🔥🔫[20][CHAPTER FINAL]🔫🔥

415 46 13
                                    

Park Jisung memasuki sebuah mobil hitam menuju ke suatu tempat. Semenjak hari dimana ia memutuskan untuk bergabung dengan Eunha, seluruh kegiatannya dihentikan. Ia cuti beberapa hari dari pekerjaannya di kafe dan mengambil latihan ditempat tersembunyi milik tim Eunha.

Dari informasi tim, Eunha telah terjemput oleh sub unit khusus dengan dua orang pelindung. Sayangnya, hanya itu yang ia dapatkan. Tim bilang, map berada dilokasi yang salah. Kemungkinan helikopter itu jatuh dengan sebab yang belum diketahui.

"Tuan Jisung, ponsel Eunha terlacak!" Salah satu pendamping Jisung. Ia sedikit menekan earpod ditelinga untuk menajamkan suara. Mungkin saja dari tim pusat.

"Benarkah? Dimana?"

"Tunggu, aku akan minta salinannya. Nah, okay sekarang kita ada disini. Dan nona Eunha... "

Jari telunjuknya menyusuri jauh dari tempat mereka berada.

"... disini. Tepatnya di Pegunungan Utara daerah yang bersisian dengan Dataran Rendah Barat Laut. Pegunungan ini mencakup hampir sebagian besar wilayah Korea Utara dan masih tertutup hutan lebat. Wilayah ini juga merupakan sumber mineral dan hasil hutan.

Jarak dihitung antara pusat geografis Korea Selatan dan Maldives jarak 6.719 km dengan kecepatan 900 km / jam mereka telah sampai diperbatasan Korsel dan Korut sekitar 7 jam 27 menit.

Kemungkinan ia terjatuh tak jauh dari tempat persembunyian prof Kang Seulgi. Dan ini akan menjadi gawat!"

Akurat.

"Ada helikopter pribadi tuan Do?" Tanya Jisung. Ia cukup pusing dengan kejelasan arah mata angin barusan.

"Nona Eunha belum pernah sekalipun menggunakannya. Ia selalu menyuruh tuan Vernon untuk menggunakan helikopternya" jelas sek. Do.

"Baik, kita pinjam" seenaknya.

"Tidak bisa tuan Jisung. Satu helikopter telah membawa nona Eunha dengan pengamanan tinggi. Blokade disetiap jalur udara yang mereka lewati, akan membuat komplain besar dimaskapai pesawat daerah tersebut. Dan lagi, mereka berada di derah perbatasan yang ketat" kata tuan Do.

"Satu satunya cara adalah jalur darat. Ini akan memakan waktu yang lama, mungkin sekitar dua atau tiga hari menurut orang awam sepertiku" opini Jisung.

Mereka tetap mengendara meskipun belum memastikan untuk kemana. Rencana A kacau. Eunha menggunakan instingnya sendiri. Mau tidak mau mereka harus ke markas Kang Seulgi.

"Tuan Do. Bagaimana jika menggunakan caraku?" Tawar Jisung.

"Apa?"

"Ada berapa anak buah tuan Taeil?"

"Ratusan tuan Jisung. Tapi sebagian dari mereka diangkut kemari untuk penjagaan" ucap tuan Do.

"Bagus. Sekarang kita lanjut ke jalan ini. Ada yang harus kita temui"

Meski ragu ragu. Tuan Do menatap si sopir dengan hati hati.

"Baik" jelasnya.

Jalanan kemarin kering tandus telah dibasahi air gerimis hujan tadi malam. Aromanya masih menyeruak masuk kedalam mobil. Jisung mengamati pinggiran trotoar kotanya yang bersih itu. Dalam hati lega, ternyata ruang lingkupnya sadar akan alam.

Roda itu beberapa kali menaiki tanjakan dan belokan tajam. Jalanan mulai sepi dan bulan malam yang redup. Si sopir masih ragu apakah benar alamat yang dituju oleh anak ini.

"Setelah gang merah itu lurus dan berbelok tajam ke kanan dua kali"

"Kita berhenti dimana tuan Jisung?"

MY SWEETY HUSBIE [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang