Sore setelah pulang dari mall mereka berdua berpisah karena Wendy memiliki acara tersendiri. Eunha kemudian membawa dirinya disebuah kafe tidak jauh dari mall tersebut. Setelah memesan dia segera mengeluarkan laptopnya. Ya, dimana saja Eunha akan bekerja. Entah dikantor, rumah, bahkan ditempat manapun. Karena tadi dia ijin sehari untuk berbelanja. Siapa juga yang berani melarang, dia kan bossnya. Cuman belum tau diri saja.
"Permisi, ini pesanan anda" ucap pelayan berjenis kelamin lelaki tersebut.
Yang Eunha lihat, dia masih sangat muda. Berwajah imut namun tinggi sekali. Ah, Eunha jadi teringat adik sepupunya, mungkin sepantaran denganya.
"Terima kasih" balas Eunha singkat.
Brak!
"OMO!!"
"Maaf kan saya pak, saya tidak sengaja menabrak anda"
Oh, pelayan itu. Dia menabrak seorang bapak bapak hingga seluruh minuman dalam kantung plastik tumpah dan berserakan. Berkali kali pelayan tersebut membungkukkan diri meminta maaf. Tebak, respon si bapak.
Benar sekali, Marah!
"Kau ini hanya berjalan saja ceroboh. Terus bagaimana minumanya? Kafe ini cukup mahal dan saya membeli banyak! Apalagi, ini! Kau tidak lihat? Denimku terkena tumpahan! Dasar, gajimu saja belum cukup untuk menggantinya!"
"Saya minta maaf pak. Saya akan menggantinya- t-tapi tidak bisa sekarang"
Plak!
Plak!
"Wah sudah ceroboh tidak tahu diri! Panggil bossmu akan kusuruh memencat dia. Berani beraninya-"
Dua kali bapak bapak itu menampar si pelayan dengan menggunakan topi baretnya. Sungguh, itu hanya minuman, kenapa harus semarah ini?
"Maaf pak, saya minta maaf"
"Tunggu!"
Hampir yang ketiga kalinya dia akan menampar pelayan. Entah jiwa kemanusiaan Eunha menguar dengan sendirinya. Dia berucap menghentikan perdebatan yang ada. Sebenarnya, Eunha sempat tidak peduli. Namun, ini sudah atas nama kekerasan.
Dia berjalan anggun mendekati mereka. Disini ramai, dan semua melihatnya. Bahkan semua hampir kaget. Dia kan presiden baru MARKET'S.
"Hebat pak. Anda hebat"
Plok
Plok
Plok!
"Apa yang anda lakukan?" Tanya bapak tersebut meragu. Dia kaya, tidak mungkin tidak kenal Eunha.
"Apakah ada yang bisa jujur dengan kejadian barusan? Pelayan ini, apakah dia sengaja menabrak?" Tanya Eunha pada seluruh orang.
Seorang anak kecil mendekat menarik narik celana panjang Eunha.
"Kakak disana tidak melakukan apapun setelah memberi pesanan pada anda Nona" katanya polos. Eunha tersenyum dan mengusap kepala anak lelaki itu.
"Dia hanya berbalik, dan bapak itu tepat didepannya" tambahnya.
"Maaf, maafkan aku Nona" bapak itu tiba tiba meminta ampun padanya.
"Bukan padaku tuan, tapi padanya" sambil menunjuk pelayan itu.
Kasihan, dia mendapat luka merah dipipi dan sobek dibibir. Sedari tadi hanya menunduk. Dia bukan siapa siapa disini, sebaiknya dia diam dari pada menambah masalah.
"Maafkan aku"
"Sebaiknya kau pergi, sebelum aku tahu siapa dirimu" tegasnya dengan memberikan beberapa lembar uang kertas untuk mengganti apapun miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SWEETY HUSBIE [Complete]
RandomHanya tunduk pada siapa yang berkuasa. Bukan berdasar cinta, tetapi ambisi semata. NB: silahkan mengamuk karena judul dan isi berbeda jauh. Jangan lupa check sequel nya ya 2705220 #1 / gold 2705220 #5 / serius 2705220 #1 / glory 3106220 #4 / eunha ...