20 : Daun merambat

1 1 0
                                    

Icy terbang menyusuri sungai. Ia tak pernah melewatkan seincipun pandangannya dari dunia baru ini. Di sini, kesakitannya hilang. Bahkan bisa berbaur dengan element lain.

"AAAAKH, TOLONG AKU," Icy berbalik karena terkejut dengan suara itu. Ia terbang kesana-kesini mencari darimana sumbernya. Icy terbang ke hulu sungai untuk menemukan sumber suara itu.

"Hey! Kau tidak apa-apa?!" Icy menarik tangan gadis yang berteriak tenggelam di sungai. Tapi, gadis ini kenapa sangat berat sekali. Icy melihat ke bawah dan ada seekor ikan? Tidak, tidak, manusia ikan? Di sungai? Sedang apa.

Icy terus menarik gadis berpakaian hijau itu dengan sekuat tenaga. Tapi manusia ikan itu juga tidak mau kalah dan menariknya semakin ke dalam.

Swosh!

Icy melepaskan kekuatannya dan mereka terlempar ke tepi sungai dengan keadaan ngos-ngosan. Hampir saja. Icy melirik gadis itu.

"Hei! Terimakasih telah menyelamatkanku dari si bodoh itu," ujarnya kesal dengan menekan mata bodoh.

"Kau ada apa? Kenapa bisa tenggelam,"

"Huft. Ceritanya panjang, boleh aku bertanya apa yang kau lakukan di sini? Aku pertama kali melihat.

Icy tertegun dan menggaruk tengkuknya "Aku Icy, aku peri berelemen api dari Ic-- ah maksudku dari Fire Castle."

Gadis berpakaian itu mengerutkan alisnya "Aku pernah mendengar. Mereka tidak berbaur seperti kami, ya?"

"Begitulah, tapi sekarang kerajaanku sudah hancur,"

"Hancur?"

"Hah? Lupakan, siapa namamu?"

"Aku Vina," ucapnya ramah. Icy mengangguk kecil "Sedang mencari apa? Biar ku bantu?"

Icy terperangah kaget. "Makanan, aku sedikit sulit karena tidak tahu makhluk apa yang bisa di makan."

Vina terkekeh mendengar Icy "Dasar putri kerajaan,"

"Hei! Apa hubungannya!"

"Makan saja, kau, tidak perlu mencari, kan?" Icy hanya mengangguk, toh iya juga sih dia enak tinggal di kerajaan. "Ikut aku, karena si bodoh itu akan menarikku maka kita akan memakan ikan,"

Icy terkekeh "Kau ... pendendam sekali,"

"Sudah biasa," Vina mengangkat tangannya, rumput-rumput air memanjang sesuai pergerakannya. Icy hanya melihat dipinggir "Lihat ini,"

Tanaman merambat itu berubah menjadi jaring dan menangkap beberapa ikan.

"Cukup?"

"Hei, terlalu banyak. Lepaskan sebagian." Vina mengangguk dan melepaskan sebagian ikan.

"Kita makan banyak hari ini!" seru Vina bersemangat "Biasanya ikan akan sedikit sulit. Mungkin kedatangan Siren mereka berkumpul di sini,"

"Ayo, kita makan, teman-temanku sudah menunggu,"

Vina mengernyit "Teman? Bangsa api lain, kah?"

Icy menggeleng "Itu Flarie, bangsa es juga--"

"Hei, bukankah api dan es, kau tahu?"

Icy mengangguk "Akan kujelaskan nanti. Aku di sini bersama penyihir Ricca, kau tahu?"

Vina mengangguk sembari bergidik "Si Gila itu?"

"Haha, tidak, tidak seperti itu. Ayo kita bawa ikannya," Vina mengangguk dan membawa ikannya dengan pohon merambat yang mengikutinya.

"Namamu Ici-- tapi,"

"Aku dan Flarie tertukar saat kami bayi. Raja kegelapan berniat menghancurkan kerajaan kami masing-masing. Semua bangsa api dan es telah mati hanya menyisakan aku dan Flarie." seakan mengerti pertanyaan Vina Icy menjelaskan. Vina mengangguk paham.

"Kau akan balas dendam?"

"Tentu, inti es dan api kami masih berada di genggaman raja kegelapan. Itu sedikit rumit,"

"Karena kita teman, aku akan membantumu," ucap Vina membuat Icy tersenyum.

"Akhirnya aku menemukan seorang teman perempuan yang normal." tawa Vina meledak "Kau tahu? Ricca benar-benar tidak normal! Hm dan bagaimana denganmu?"

"Aku hanya sendiri, tapi aku mengenal beberapa orang. Jadi ya, lebih baik membantumu daripada tidak melakukan apa-apa. Lagipula aku sudah bosan hidup monoton seperti itu," ucap Vina. Icy mengangguk dan mereka sudah sampai di tempat Flarie dan Ricca.

"Sudah sampai!"

Flarie dan Ricca melirik.

"Hei Icy, siapa dia?" tanya Flarie berbinar.
"Ini, Vina, teman baruku,"

"Hei Vina! Teman baru Icy, teman baruku juga, kan?"

"Hai Flarie, Ricca!" sapa Vina.

"Tahu namaku?"

"Dari Icy, kupikir hanya kalian berdua. Memangnya siapa lagi?" mereka terkekeh dan mulai membakar ikan.

"Biat aku yang memanggang. Icy nyalakan apinya," seru Ricca mengambil alih ikan-ikan dari Vina "Kalian istirahat saja, dulu,"

Mereka mengangguk, Vina membuat ayunan dari akar merambat dan mereka beristirahat di sana.

•••
Launchof

A SwitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang