Mereka melanjutkan perjalanannya. Icy menuntun Guffy dengan tangannya, Flarie, Ricca dan Vina menaiki tubuh Guffy yang besar. Guffy belum bisa terbang, sayapnya masih kecil.
Splash berjalan di sisi Icy melihatnya menuntun hewan besar itu.
"Bagaimana kau menemukannya?" tanya Splash tiba-tiba membuat Icy segera membalik.
"Aku tidak tahu, itu terjadi begitu saja," ucap Icy. Ya memang, ia tak sengaja menabrak telur, siapa sangka telurnya menganggap Icy induk? Icy tentu saja tidak akan tega membiarkannya sendiri.
"Hewan ini aneh," seakan mengerti Guffy melirik Splash tajam. Splash menghilang tiba-tiba "Icy! Dia menggertakku!"
"Guffy, jangan seperti itu lagi, ya?" ujar Icy. Lagi-lagi hewan itu hanya mengangguk. Icy tidak mengerti. Kenapa ia merasa Guffy mengerti bahasanya? Entahlah.
Splash menampakkan dirinya lagi.
"Ricca, kita sudah sampai di mana?" tanya Icy pada Ricca.
"Ini di sungai lotus. Kita harus melewati lava panas dan labirin mematikan. Itu masih jauh," jelas Ricca.
Icy menghela napas. Perjalanannya masih jauh.
"Bagaimana kalau beristirahat dulu?" tanya Splash "Apa kalian setuju?"
Ricca dan Vina mengangguk. Flarie daritadi tertidur, untuk memulihkan lukanya.
"Baik," ujar Splash "Tunggu di sini, aku akan mencari tempat yang bagus,"
Mereka mengangguk. Icy tebang menaiki tubuh Guffy untuk memeriksa keadaan Flarie. Flarie masih nyenyak dalam tidurnya.
"Hei, Flarie tidak apa apa, kan?" tanya Icy pada Ricca. Ricca menggeleng pelan.
"Aku khawatir Flarie tidak dapat melanjutkan perjalanan," timpal Vina. "Jadi, ya, lebih baik kurasa kita akan berhenti dulu,"
Icy mengangguk dan duduk di sebelah Flarie. Ia menatap teman pertamanya. Wajahnya pucat dan ada bercak darah mengering. Flarie damai sepertinya dengan tidurnya. Rambut birunya begitu berantakan, Icy tidak bisa tidak mengkhawatirkannya. Flarie sangat ceroboh. Icy bahkan tak habis pikir kenapa selalu Flarie yang menjadi korban. Dia benar-benar tidak bisa menghindar.
"Icy jangan liatin Flarie terus, Flarie malu," ujar Flarie membalik tubuhnya. Icy memutar bola matanya malas. Anak ini tidak tertidur rupanya.
"Flarie kau bangun?" tanya Vina dan Ricca menghampiri.
"Jangan bergerak," ujar Ricca. Flarie kembali patuh dan berbaring.
"Splash belum kembali juga, ya?" tanya Vina bingung. "Aku akan mencari makan dulu, karena di sini ada sungai. Aku akan menangkap ikan. Bagaimana? Setuju?"
Icy menggeleng "Daging saja, Splash tidak memakan ikan,"
"Baiklah," ujar Vina lagi dan pergi mencari makanan.
"Aku ingin mandi" ujar Ricca tiba-tiba. Icy mengernyit.
"Mandi saja, dekat semak-semak itu. Aku akan menjaga."
Ricca mengangguk dan segera pergi mandi. Icy menyiapkan api untuk membakar makanan mereka malam ini.
"Aku menangkap rusa!" Vina terbang ria di sana dengan tanaman-tanaman merambat yang menyeret rusa yang sudah mati.
"Rusa lagi?" tanya Icy.
Vina mengangguk "Di hutan ini memang banyak rusa, nya. Oh ya, di mana Ricca?"
"Mandi," ujar Icy cepat. Icy segera menyeret rusanya untuk dibakar.
Vina membantu Icy dan membakar daging rusa.
"Ah, menyegarkan," ujar Ricca dari kejauhan "Splash belum kembali, ya?" Hari sudah mulai gelap dan Splash belum kembali. Vina dan Icy menagngguk.
"Nanti saja makannya. Kita tunggu Splash." ujar Vina.
"Baik," Icy dan Ricca menagngguk. Guffy duduk di sebelah Icy dengan Flarie di atasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Switch
ФэнтезиJadwal update [Senin/Selasa] √ sudah pasti [Hari lain] sesuai mood sih♡ ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• Ice Kingdom & Fire Castle Kekuatan yang selalu berselisih membuat kesepakatan dengan damai jika setiap bangsa tidak melewati perbata...