13th : Sick!

21 10 3
                                    

Semua hiruk pikuk di kerajaan es dan api menyebar begitu cepat, bahkan Rhamos dan Vhelix menyadari pelaku yang sama. Mereka mencari informasi untuk membalaskan dendamnya. Tunggu, tidak! Bukan mereka, tapi kerajaan es dan api. Kerajaan es dan api tentu tidak akan mau kerjasama, meskipun menghadapi masalah yang tidak berbeda.

Sudah beberapa bulan sejak kejadian itu Icy sudah terbiasa berada di Fire Castle. Dia mudah beradaptasi. Icy duduk di sebuah pembakaran api, itu membuat Icy nyaman. Pembakaran api itu terdiri dari beberapa kayu yang terbakar tapi tidak pernah rapuh, di dalamnya seperti ruangan yang dilapisi api. Itu tempat ternyaman bagi Icy.

Icy sering memikirkan Roana, ibu asuhnya. Ibunya itu sering menangis menbuatnya khawatir. Akhirnya Icy ingin meminta izin untuk menemuinya.

"Ibu," Icy memasuki sebuah ruangan yang terdapat Alina di sana. Ibu kandungnya, Alina berbalik dan tersenyum

"Ada apa?"

"Icy ...," Icy berhenti karena ragu, ia meyakinkan tekadnya dan berbicara lagi "Icy ... Icy meminta izin pada Ibu untuk menemui ibu Roana, sekali saja bu,"

"Icy," Aline mengelus lembut rambut biru tua Icy. Alina sebenarnya heran, ada yang aneh dengan anaknya. Memang, Icy mempunyai mata yang merah tapi, rambut dan sayapnya berwarna biru tua. Alina tidak mengerti, seharusnya tidak mungkin kekuatan es mempengaruhi Icy saat ia kecil.

"Ibu, sekali saja," Icy memohon pada Alina.

"Tapi ayahmu--,"

"Ibu, jangan bilang pada ayah, jika ayah tahu ibu harus pura pura tidak tahu,"

"Tapi--"

"Ibu Icy mohon,"

Alina tidak tahu harus apa. Sebenarnya anaknya sangat handal dalam merayu orang. Karena tidak tahu harus berbuat apa Alina hanya mengangguk.

"Sebentar ya?"

Icy segera mengangguk.

"Bersama beberapa pengawal,"

"Ibu,"

"Bersama pengawal atau tidak sama sekali!" ucap Alina

Icy merasa takjub dan akhirnya setuju "Iya ibu,"

-

Flarie sedang berada di meja makan bersama Roana dan Vhelix.

"Ibu, apa ini makanan kesukaan Icy?" tanya Flarie melihat sup dingin dengan beberapa bongkah es. Aneh memang.

"Iya!" jawab Roana tanpa sadar dia menjadi lebih bersemangat "Icy kecil sangat suka sup itu! Tapi, semenjak ia menginjak usia 10 tahun Icy tidak pernah lagi memakannya," ujar Roana sedikit sedih.

Flarie tertegun, berarti memang benar mereka tertukar batinnya. Soalnya kekuatan bangsa api akan muncul saat ia berusia 10 tahun! Dan Icy harus menderita selama lima tahun. Flarie merasa sedih.

"Ibu, ibu tahu alasan kenapa Icy tidak menyukai sup itu lagi saat ia berusia 10 tahun?" tanya Flarie.

Vhelix yang diam saja mengernyit dan bertanya "Memangnya Flarie tahu?"

"Iya ayah!" Flarie mengangguk, tapi tatapannya berubah menjadi serius "Dulu, ibu. Ah tidak, maksudku Ratu Alina mengatakan padaku. Aku akan mendapatkan kekuatan saat aku berumur 10 tahun," Flarie berhenti sejenak.

"Aku memang mendapatkannya saat aku berumur sepuluh tahun, tapi hanya sekotak es kecil sekali keluar dari busurku yang langsung berubah menjadi air!"

Vhelix dan Roana mendengarkan kisah Flarie belum sepenuhnya mengerti.

"Saat itu, orang-orang seumurku sudah bisa terbang dan mendapatkan kendali kekuatannya!"

Nada Flarie sangat ceria, namun seketika berubah sedih.

"Tapi, aku tidak bisa terbang. Aku pikir aku tidak berbakat!"

"Setiap hari aku murung dan merasa sedih, aku benar-benar tidak berguna saat aku akan dinobatkan sebagai putra mahkota. Ib-- ah Ratu Alina, tidak pernah berhenti menghiburku. Dia selalu meyakinkanku sampai pada saat aku menginjak usia 15 tahun."

"Aku terbangun dengan keadaan gelisah dan sangat panas seperti aku akan meleleh seketika. Rasanya sakit sekali! Aku tidak bisa menahannya dan aku terbang pergi tidak mempedulikan apapun dan siapapun. Kekuatan es-ku sepertinya agak kuat meskipun baru tumbuh. Karenanya, setiap tempat yang sudah aku lewati akan berubah menjadi es dan 10 meter kemudian berubah kembali menjadi api! Sampai aku dikejar dan dikejar. Aku memutuskan untuk melawati perbatasan karena itu satu-satunya tempat yang aman dan bisa menghilangkan rasa sakitku. Tanpa di duga, di tengah perbatasan aku bertemu Icy! Aku ingin bertemu dengannya. Namun, terlambat. Kami berdua sudah terpisah satu sama lain."

Flarie berhenti dan mendapatkan tatapan bersalah dari kedua orang tuanya. Mereka merasa sakit mendengar ceritanya, mereka bahkan tidak bisa membayangkan rasa sakit yang dialami Flarie.

"Flarie," Roana menatap nanar anaknya, dia berkaca-kaca.

"Ibu, ibu. Flarie tidak apa-apa! Flarie bahkan senang memiliki pengalaman yang tak pernah orang lain dapatkan," Flarie tersenyum membuat Roana memeluknya dan melepaskannya sedetik kemudian.

"Ibu dan ayah tahu alasan Icy tidak menyukai sup es lagi?" tanya Flarie lagi.

Vhelix dan Roana menggeleng belum mengerti dari cerita Flarie.

Flarie tersenyum lalu melanjutkan.

"Alasan Flarie menangis saat bertemu Icy, Flarie pernah merasakan rasa sakit itu. Dan rasanya sakit sekali. Ibu bisa membayangkan Flarie mengalami rasa sakit itu hanya beberapa menit dan meskipun sebentar itu benar-benar sakit!" Flarie berhenti.

"Ah iya! Ibu mengerti. Icy pun merasakan rasa sakit juga saat meninggalkan kita di hari ulang tahunnya?!" tanya Roana lagi.

Flarie tersenyum getir "Ibu, lebih dari itu,"

Vhelix mengernyit "Apa maksudmu?"

Mereka benar-benar belum menyimak paham dengan cerita Flarie.

"Kapan Ratu Alina mengatakan padaku bahwa aku akan mendapatkan kekuatanku?" tanya Flarie lagi.

"Saat usiamu sepuluh tahun," jawab Vhelix.

"Tepat sekali!" jawab Flarie mantap.

Vhelix dan Roana mengernyitkan alisnya terdiam untuk mencerna perkataan Flarie. Tak lama kemudia Vhelix menunjukkan ekspresi kaget.

"Ya! Sekarang aku mengerti ..."

••••••••••••••••••••••••••••••

Tubikontinyue...!!!

Babai

Semoga berjumpa lagi. Di lain hari, di lain minggu, di lain bulan, di lain tahun.

Atau...

Di lain ... dunia.

😈

Silakan vote ... kalau tidak ...

I'LL kill YOU🔪

JUST KIDDING (ノ*>∀<)ノ♡
MEI MOP wkwk

A SwitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang