“Babby, kamu nakal sekarang, hm….” Bara mendekati Nadia yang terdiam di tempatnya lalu memeluknya dari belakang.
Bara, 27 tahun, asisten sekaligus sahabat Kenzo.
Bara tahu, Nadia pasti sangat kaget melihat pistol yang di arahkan tepat ke kepala sahabatnya --Kesha. Siapa yang tahu, pistol itu bisa kapan saja merebut nyawa sahabatnya.
“Tenang babby, kalau tidak pistol itu bisa saja berbalik kepadamu,” bisik bara di telinga Nadia. “Aku tahu betul bagaimana sifat anak itu. Dia tidak memandang bulu,” ingat Bara lagi kepada Nadia.
Saat melihat Kesha yang menangis ketakutan, Nadia mengabaikan rasa takutnya. Dia yang menyebabkan Kesha dalam bahaya ini. Setidaknya dia harus menenangkan Kesha.
Nadia melepaskan pelukan Bara dengan kasar, dia berlari dan menghampiri Kesha sudah menangis dan terbujur kaku di tempat, bahkan dia juga mengabaikan Kenzo yang memerah menahan emosi.
“Berani kau sentuh milikku, aku akan menembak jantungmu,” Kenzo mengalihkan pistolya dari Kesha ke Nadia.
Kenzo, 29 Tahun, Mafia termuda dan kaya raya.
Tangan Nadia yang sedikit lagi bisa menggapai tubuh Kesha menggantung di udara. Dia tidak seberani itu untuk meneruksan tangannya setelah mendapat peringatan dari Kenzo, pistol sekarang sudah menuju ke dia. Satu-satunya cara agar dia tetap selamat adalah dengan menuruti perkataan Kenzo.
“Bara, kuberi kau kesempatan untuk membawa pelacurmu pergi dari tempat ini.” Kenzo melihat kearah Bara.
Mata Nadia sedikit berkilat marah, siapa yang dia sebut pelacur, huh?
“Aishhh, tidak bisakah kau tidak bermain-main dengan pistolmu itu? Mereka masih sangat kecil Ken, bisa-bisa mereka trauma karena ini.” Bara menggerutu, kadang-kadang Kenzo harus diingatkan juga.
“Bawa pelacurmu pergi,” tegas Kenzo mengabaikan ucapan Bara sebelumnya. Ya, bukan Kenzo namanya kalo menuruti kata orang. Dalam kamus Kenzo tidak ada istilah menuruti, yang ada hanya memerintah saja.
“Baiklah Tuan Kenzo yang terhormat.” Bara memberi kode ke Nadia agar pergi dari sana, “Baby, kau yang kesini atau aku yang kesana. Belum cukup bermain-mainnya?”
Nadia bergeming hanya melihat Bara tanpa berniat untuk menghampirinya. Dia masih merasa marah kepada Bara, dia seperti di bohongi.
DUARR!
Kenzo menembak kearah balkon yang jendelanya terbuka, sebagai peringatan agar Nadia lekas membawa dirinya pergi dari kamarnya.
Nadia yang terkejut langsung berlari dan menghammpiri Bara yang kini tersenyum licik. “KELUAR KALIAN BEDEBAH SIALAN!” umpat Kenzo marah. Dia menatap nyalang kepada Nadia yang sudah meneyembunyika kepalanya di dada Bara.
“Dad, pulang sekarang,” bisik Nadia. “Dia Pysco.”
“Kau takut dengannya, hm?” Bara mengusak kepala Nadia yang masih berseder di dada bidangnya. “Ayo kita pulang,” ajak Bara yang di angguki Nadia dengan cepat.
“Boss, selamat menikmati hadiahmu,” ucap Bara lalu merangkul bahu Nadia dan pergi meninggalakan Kenzo dan Kesha berdua di kamar.
Kesha hanya menatap kepergian mereka, dia tidak berani bersuara hanya sekedar memanggil nama Nadia. Ini teralu sulit baginya, dan lagi, suara tembakan peringatan Kenzo benar-benar menandakan bahwa dia tidak ingin di bantah.
"Ayo babby, kau ingin iblis itu mengamuk lagi?" ucap Bara saat Nadia berhenti dan melihat ke dalam.
"Dia tidak apa-apa, dad?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia's Wife [ Completed ]
Teen Fiction[ Jangan menjadi Silent Reader ] SELESAI + 1 BONUS CHAPTER Kesha Pratiwi adalah gadis SMA 17 tahun yang hamil dan menikah dengan Mafia muda. Bagaimana Kesha menlanjutkan hari-harinya paska pernikahan mereka? terlebih Kenzo tidak mencintainya dan sel...