Eunha Side
Aku melajukan mobil dengan kecepatan tinggi menuju rumah seseorang. Suasana hatiku sedang buruk sekarang. Menjauh darinya adalah pilihan yang tepat. Terlalu kejam dia menyatakan kalimat kalimat keji itu. Meskipun aku juga merencanakan untuk meninggalkanya setelah mendapat kekuasaan itu tapi, aku belum melaksanakanya kan? Bisa jadi yang ku rencanakan hanya bualan biasa. Mengingat rasa cintaku padanya semakin lama semakin membesar. Namun, rasa cinta yang semakin besar seiring waktu malah membuatku seperti didorong dalam jurang yang curam. Aku heran, mana aku yang tegas dan tanpa ampun itu. Segala sifat selalu memenangkan debat itu tiba tiba pudar jika berhadapan dengan Jaehyun. Sungguh.
Aku berhenti didepan rumah dengan jalanan yang sepi. Tidak tahu diri langsung membuka pagar dan berlari kearah pintu. Mengetuk dengan tidak sabaran.
"Cepat Vernon, cepat buka"
Kataku masih dengan air mata yang berlinang.
Tak berapa lama pintu rumah itu terbuka dan aku langsung menerjang siapa yang baru saja membukanya.
"Eh Eunha? Ada apa?"
"Tolong di dalam saja"
Dia mengangguk dan menuntunku kedalam. Mendudukanku di sofa panjangnya setelah itu menutup pintu.
Aku masih menangis sesenggukan. Menutupi wajahku yang sudah memerah karena terlalu lama menangis.
"Hey, ada apa? Apa ada masalah dikantor?"
Aku menggeleng.
"Baiklah aku akan mengambilkan minum untukmu. Katakan saja kalau kau sudah siap aku akan mendengarkan mu"
Vernon pergi ke dapur. Dan kembali saat aku sudah agak tenang. Hanya saja sesengkukan.
"Ini minum dahulu, hanya ada teh hangat. Maaf ya"
"Tidak apa Ver, terima kasih. Maaf merepotkanmu"
"Santai Jung. Jadi?"
"Huh beri aku pelukan sebentar"
Vernon mengangguk dan mendekatkan dirinya. Memelukku mengusap kepala hingga punggungku. Sangat nyaman dan hangat. Selalu saja obat dari semua kesedihan adalah pelukan. Itu yang ibuku ajarkan padaku.
Lima menit berselang aku melepaskan pelukan. Begitu juga denganya.
"Maaf lagi Ver, kau selalu jadi tempatku bersedih seperti ini"
"Kau ini bicara apa. Aku sangat terbuka jika kau ingin berbagi kesedihanmu. Aku tulus""Aku masih bingung Ver. Bagaimana bisa ayah menikahkan aku dengan pria angkuh itu. Aku tidak apa apa jika dia berperilaku seenaknya atau menyebalkan. Tapi, yang dia lakukan justru selalu menghina. Sangat sakit mendengarnya seperti aku adalah sampah"
Vernon diam. Dari dulu dia tidak pernah sekalipun menyela keluh Eunha. Karena Vernon tahu yang dibutuhkan Eunha saat ini hanyalah seseorang yang mau mendengar dan meminjamkan bahunya untuk bersandar. Meski Vernon tidak tahu apa dibalik sisi imut Eunha. Setidaknya dia dapat membuat suasana hati Eunha membaik.
---
Vernon adalah teman masa kecil Eunha. Keduanya sangat dekat begitupun orang tua mereka. Vernon tidak bekerja diperusahaan atau kantor. Ia adalah seniman. Vernon tidak menginginkan jabatan yang akan dia sandang. Dia lebih suka mengekspresikan dirinya. Vernon adalah pelukis, penyanyi, penari, dan juga model. Banyak sekali tawaran tawaran karena bakatnya itu. Orang tuanya pun mendukung penuh apa yang diinginkan anaknya. Itu membuat Vernon semakin gigih untuk apa yang ingin ia capai.
Sebagai sahabat, Eunha selalu berada disisi Vernon setiap saat. Rahasia mereka sangat terjaga. Kecuali tentang ambisi Eunha. Dia tak mau mengatakan bahwa ingin mengambil alih perusahaan ayahnya. Eunha tidak ingin Vernon menjauhinya karena sifatnya yang haus hormat. Sampai saat ini pun Vernon masih belum tau apa penyebab pernikahan itu. Yang jelas dia tidak berada disana karena sedang menjalani tour di Eropa. Dan Eunha memahami itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
MY SWEETY HUSBIE [Complete]
RandomHanya tunduk pada siapa yang berkuasa. Bukan berdasar cinta, tetapi ambisi semata. NB: silahkan mengamuk karena judul dan isi berbeda jauh. Jangan lupa check sequel nya ya 2705220 #1 / gold 2705220 #5 / serius 2705220 #1 / glory 3106220 #4 / eunha ...