Seorang wanita muda berpakaian lusuh dan kumuh sedang duduk di depan api. Tangannya sedang sibuk mematikan api dengan es di tangannya. Setelah beberapa lama api dan es pun sama-sama menghilang. Api-nya padam saat wanita itu melemparkan butiran-butiran es, dan esnya pun meleleh saat mengenai api dan berubah menjadi air.
"Hey nasib kalian sama seperti mereka!" serunya berbicara sendiri "Bedanya mereka dibunuh oleh kegelapan, sedangkan kalian olehku. Hahaha hei sepertinya aku pihak afirmasi kegelapan,"
Wanita itu tertawa dengan beberapa asap yang masih berkeliaran di sekitarnya.
"Siapa kamu?" sebuah suara pemuda terdengar dari belakang. Wanita kumuh itu tersenyum dan berbalik.
"Hey! Kau sudah sadar ya! Flarie?" tanyanya.
"Hei! Bagaimana kau tahu namaku," tanya Flarie curiga. Ya, sejak terbangun dia sudah berada di sebuah kamar. Flarie tidak tahu dimana Icy.
"Dimana Icy!" teriak Flarie memgantisipasi jikalau wanita ini menyerang tiba-tiba. Wanita kumuh itu berdiri dan meraih sebuah sapu injuk di dekatnya.
Terbang!
Ya! Dia menaiki sapu terbang! Flarie terkejut, siapa sebenarnya wanita ini? Apakah dia penyihir.
Wanita kumuh itu terbang menunju Flarie dengan tertawa gila. Flarie terkejut dan segera terbang menjauhi wanita ini dengan sisa tenaganya.
Wanita itu terus mengejar Flarie. Flarie terbang lambat karena dia mengalami luka berat.
Swosh!
Setelah beberapa meter dari gubuk tua itu Flarie tejatuh dan mengernyit karena wanita itu tidak mengejarnya! Malah masuk ke sebuah kamar reyot.
Flarie membelalak dan terbang lagi meskipun sesekali terjatuh menyusul masuk.
"Apa yang akan kau lakukan dengan Icy!" teriak Flarie melihat wanita itu merobek perut Icy yang terbaring dengan belati. Cairan hitam berangsur-angsur keluar. Dia menyesal! Menyesal karena tak membawa Icy terlebih dulu. Sekarang semuanya terlambat! Ini semua salahnya! Hatinya tersentak dan menatap Icy dengan nanar mata polos Flarie berubah menjadi tatapan membunuh!
"BIADAB! Tidakkah kau puas sudah membunuh kedua orang tuaku! Mengapa kau mengangkat tanganmu untuknya!" Flarie kehilangan akalnya dan meraung marah. "Aku akan membalasmu!"
"DIAM!" teriak wanita itu marah.
"Berhenti! Sudah kubilang berhenti! Apa yang kau lakukan!" Flarie berlari menggapai Icy. Tapi wanita itu mengeluarkan sebuah cahaya abu-abu dan sebuah sel bayangan memenjarakan Flarie di sana "Apa maumu! Lepaskan Icy sekarang juga!" Flarie mengusap cairan yang terdapat di sudut matanya. Flarie benar-benar tidak tahu harus apa, dia sedang terluka parah dan tidak bisa melawan wanita ini.
Hatinya seperti teremas melihat Icy terbaring dengan cairan hitam di perutnya. Icy kerabatnya satu-satunya! Setelah kedua orang tuanya terbunuh hanya Icy yang ia janjikan untuk menjaganya!
Flarie menyerang sel itu terus menerus sampai lukanya menjadi sangat parah! Penampilan yang tampan dan polosnya sudah berubah menjadi niat membunuh. Dia terus menyerang dan menyerang tanpa akhir. Tapi sel itu begitu kuat.
!Wanita itu menatap Flarie datar melihat tingkahnya.
Flarie ambruk dengan sisa tenaganya.
"Jangan sakiti Icy!" ujarnya lemah dan Flarie tidak bisa berdiri.
Setelah serangan lelaki itu! Yang membunuh kedua orang tuanya. Flarie benar-benar terluka parah, terlebih saat ia mencoba memaksakan menyerang membuat kekuatannya habis.
"Hei bodoh! Diamlah!" teriak wanita itu kesal. "Si bodoh ini membuatku sedikit gagal mengobatinya!" wanita itu mengeluarkan cahaya abu-abu dan mengeluarkan belatinya.
Flarie tertegun mendengar perkataan wanita itu dan berdiri dengan lemah. "Apa maksudmu?" tanya Flarie.
"Hei! Aku sedang membantu temanmu, kau hampir saja membuatnya mati! Benar-benar memuakkan. Aku menyesal membantumu," wanita itu sedang memasukan sebuah pil ke mulut Icy dan vitalitasnya kembali pulih. Ia mengumpulkan cahaya abu-abu dengan perlahan mengarahkannya ke luka di tubuh Icy. Cairan hitam perlahan-lahan menghilang dan berganti dengan cairan merah. Wanita itu menambahkan lagi kekuatannya dan luka Icy berangsur angsur pulih.
Flarie melongo gembira dia tertawa "Hei kau orang baik!" serunya. Wanita itu hanya memutar bola matanya dan sel bayangan itu perlahan memudar. Flarie berjalan tergopoh-gopoh dengan sisa kekuatannya menghampiri Icy.
Icy tertidur dengan tenang dan nyenyak. Wajahnya mengembalikan vitalitas asalnya. Tidak seperti tadi yang pucat dan menghitam.
Tatapannya teralih ke arah cairan hitam kental dan kenyal seperti jelly yang keluar dari perut Icy.
"Hei apa ini?" Flarie akan menyentuh cairan itu dan tanpa sadar memperlakukan wanita kumuh ini sebagai teman.
Plak!
"Jangan disentuh! Atau kau akan ku tusuk seperti temanmu!" teriak wanita itu marah pada Flarie. Flarie menatapnya tak percaya, dia bergidik ngeri. Wanita ini menyeramkan!
"Minum ini!" ketus wanita itu memberi Flarie sebuah pil. Flarie terdiam ragu menatap pil itu. Meskipun wanita ini sudah menghilangkan luka Icy dan mengembalikan vitalitasnya. Flarie tidak lupa bahwa wanita di depannya ini menusukkan belati tanpa perasaan.
"Minum atau mati?" tanyanya tenang. Flarie tersadar dan segera mengambil pil itu untuk meminumnya. Rasa sakit yang dialami Flarie perlahan menghilang.
"Berikan tanganmu!" Flarie menyerahkan tangannya dengan patuh. Dia sedikit takut dengan wanita ini. Wanita itu mengeluarkan jarum perak dan menusuk jari-jari Flarie dengan kejam dan tanpa aba-aba.
"Arghh!"
Jerit Flarie kesakitan. Cairan cairan hitam keluar dari jarum itu secara bertahap. Flarie benar-benar tidak mau menatap wanita kumuh ini, apalagi mengoceh seperti tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Switch
FantasíaJadwal update [Senin/Selasa] √ sudah pasti [Hari lain] sesuai mood sih♡ ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• Ice Kingdom & Fire Castle Kekuatan yang selalu berselisih membuat kesepakatan dengan damai jika setiap bangsa tidak melewati perbata...