A Switch

9th : Come home (1)

Sehari sebelum Icy berulang tahun, Icy bertemu dengan tabib. Tabib itu menceritakan semua kejadian dan ramalan ramalan. Icy benar benar tidak percaya dan tidak ingin mempercayainya. Vhelix yang menyayanginya dan Roana yang selalu memberi nasihat dan memeluknya sebenarnya bukan orang tuanya.

Yang lebih menyakitkan adalah Icy seorang anak dari bangsa api.

Api!

Selisih macam apa api dan es itu. Mereka bahkan berperang dingin saat memutuskan perjanjian damai dengan menjaga perbatasan.

Vhelix dan Roana sudah menyiapkan pesta ulang tahunnya untuk besok. Betapa menyakitkan untuk Icy.

Bahkan tabib menyuruhnya meninggalkan Ice Kingdom dan harus melewati perbatasan. Betapa menyakitkan semua ini untuk Icy. Tapi, Icy memutuskan tinggal sebentar di Ice Kingdom hanya untuk meniup lilin untuk kedua orang tuanya.

_____

ICY BIRTHDAY

"Icy sayang kekuatanmu akan muncul sebentar lagi," Roana mengelus rambut Icy kecilnya dan memeluknya sebentar.

"Ibu, bisakah langsung pada inti acaranya?" Icy merasa gelisah karena menahan kekuatannya yang menimbulkan rasa sakit bagi Icy. Terlebih ini adalah tanah es dan Icy pucat karena kedinginan.

"Sayang, kamu kenapa?" tanya Roana khawatir.

"Ibu, Icy mohon," Icy memelas pada Roana. Akhirnya Roana mengadakan acara langsung pada intinya.

Icy segera meniup lilinnya dan berbalik tergesa gesa. Icy memegang erat jubahnya karena semakin kehilangan fungsinya. Icy benar benar harus menahannya untuk sebentar lagi.

"Ayah, ibu. Jika Icy menjadi makhluk terkeji di dunia apakah ayah dan ibu masih menyayangi Icy?" tanya Icy sedikit gemetar.

Vhelix tidak bisa tetap diam, dia hendak mendekati Icy tapi dia dihentikan olehnya. "Ayah ibu, tolong, Icy hanya ingin jawabannya," Icy menahan tangis berkaca kaca.

"Icy, apapun kamu, siapapun kamu, bahkan jika kamu menjadi makhluk terjelek kamu akan tetap menjadi putriku, kemarilah," saat Roana ingin memeluk Icy yang pucat dan menangis hatinya sakit. Icy mundur beberapa langkah ke belakang. Icy tidak mau menyakiti ayah dan ibu.

"Ibumu benar Icy, mari,"

"Icy akan mengucapkan selamat tinggal, Icy sudah tidak tahansh," suara Icy tertahan dan mendesis.

Bugh!

Semburan api keluar dari tubuh Icy. Karena telah lama kekuatan itu ditekan dan ditahan. Vhelix dan Roana meringis melihat anaknya kesakitan. Dan berkekuatan api? Apa ini! Mengapa ini terjadi.

"Terima kasih ayah, ibu, maaf aku tidak bisa memeluk kalian. Itu akan menyakitkan!"

Swosh!

Icy melesat kencang. Roana dan Vhelix mengejar Icy. Beberapa bangsa es pun mengikutinya.

"Icy," teriak Roana menangis menjerit. Mereka mengejar Roana di belakang.

Icy terbang dengan sesekali mengusap air matanya. Kulit Icy semakin pucat, dia harus segera mencapai perbatasan. Roana melesat mengejar, dia berhasil memegang pundak Icy namun tangannya menjadi sakit tak tertahankan.

Arghh

"Roana," Vhelix cemas dan mengejar Roana yang terus mengikuti Icy. Bahkan Roana tidak mempedulikan rasa sakitnya.

Perbatasan sudah terlihat di mata Icy. Icy hanya mempercepat dan cepat.

Ketika Roana hendak menarik Icy lagi, Vhelix beruntung memeluk Roana dan terguling lima meter dari perbatasan.

Icy masih terbang dan saat mencapai garis. Kecepatannya perlahan mengendur dan Icy sudah tidak merasakan rasa sakit seperti tadi lagi.

Flarie!

Apakah ini benar benar Flarie?

Flarie temannya?

Icy dan Flarie sama sama menurunkan kecepatan mereka, ingin menggapai satu sama lain. Pandangan mereka tak pernah putus sama sekali.

"Icy!"

"Flarie!"

Sahut mereka bersama ingin menggapai namun kecepatan mereka sebelumnya terlalu tinggi. Tangan mereka hanya terulur bersama namun tidak menggenggam. Icy ingin kembali terbang membalik arah begitupun Flarie, tapi mereka hanya tersungkur jatuh ke masing masing tanah mereka.

Icy berada di tanah bangsa api, begitupun sebaliknya.

Saat mereka tersadar, mereka sudah berada satu meter dari perbatasan lawan. Icy dan Flarie sama sama membelakangi. Flarie berbalik melihat Icy di sana, Flarie hanya ingin temannya, Icy.

Icy yang merasa ditatap pun melihat kebelakang dan tatapan mereka bertemu dalam diam.

______