Saat ini aku sedang di meja makan berdua dengan Mas Reyhan, tiap hari hubunganku dengannya semakin akrab selaknya saudara kandung,
Aneh.....
Padahal dulu dia orang yang paling ku benci di kafe, karena sikapnya yang cuek dan mudah marah, tapi sekarang aku tak menemukan diri dia sewaktu dulu, semuanya berubah, dia sangat baik terhadapku.
"mungkin inilah sikap asli dari Mas ku ini" kata ku dalam hati.
"kenapa bengong?" kata Mas Reyhan membuyarkan lamunanku.
"ng..nggak apa apa" jawabku sambil merapikan duduk ku dan melanjutkan makan.
Kulihat nasi goreng yang ada di piring Mas Reyhan habis.
"mas nambah?" kataku
"cukup, aku sudah kenyang" katanya lalu berdiri menghampiri ku , lalu mengambil piringku yang isinya sudah habis ku makan.
"eeh.. eh,.. mas mau ngapain ini?" tanyaku heran
"cuci piringlah" jawabnya santai.
" astaga, gak usah, sini biar aku saja" kataku sambil menarik piring itu ke tanganku.
Dan akhirnya piring itu berhasil ku rampas.
Tetapi...
"PRANKKKKKK"
semua jatuh. Mas Reyhan membelalakkan matanya, dia teramat terkejut. " kamu ini bagaimana sih, sudah aku bilang aku saja yang nyuci, ini kamu main ambil aja, kamu tau kan kamu itu lagi sakit, bagaimana kamu bisa nyuci kalau sekedar bawa piring saja kamu tidak bisa, kamu ini ...." omelan Mas reyhan terhenti, matanya tertuju ke arahku yang sedang terduduk menutup kupingku sambil menangis, aku menangis sejadi- jadinya, entah kenapa aku merasa sesedih ini melihat dia marah kepadaku.
Dia langsung menghampiri ku.
"maaf" katanya yang langsung memelukku. Aku semakin menangis dipelukan Mas Reyhan. Sakit sekali , benar benar sakit .
"kenapa marah?" tanyaku hati hati.
"ee..eemmm maaf, aku memang sering begini kalau dikejutkan" dia rupanya terlihat sangat bersalah.
" maafkan aku vin, maafkan aku" katanya sambil mempererat pelukannya.
"tidak apa apa mas" jawabku yang mulai agak tenang.
Posisi kami masih seperti ini, dan Mas Reyhan masih mengelus rambutku, aku merasa tenang dan nyaman. Tapi, aku segera tersadar dan segera melepas pelukannya.
"ma. maaf mas, a.. aku minta maaf" siallll..... kenapa aku harus nangis sih, kenapa juga aku nyaman dipeluk mas reyhan, astagaaaaa......
" gak apa apa, ini semua nanti Bi Ijah yang akan bereskan, sekarang kamu masuk kamar gih, minum obat dan istirahat" senyumnya.
" iya mas, " jawabku yang langsung pergi meninggalkannya
----------------------------------------
Reyhan terduduk menatap pecahan piring di hadapannya. Dia teramat menyesal mengapa dia sampai memarahi istrinya seperti itu.
" maafkan aku Vin" katanya terdiam.
Tiba-tiba...
" astaga tuan.... tuan kenapa?" Bi Ijah yang baru datang sangat terkejut melihat pecahan piring berserakan di lantai dan aku yang menangis di pinggirnya.
" bi... aku tadi memarahi istriku, aku sangat terkejut karena suara piring yang pecah ini, makanya aku marah" kata Reyhan.
" bi, bibi tau kan aku bisa semarah apa kalau aku dikejutkan?" suara reyhan mulai bergetar.
" iya tuan, bibi tau" kata bi ijah sambil mengelus punggung reyhan
"tapi kenapa aku bisa marah terhadapnya bi, apa bibi tau? dia sampai menangis bi, aku tidak tega melihatnya seperti itu, aku sangat sayang istriku bi" kali ini suara Reyhan sudah sangat bergetar.
" iya tuan iya bibi tau tuan sangat menyayanginya" kali ini bi ijah mengeluarkan air mata.
" bi,,, minta tolong bereskan ini semua yaa, aku akan bersiap siap pergi ke kafe, "
" baik tuan"
" makasi bi, bibi sudah sangat mengerti selama ini"
"sama sama tuan, makasi juga karena tuan telah ada dalam hidup saya, saya sudah menganggap tuan seperti anak saya" bi ijah tersenyum tulus melihat Reyhan pergi menaiki tangga dan memasuki kamarnya.
-----------------------------------------------
" vin,,, aku berangkat ke kafe dulu ya.." kata Mas Reyhan di pintu.
" ohh iya mas hati hati'
" iya"
"eh, eh,, mas" kataku menarik lengannya.
"apa? " kata mas reyhan sambil mengusap pucuk kepalaku perlahan.
" aku boleh ke taman gak?" tanyaku hati- hati.
" mau ngapain, kan kemarin sudah ke mall ? minggu depan lagi baru boleh keluar rumah" katanya.
" yahhh mas, taman doang. sekali saja yaaa... plis" rengekku.
" iya iya, tapi hati hati dan jangan lupa, jangan sampai pergi sendiri, harus sama Pak Harjo"
" okay siap mas" kataku , rambutku langsung diacak masku ini, tiba tiba dia menarik kepalaku dan mencium kening ku.
Aku terdiam.....
Seperti aku sudah sangat terbiasa seperti ini, seperti aku menemukan sesuatu yang hilang, tapi apa? bahkan dengan posisi ini aku teramat merasa nyaman.
tapi segera saja mas Reyhan mundur dan salah tingkah.
" mmm.. maa... maaf vin, aku berangkat dulu ya, bye" katanya yang langsung turun ke bawah dengan langkah kaki yang dipercepat.
Aku bingung, tapi aku segera masuk kamar bersiap siap untuk pergi ke taman, akhirnya aku bisa jalan jalan sekarang.
Aku sibuk memilih baju yang ada dilemariku. aku ingin terlihat cantik.
Aku memakai dress selutut warna coklat. Kupadukan dengan sepatu putih, kuikat rambut dan sedikit mengoleskan lipstik dan bedak tabur.
" sangat cantik" gumamku di depan kaca.
Kuraih tas selempang warna putih dan segera keluar kamar.
Di depan, Pak Harjo sudah menunggu,
" widihhh si non, cantik banget sih, kayak masih single aja" goda sopirku.
" yahhh pak, saya kan emang masih single, belum menikah" balasku sambil cekikikan.
Pak Harjo langsung salah tingkah, tapi segera membukakan pintu mobil.
" silahkan masuk non, ntar keburu siang, takutnya non kepanasan di taman"
" iya iya pak, perhatian banget si" gemasku
Pak Harjo hanya cengir lalu ikut masuk ke dalam mobil, setelah memasang sabuk pengaman, kami keluar gerbang rumah ini dengan pak Jon yang memberi salam hormat kepadaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
MENEBUS DOSA
RomanceBAGAIMANA RASANYA MENGORBANKAN ORANG YANG BERSAMAMU DEMI MASA LALU? Dan itu tanpa didasari ingatan dan kesadaran penuh dari diri kamu sendiri. Masa lalu adalah hal terindah pada masanya, sekeras apapun kau ingin mengulang, itu takkan membuatmu memb...