"Hei kalian ayo makan!" seru Ricca membuat Flarie, Icy dan Vina menghampirinya. Ikan bakar di sore hari ini memang menyenangkan.
"Tidak ada ayam? Di sini?" celetuk Flarie murung.
"Makan saja yang ada!" bentak Ricca membuat Flarie pindah dan duduk di pinggir Icy.
"Dia selalu menyeramkan," bisik Flarie kecil sekali. Untunglah, Ricca sekarang sedikit 'jinak' tidak terlalu ganas. Mungkinkah moodnya sedang baik?
Ricca mengambil ikan bakarnya membagikan kepada Icy, Flarie dan Vina. Masih tersisa beberapa ikan bakar karena Vina menangkap banyak.
"Ini lezat sekali," ujar Flarie. "Icy coba punyaku!" Flarie hendak menyuapi daging ikan kepada Icy.
"Hei! Rasanya sama saja!" Vina memutar bola matanya. Flarie hanya menyengir dan masih menyuguhkan daging itu kepada Icy.
"Kau manja sekali pada Icy, sungguh," celetuk Ricca.
"Benar, aku merasa seperti mempunyai anak lelaki," ujar Icy menerima suapan Flarie. Flarie hanya asik sendiri seakan yang dibicarakan adalah bukan dia.
"Hei, Vina? Kau yakin ingin ikut dengan kami?" tanya Ricca pada Vina. Vina yang sedang mengunyah pun menoleh ke arah Ricca.
"Benar."
"Memangnya, tidak takut mati?" tanya Ricca vulgar membuat Vina tersedak.
"Dan kau sendiri?" bukannya menjawab Vina malah bertanya balik.
Ricca hanya diam tidak berniat membalas lagi.
"Kita sangat berterimakasih, kalian mau membantu aku dan Flarie," ujar Icy sembari menerima suapan Flarie lagi. Flarie hanya menyimak, lagi-lagi.
"Hei! Itu tugasku!" jawab Ricca
"Tidak masalah seidikitpun." Vina menyengir. "Ku dengar, tanah kegelapan tandus. Tidak ada tanaman di sana, jadi. Aku akan membantunya untuk menumbuhkan beberapa rumput indah agar hidupnya tidak suram,"
Mereka tertawa mendengar gurauan Vina.
Swosh!
Angin topan kecil lewat membuat mereka menoleh satu sama lain. Icy mengernyit melihat bayangan yang muncul sedetik kemudian menghilang.
"Apa itu?" tanya Vina. "Apa itu kegelapan?"
Ricca menggeleng dengan was-was "Bukan, itu bukan-- apa kau mempunyai musuh lain. Kalian? Siapa saja?" tanya Ricca serius. Mereka menggeleng serentak.
"Aku akan memeriksa!" ujar Icy
"Icy! Jangan! Biar Ricca saja," Flarie memang tidak dapat menjaga ucapannya
Ricca mengangguk, huh, untung saja Ricca sedang jinak "Biar aku saja,"
"Tidak, tidak apa-apa. Aku merasa ada sesuatu yang salah di sini," Icy terbang ke arah hutan. Diikuti oleh Flarie di belakang yang memegang erat tangan Icy.
"Flarie ikut!"
Icy menghela napas jengkel dan menarik Flarie ke suatu tempat.
Swosh!
Angin topan kecil lagi-lagi menghampiri membuat rambut-rambut kecil Icy menari. Flarie mengeratkan pegangannya takut.
"Hei! Jangan terlalu kencang!" kesal Icy. Flarie hanya bersembunyi dibalik Icy.
"Flarie hanya membantu, jika Icy takut,"
"Rupanya kau yang takut!" Icy memutar bola matanya malas.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Switch
FantasíaJadwal update [Senin/Selasa] √ sudah pasti [Hari lain] sesuai mood sih♡ ••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••• Ice Kingdom & Fire Castle Kekuatan yang selalu berselisih membuat kesepakatan dengan damai jika setiap bangsa tidak melewati perbata...