🌼10🌼

443 60 1
                                    

Clek!

"Oh Jaehyun, kemari. Eunha sudah sadar"

Jaehyun mendekat ke ranjang. Melihat Eunha terbaring lemah dengan selang udara hinggap dihidung dan mulutnya.

"Kalau begitu, aku keluar dulu ya mau cari makanan. Kalian berbincanglah. Jaehyun, tolong jagakan Eunha sebentar"

"Tentu"

Sepeninggal Wendy disini sangat hening.

"Cassie..." panggil Jaehyun.

Cassie adalah nama kecil Eunha saat tinggal di Eropa dahulu. Sebenarnya, Jaehyun bukan sebagian dari masa lalu Eunha. Dia hanya tahu latar belakangnya saja. Tapi tidak menutup kemungkinan mereka pernah bertemu saat masih kecil. Mengingat Jaehyun adalah anak dari sahabat lama ayah Siwon.

"Aku,- aku minta maaf"

Eunha berusaha mati matian untuk tidak menangis didepan Jaehyun dan memalingkan pandangan ke tembok. Eunha kecewa padanya. Eunha pikir, Jaehyun akan ada bersamanya dan melindunginya. Namun, dia memilih bersama wanita lain saat keadaan buruk menimpanya. Jaehyun benar benar selalu terlambat.

Dia terlambat menyadari sesuatu. Sesuatu yang besar, yang setia padanya kapanpun. Itu adalah cinta tulus seorang Jung Eunha. Perempuan stalker yang pernah membuat Jaehyun risih.

"Cassie, please listen to me. Lihat aku"

Jaehyun mengambil tangan Eunha yang terpasang infus itu dan menciuminnya pelan. Eunha terkaget dan menengok kearahnya. Dilihatnya Jaehyun yang kacau acak acakan meski tetap tampan.

"Aku berterima kasih padamu. Sudah dari lama sekali mencintaiku tanpa memandang fisik, harta, dan kekayaanku. Aku berterima kasih padamu karena tetap bersabar dengan segala tingkah kekanak kanakanku. Kau yang selalu merawatku semenjak kita menikah, membuatkan makanan yang enak, dan terbangun membetulkan selimutku yang jatuh. Aku sadar, kau tulus melakukan itu padaku. Bahkan rela memberi segalanya sebesar perusahaanmu.

Tapi apa daya jika kau tidak memaafkanku. Perusahaan itu tidak ada apa apanya dibanding perlakuan kecilmu padaku. Yang selalu ku balas dengan kata menyakitkan, menaruh curiga, dan bahkan membuatmu seperti ini. Aku minta maaf"

Jari jemari Eunha membalas erat tangan Jaehyun. Satu tanganya hampir membuka alat bantu pernapasan, namun segera Jaehyun mengalihkanya. Dia tahu, Eunha ingin mengatakan sesuatu. Tapi tidak sekarang menurut Jaehyun. Eunha masih butuh istirahat yang cukup.

"Aku akan memberi pelajaran pada saudara- eh pada mereka"

Eunha menggeleng. Itu bukan urusan Jaehyun. Dia tidak ada sangkut pautnya dengan masalah saudaranya. Biar Eunha saja yang menyelesaikan. Dia tidak mau Jaehyun mengalami hal yang sama. Eunha cukup senang mendengar hal yang mustahil diucapkan oleh Jaehyun. Karena selama ini kita tahu, Jaehyun tidak pernah melirik Eunha sekalipun.

Tapi lihat, haha... misinya menakhlukan Jaehyun sudah seperempat jalan. Okey, kita mulai.

Terdengar suara pintu terbuka.

"Eun?"

Keduanya melihat kearah sumber suara. Oh, Vernon. Eunha sangat mengharapkan kedatangan Vernon. Dia kemudian mendekat. Mengganti bunga divas meja dengan bunga yang dibawanya.

"Bagaimana keadaanmu Eun? Apa sudah lebih baik?"

Eunha mengangguk lemah agar Vernon tau keadanya sekarang.

"Aku khawatir sekali padamu karena baru kali ini kau koma dengan waktu yang lebih panjang dari yang dulu. Aku sangat khawatir"

Tangan Eunha yang semula digenggam Jaehyun kemudian melepaskan diri menggapai tangan Vernon. Okay, sebaiknya Jaehyun keluar sekarang.

MY SWEETY HUSBIE [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang