18th : New Crazy Friend?

10 2 0
                                    

Icy mengangguk saja. Flarie tertegun sejenak dan memelototkan matanya "Hei dia tahu nama kita tanpa kita beritahu,"

Icy berjengkit kaget berbalik ke arah Flarie, Icy menyipitkan matanya. Bagaimana bisa?

"Nanti kita akan cari tahu, aku tidak tahu berada dimana kita sekarang!"

Flarie mengangguk dan berdiri, membukakan jendela yang rapuh dengan hati-hati seakan-akan rusak kapan saja. Perlahan cahaya matahari masuk menerpa wajah Flarie.

"Icy lihat!" Flarie berdecak kagum melihat pemandangan indah di depannya. Bukan, bukan api yang panas ataupun es yang dingin. Ini berbeda! Dan sangat indah.

Icy tertegun dan terbang menghampiri Flarie. Cahaya matahari masuk ke celah-celah pepohonan, tak jauh darisana ada sungai mengalir dan rerumputan. Ada bunga-bunga indah yang tumbuh di depan gubuk.

Icy menatap Flarie takjub. Flarie tersenyum dan mereka melihat kembali pemandangan indah yang pernah mereka lihat seumur hidup.

"Makanan sudah siap," Ricca terbang menggunakan sapu terbang yang khas nya. "Eh?"

"Dimana kita?" tanya Icy pada Ricca.

Ricca terdiam sejenak dan tersenyum. Dia turun dari sapunya menghampiri mereka berdua. Icy dan Flarie mengernyit tidak mengerti.

Ricca meraih tangan Flarie dan Icy membuat keduanya kaget. "Kita makan dulu, nanti kujelaskan,"

Ricca menarik tangan Icy di sebelah kiri dan tangan Flarie di sebelah kanan. Icy melirik Flarie, hei! Ekspresinya aneh. Apa Flarie ketakutan? Lucu sekali.

Di meja makan sederhana ada banyak sekali makanan. Mulai dari pudding, es krim, ayam bakar, sayur sop, ikan goreng, dan makanan-makanan yang tidak mereka ketahui.

"Woa, ada ayam bakar!" Flarie melepaskan tangan Ricca dan segera mengambil ayam bakar ke piring yang sudah di sediakan. Flarie memakannya dengan lahap sekali seakan-akan Icy dan Ricca akan melahapnya.

Icy menatap Ricca, begitupun sebaliknya. Mereka tertawa melihat Flarie "Maafkan temanku, dia terlalu lapar,"

"Tidak apa-apa" jawab Ricca "Ayo duduk,"

Icy mengangguk dan mengambil es krim dengan sup hangat.

"Sebenarnya aku manusia, ah tidak tidak! Aku manusia yang menjadi penyihir!" seru Ricca tiba-tiba. Flarie dan Icy yang sedang fokus terhadap makanannya menatap Ricca.

"Aku pernah membaca, bahwa ada elemen campuran di suatu tempat. Apa di sini? Memangnya bisa elemen berbeda hidup berdampingan seperti itu?" tanya Icy mengernyit saat tadi ia melihat air, angin, api, bahkan es dari es krim ini. Icy tidak mengerti.

Ricca mengangguk "Bukannya melihat tadi?"

Flarie hanya terdiam menyimak.

"Hey kenapa aku tidak kesakitan di sini?" Icy berasumsi bahwa jika dia berada di tanah elemen lain terutama yang bertentangan seperti es! Icy akan merasa kesakitan. Tapi saat dia menyentuh es krim itu dia tidak merasa sakit.

"Apa kau membaca bukunya sampai habis?" Ricca mengambil benda bulat berwarna ke abu-abuan. Icy tidak tahu itu.

"Apa itu?" tanya Flarie mewakilkan keingin tahuan Icy.

"Ini bakso, cobalah. Rasanya enak!" Ricca mengambilnya dan memberikannya kepada Icy dan Flarie satu masing-masing. Jika manusia normal berpikir, darimana Ricca mendapatkan banyak makanan padahal tinggal saja dia di gubuk tua.

"Enak!" sahut Icy "Oh ya, sebenarnya tidak sih! Aku jadi menyesal tidak membacanya sampai akhir." Icy mengunyah bakso sambil melanjutkan.

"Sebenarnya kalian bisa hidup berdampingan. Kau tahu, kerajaan kalian masing-masing terlalu membanggakan kekuatan dan ingin mendominasi satu sama lain. Hei tapi terlambat untuk berdamai sekarang, bangsa es dan api sudah tidak ada. Hanya kalian berdua yang tersisa!"

"Ya! Apa rencana kalian selanjutnya?" Ricca menyimpan sendoknya dan beralih kepada Flarie dan Icy.

Flarie dan Icy sama-sama gelisah. Mereka jadi teringat kejadian berdarah. Tentu saja mereka akan membalas dendam, tapi sekarang bukan waktunya. Mereka terlalu lemah dan harus bersembunyi terlebih dahulu agar tidak terincar. Lagipula mereka harus menyelidiki secara keseluruhan akar dari permasalahannya agar tidak menyerahkan diri dengan bodoh.

"Ya, kami masih bingung," Icy mengaduk-aduk supnya tidak berniat memakannya.

Ricca tertegun dan emosi lain menghampirinya "Apa yang kau lakukan!" teriak Ricca membuat Icy dan Flarie berjengkit kaget, untung saja mereka tidak terjatuh.

Flarie bersembunyi dibalik punggung Icy segera "Ricca! Aku tidak membuat kesalahan apapun sekarang!" teriak Flarie takut di belakang Icy.

Ricca semakin marah dan menggebrak meja sekali lagi.

"Hei! Hei! Tenanglah, ada apa denganmu?!" tanya Icy was-was. Penyihir ini bisa berbahaya dengan tiba-tiba tanpa terprediksi. Menyebalkan!

"Kau yang ada apa?!" teriak Ricca menyerang dengan cahaya abu-abu. Karena Icy sudah memprediksi serangannya dia membangun perisai api di hadapannya.

"Wow ... wow ... wow ada apa ini?!" teriak Icy. Flarie menggeleng keras dan bergetar ketakutan di belakang Icy. Hei! Dia lelaki!

"Kau melakukan diskriminasi terhadapku!"

Icy tertegun seraya menahan perisai api. Ia berpikir keras. Hei! Perlakuan diskriminasi apa yang aku lakukan padanya?! Icy mencoba berpikir keras lagi dan lagi. Ia melihat di sekitarnya dan mendarat pada sup di pinggirnya.

"Sup? Sup! Tidak! Tidak mungkin sup!" ujar Icy bergumam sendiri panik mencari jawaban "Flarie bantulah aku mencari jawaban! Apa yang aku lakukan?"

Flarie masih bersembunyi di belakang Icy
"Icy mendominasi! Icy pingsan! Icy memakan sup! Icy mengambil es krim, Icy mengaduk sup, Icy pasang perisai, Icy nanya sama Flarie, Icy panik, Icy panik, Flarie panik," Flarie menyebutnya tanpa menghela napas. Wowo! Hebat!

"Apa! Apa! Dominasi tidak! Pingsan, makan sup, ambil es krim, mengaduk sup. Eh ya ya mengaduk sup!" teriak Icy bersemangat.

Ricca masih menyerang dan Icy masih mempertahankan perisai apinya. Dia mengambil sup dan memakannya. Sehingga perisainya lepas dan serangannya terkena Flarie yang belum siap dan terlempar.

"Ricca! Ricca! Lihat, lihat aku memakan supnya. Jadi berhenti, ya?" bujuk Icy.

Ricca menghentikan serangannya dan tersenyum lalu ia duduk kembali. Huft! Icy menghela nafas kasar. Hei ayolah! Setelah lama tidak mempunyai teman perempuan! Kenapa harus segila ini saat mendapatkannya!

"Coba ini Icy," Ricca mengambil ikan goreng dan disimpan di depan Icy. Karena tidak mau kejadiannya terulang lagi Icy segera duduk dan memakannya "Hei! Flarie, sedang apa di sana?"

Icy membelalak saat melihat Flarie acak-acakan dan kesakitan di ujung nakas. Icy lupa memperingatkan Flarie!

Melihat Ricca bertanya Flarie segera menggeleng dan kembali ke meja makan dengan segera "Tidak, tidak apa-apa aku ... aku baik-baik saja, ah ayam bakar ini enak sekali. Ricca aku ingin baksonya lagi!"

Ricca tersenyum dan mengambil beberapa bakso.

Hei! Bisa bayangkan penderitaannya? Oh ayolah teman macam apa! Mereka sedang berduka, dia malah menambah penderitaan!

♡♡♡
Launchof

-Icy (Api)
-Flarie (Es)
-Ricca (Penyihir)

Takut ketuker:'

A SwitchTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang