A Switch

4th : Distance (2)

FLARIE BLUE

Anak kecil itu secara tidak sengaja mencuri curi kesempatan untuk melihat perbatasan. Tentu, Flarie sudah tahu itu dilarang. Dan dia tetap patuh pada ayah dan ibunya.

Flarie melihat orang orang di sana, sedikit jauh dari perbatasan.

Mereka benar benar keren! Batin Flarie.

Tak sengaja matanya menangkap seorang anak perempuan. Sepertinya dia nakal sekali ingin melewati perbatasan. Flarie hanya menatapnya tanpa minat. Ibunya bilang, orang orang lembut di sana aslinya kejam. Jadi Flarie tidak mempunyai keberanian untuk melanggar.

Saat Flarie hendak pergi. Anak perempuan itu berbalik dan melihatnya. Dia tersenyum ke arah Flarie dan melambaikan tangan. Karena senang seakan mempunyai teman, Flarie tersenyum dan membalas lambaiannya. Ini benar benar hari terindah bagi Flarie.

Dari kejauhan, Flarie melihat beberapa prajurit datang dari kejauhan untuk mencari Flarie. Karena Flarie sudah tahu akhirnya dia menyelinap pergi dan kembali keistana. Anak ini! Begitu licik saat usia muda.

Flarie menuju ruang makan tanpa mengatakan sepatah katapun. Mata birunya menatap ayam bakar dengan kecap dihadapannya. Flarie tersenyum dan memakannya.

"Flarie, lima tahun lagi kekuatanmu akan muncul," ujar Alina pada anaknya dan menyiapkan piring Flarie dan Rhamos.

"Kau harus luar biasa untuk menjadi anakku," ujar Rhamos bangga.

"Ayah, memangnya ayah luar biasa?" celetuk Flarie kecil membuat Rhamos kesal. Anak ini! Siapa yang berani berbicara seperti itu selain anak ini!

"Rhamos, jangan seperti anak anak," Alina menyela.

Flarie terkekeh "Betul, ibu betul ayah,"

"Anak ibu," Alina mengusap rambut pendek Flarie yang berwarna putih. Flarie yang menjadi satu satunya di Fire Castle yang mempunyai rambut putih dan mata biru. Semua di Fire Castle mempunyai rambut berwarna merah. Untuk mata mereka berasumsi bahwa api terpanas memiliki warna biru, bukan merah. Jadi wajar saya jika mata Flarie berwarna biru.