembali berujar antusias.
"Tidak, Jiminie. Ini saja," Taehyung kembali menolak dan menawarkan biskuit gandum pada Jimin.
"Hyung, aku ingin ini bukan itu!" kesal Jimin ketika Taehyung lebih memilih untuk mengambil biskuit daripada camilan.
"Ini lebih sehat karena ada tepung gandumnya," ujar Taehyung tanpa melirik Jimin, ia masih fokus memilih makanan lainnya daripada meladeli sang adik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me VS Hyung ✔
FanfictionPunya hyung tampan itu susah, Start : 23-01-2020 End : 29-09-2020