-2-

57 1 0
                                    

Aku terlonjak bangun, mataku masih terasa berat sekali, dadaku naik turun, serasa sudah berlari maraton saja.

"mimpi dia lagi" gumamku.

Kupandangi laki-laki yang tidur di sebelah ku, suara dengkurannya halus berirama, dia yang telah menemaniku dalam satu rumah selama seminggu ini, sampai sekarang aku tak menyangka aku akan menjadi istri laki-laki yang sekarang mulutnya sudah agak menganga dan  kedua tangannya sudah diangkat ke atas kepala, rupanya tidurnya sangat pulas.

Laki-laki di sebelahku ini adalah suamiku, Mas Reyhan , yang 5 bulan lalu masih menjadi bosku dan aku hanyalah sebatas karyawan di kafe kepunyaannya, entah bagaimana caranya aku dapat menaklukkan hati bos cuek dan judesku ini. Tiba- tiba saja dia datang kepadaku saat aku sedang mencuci piring di wastafel pojok dapur kafe ini, memberi ku sebuah cincin berlian dan mengakatan " 5 bulan lagi aku akan melamar mu, bersiaplah mulai dari sekarang"

sungguh aku sangat terkejut dengan hal yang dilakukannya , padahal sebelumnya aku selalu marah dan mengumpat dalam hati karena dia sering memarahiku tanpa sebab beserta dengan rekan kerja yang lain, aku takkan menyangka dia akan bisa serius membangun hubungan denganku, pernikahanku bahagia selama seminggu ini,

sejak Mas Reyhan memberiku cincin waktu itu aku sama sekali tak pernah bermimpi tentang dia, dia yang kucinta selama ini, tapi entah kenapa aku memimpikannya lagi, memimpikan hari- hari bersekolahku zaman SMA dan sakit hatiku melihat dia bersama pacarnya.

"bagaimana kabarmu? dimana kamu sekarang?

"apa kamu sudah menikah?

"semoga kau masih mengingatku, wanita bodoh yang tak pernah berani mengakui kalau dirinya sangat mencintaimu"

Aku meraba cairan yang terasa mengalir di pipi ku, aku menangis? BODOH sekali, aku bahkan masih mengingatnya saat diri ini berada di samping suami yang sangat mencintaiku.

_____________

Mas Reyhan datang ke meja makan dengan setelan jas yang sangat rapi.

"selamat pagi sayang"

"selamat pagi mas" balasku dengan senyuman manis.

Aku langsung menyiapkan piring dan mulai menata roti dan selai kacang di atasnya. Dia tersenyum lalu mengakat jempolnya "istriku memang pandai memadukan segala bahan makanan, tak rugi memang kupekerjakan kamu di kafeku dulu" cengirnya.

" halah.... mas gombal, berarti sekarang ini aku sedang bekerja di rumahmu, begitu? baiklah dulu aku seorang karyawan dan sekarang aku seorang pembantu" cemberutku padanya.

Dia hanya tertawa dan mengambil tanganku dan menariknya, dia langsung mencium puncak kepalaku dan tersenyum kembali.

"aku pamit ya sayang , sekarang peresmian kafe cabang kita yang di Bekasi dan mengecek keuangan di 35 kafe kita di Pulau Jawa ini, mungkin aku akan pulang esok"

" baik mas, jaga diri dan kesehatan, semoga perjalanan dan kegiatanmu berjalan lancar ya mas"

"aamiin sayang"

Lalu ia keluar rumah dan sopir sudah menunggu di depan.

kembali dia menciumku di kening dan melambaikan tangannya sembari masuk ke dalam mobil.

"hhhhhhhhh" aku menghela nafas panjang melihat mobil putih itu perlahan keluar gerbang dan kembali menjalankan rutinitasku sebagai istri rumah tangga,( yaiyalah kawin baru seminggu mana mungkin ada anak, berarti aku belum pantas menyandang gelar ibu rumah tangga). heheheh.......

-

Badanku terasa remuk sekarang, pekerjaan rumah sudah selesai ku kerjakan semua.

Sekarang aku ingin mandi dengan air hangat ditemani jeruk hangat agar bukan badanku saja yang merasa tenang, tetapi tenggorokan ini harus merasa nyaman, maklum istri - istri rempong , bersihin rumah sambil memutar lagu masa remaja ku dan menyanyi seakan hanya aku yang menetap di bumi ini.

-

Sekarang aku bingung harus melakukan apa, biasanya sore begini Mas Reyhan akan mengajakku jalan -jalan ke taman atau paling hanya pergi menonton film terbaru di bioskop hingga maghrib tiba.

"apa aku pergi ke supermarket saja ya" galauku, jujur aku sangat bosan tidak ada Mas Reyhan di sisi ini, huekkkkk lebay banget ya gueh. wkwkwk.....

Akhirnya aku memutuskan keluar rumah, saat aku membuka pintu " nyonya  mau kemana? saya akan siapkan mobil" kata sopirku sambil menunduk.

" bapak istirahat saja, saya akan berjalan kaki ke supermarket sebentar".

"jangan nyonya, nanti tuan marah kalau beliau sampai tau nyonya keluar sendiri" wajahnya nampak khawatir,

" tenang saja pak Harjo, sebentar saja oke, tak usah khawatir selagi kita tidak bersuara, kita aman" kedipku. Pak Harjo kemudian tersenyum dan menunduk kemudian kembali ke basecamp nya bercama pak Jon, satpam di rumahku.

-------------------

Belanjaan ini sangatlah berat, hingga aku kewalahan membawanya.

"sial mana lagi 3 detik nih" gerutuku melihat lampu merah yang akan berubah menjadi hijau sebentar lagi.

"Bagaimana aku bisa menyebrang zebra cross ini selama 3 detik? tapi tanggung sedikit saja aku akan meraih sisi jalan", aku mempercepat langkahku.

Sial.... Lampu hijau menyilaukan mataku, suara klakson mobil bersahutan memintaku segera menepi, aku kemudian mengambil ancang-ancang untuk berlari, hatiku merasa tak enak, ku lihat sebelah kiriku ada mobil putih melaju dengan kencangnya.

dan,

"BBRRRAAAKKKKK"

aku merasa tubuhku terlempar, entah bagaimana nasib belanjaanku. Sayup- sayup ku mendengar orang berteriak di dekatku , kulihat dengan samar banyak orang berhamburan ke arah ku, tapi segera saja pandangan ini gelap, telinga ini mendengung. Aku tak sadarkan diri.

------------------------------------------------------------

MENEBUS DOSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang