-7-

18 1 0
                                    

"non, kalo non sudah selesai, telepon saya yah non, saya mau ngopi sama teman di seberang jalan itu" ucap Pak Harjo sambil menunjuk kedai yang ada di seberang jalan.

"ngapain disana pak, ayo ikut saya saja, nanti saya belikan kopi untuk bapak" tawarku.

" tidak usah non, lagipula saya mau bertemu dengan teman saya , tuh dia yang memakai baju warna abu abu non" tangan pak harjo menunjuk orang yang kebetulan menghadap ke arah kami, lalu orang tersebut menunduk terhadapku.

" baiklah pak, nanti aku telp ya, bye" ucapku pada Pak Harjo dan berlalu.

Disini aku memilih bangku taman yang paling sepi, teduh karena dibawah pohon mangga yang cukup rindang.  Aku melihat gula-gula dan memanggil penjualnya, segera bapak penjual gula -gula itu menghampiriku.

"nyonya, sendirian saja kah? suami nyonya kemana?" tanya penjual itu.

" suami?" tanyaku heran

" iya nyonya, suami nyonya, hampir setiap sore nyonya membeli gula gulaku, dan nyonya selalu duduk di bangku ini bersama suami nyonya," dia menjelaskan.

" pak, mohon maaf ya, mungkin bapak salah orang, aku belum menikah pak, dan ini kali pertama aku datang ke taman ini, dan kali pertama pula aku duduk di bangku ini" jawabku sambil tersenyum.

" astaga, masa sih non, kalau begitu maaf ya non, mungkin saya salah orang" bapak itu terlihat malu.

" yasudah tidak apa-apa pak, saya pesan gula-gula satu ya" lalu si bapak dengan cekatan melilitkan gula-gula itu pada tusuk kayu yang sering digunakan untuk membuat sate, lalu ia segera meraih plastik untuk melapisinya agar tangan tidak kotor saat memakannya,

" ini non"

" berapa pak?"

" sepuluh ribu saja non"

" ini pak" ucapku sambil memberi uang lebih,

" sisanya untuk bapak ya" ucapku pada si bapak lalu bapak berterimakasih.

ku lihat bapak itu semakin jauh, tapi ada rasa penasaran yang ada pada benakku ini, tanpa pikir panjang, aku langsung mengejar bapak itu.

" pakkk... tunggu" teriakku

bapak itu berbalik lalu menghampiriku yang sudah mati kelelahan mengejarnya.

" ada apa non, ?" tanyanya,

" sebentar pak saya ambil nafas dulu" ucapku lalu menarik nafas dalam dan menghembuskannya perlahan.

" gini pak, saya penasaran, apa bapak tau nama dari suami istri yang bapak maksud tadi?" tanyaku penasaran.

" saya cuma tau nama suaminya saja non, kalau istrinya saya tidak tau".

" kalau boleh tau siapa nama suaminya pak?" tanyaku.

" kalau tidak salah Reyhan non, soalnya saya tidak sengaja mendengar istri nya memanggilnya Mas Reyhan" jawab bapak itu.

" ohhh yasudah pak, terimakasih ya" jawabku lalu berlalu kembali ke tempat dudukku semula. Aku duduk dan melamun.

" Reyhan....  namanya sama seperti si mas, ahhh mungkin kebetulan saja" ucapku dalam hati.

tiba tiba ada yang mengejutkanku.

" vin... bengong saja" ucap laki-laki yang saat ini tepat dihadapanku. Suara ini, aku mengenalnya.

" Reno.." ucapku dengan mata berbinar, dan hati yang teramat bahagia.

" kenapa bengong?" tanya nya dan segera mengambil duduk di sebelahku.

" ahhh tidak apa-apa, kamu sedang apa disini?"

MENEBUS DOSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang