"Flarie mencari ini?"
Flarie menegang, tubuhnya bergetar. Flarie tidak pernah menyangka Icy akan menemukannya. Dari sekian banyak bangsa es dan keberuntungan memihaknya. Flarie bangkit dan tersenyum. Senyum yang menyakitkan tentu saja.
"Seseorang memberitahuku, dan memberikan ini padaku," tanpa diketahui siapapun Icy tersenyum kearah tabibnya di sana, dia tersenyum membalas Icy.
Flarie tersenyum sumringah "Icy, jangan lupa pake yah" Icy mengangguk dan memakainya.
"Aku mengingat sesuatu," sebuah suara memecah suasana ini dan dia melangkah ke depan. "Vhelix, aku mengingat sesuatu,"
"Awalnya orang yang membantu kita melahirkan, orang misterius memakai jubah hitam. Aku tidak tahu bagaimana dia memasuki istana kami! Tapi dia membawa anakku sebentar keluar dan setelah kembali dia bilang anak kami perempuan!" sebuah cahaya melintas di mata Roana.
Sepertinya Rhamos pun mengingat sesuatu.
"Aku tidak tahu apakah orang yang sama itu dari bangsa es!" Rhamos tersenyum miring menatap permusuhan kepada Vhelix.
"Rhamos, apa keuntungan kami mengurus anak dari musuh kami!" tanya Vhelix membuat Rhamos bungkam "Jika itu skema bangsa es! Mengapa kami tidak menghancurkan anakmu dan malah mengurusnya dengan kasih sayang!"
Icy menatap ayahnya, tidak, ayah asuhnya. Vhelix selalu menyayangi Icy, tak pernah memarahinya. Dia selalu sayang pada Icy. Matanya perlahan mengeluarkan cairan bening dan Icy buru buru menghapusnya. Tidak ada yang memeluk keduanya, Icy maupun Flarie.
Rhamos lagi lagi dibuat bungkam, dia menggertakkan giginya. Jika dia tahu anak yang selama ini diurusnya adalah anak dari musuhnya! Dia akan membunuhnya.
Rhamos melirik Icy dengan tatapan tajam, Icy pun belum menyukai orang tuanya sepenuhnya.
"Rhamos! Jangan berani menyakiti anak kami, Icy!" geram Vhelix melihat tatapannya.
Rhamos tersenyum meremehkan "Siapa yang kau sebut anak kami itu?! Icy? Kapan dia tinggal dirahim istrimu!"
Vhelix menatap Rhamos geram.
"Urus saja anakmu!" tidak, tidak, Rhamos tidak membenci Flarie yang dia sayangi tapi anak dari musuhnya, juga ia tidak membenci Icy anak kandung yang diurus dengan baik oleh musuhnya. Tapi dia membenci keadaan ini.
Vhelix mengabaikan Rhamos dan mendekati Icy. Rhamos yang melihatnya kesal dan menarik Icy kepelukannya. "Jangan mencoba menghasut anakku!"
"Dia juga aku besarkan seperti anakku, apa hakmu melarangku?!"
Swosh
"Argh,"
"Vhelix," Roana menopang tubuh Vhelix yang terkena serangan. Terdapat luka bakar dan darah yang menghiasi padang salju yang segera membeku di tempatnya berdiri.
"Ayah!" Icy berteriak cemas melepaskan pelukannya "Jangan sakiti ayahku!"
Rhamos menegang, bagaimanapun Icy anak kandungnya. Siapa yang tidak akan merasakan sakit jika anaknya lebih memilih orang lain, terlebih orang lain itu adalah musuhnya!
Flarie akhirnya menghampiri Vhelix dan Roana. Otomatis dia berhadapan dengan Rhamos.
"Ayah, Flarie mohon jangan sakiti ayahku," Flarie menatap nanar Rhamos. Rhamos lagi lagi tidak tahu harus seperti apa. Kedua anak itu sebenarnya memihak kepada Vhelix, dia tidak bisa menerima ini.
Alina yang tidak mengutarakan pergerakannya daritadipun menghampiri Icy dan tersenyum lembut "Anakku,"
Icy tersentuh dengan Alina, yang dia tahu seperti cerita. Alina dan Rhamos adalah orang yang jahat! Tapi, Icy benar benar hangat ketika Alina menyapanya.
Alina memeluk Icy, Icy tidak menolak dan menangis di sana bersama Alina.
"Aku akan membiarkan ini berakhir untuk sementara," Rhamos meninggalkan tatapannya untuk Vhelix dan berali pada sepasang ibu dan anak perempuan yang sedang melepas rindu. "Anakku," Rhamos perlahan menghampiri Icy dan Alina.
"Mari pulang," mereka berdua membawa Icy pulang ke istana Fire Castle.
Icy tetap berada dipelukan Alina.
Flarie menyaksikan mereka, ada sedikit perasaan sakit melihat ini. Bagaimanapun mereka selalu memeluknya dan sekarang harus dihadapkan dengan kenyataan bahwa mereka bukan miliknya lagi.
Roana yang menyadari segera menghampiri Flarie dan memeluknya tanpa peringatan.
Flarie mengangkat wajahnya "Ibu," Flarie menangis dipelukan Roana. Tak ada yang tahu jenis kesedihan apa yang dimiliki Flarie.
Kesedihan bahwa kedua orang itu bukan orang tua kandungnya, kesedihan orang tuanya mempunyai anak baru atau kesedihan harus kehilangan satu satunya teman.
Tapi, dibalik itu semua. Flarie bahagia bertemu orang tua kandungnya. Yang tidak pernah Flarie percaya adalah bahwa orang tua yang sebenarnya dari bangsa es. Tidak akan mengubah fakta dia juga bangsa es. Dia awalnya membenci bangsa es sampai mengagguminya ternyata itu bangsanya sendiri.
Pantas saja saat diadakan tes bakat kekuatannya tidak muncul saat ia berusia 10 tahun! Dan malah muncul pada usia 15. Yang seharusnya bangsa es mendapatkan kekuatan penuhnya. Tak dapat dipungkiri bahwa kejadian memanah diusia 10 tahun, Flarie mengeluarkan sepercik es dan mencair karena api!
_________________________
Wuhuuuuu
Ini WORD TERPANJANG DI CERITA INI.
!!!!
Terus?
Gapapa sih -_-||
Kritik dan sarannya ya ><
Ok. Bye!

KAMU SEDANG MEMBACA
A Switch
FantasyJadwal update [Senin/Selasa] √ sudah pasti [Hari lain] sesuai mood sih♡ ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• Ice Kingdom & Fire Castle Kekuatan yang selalu berselisih membuat kesepakatan dengan damai jika setiap bangsa tidak melewati perbata...