Bagian 18: Seperti Orang Tua Kita

1K 141 9
                                    


"Kemaren nih, gue dengerin kisah cinta bokap-nyokap yang menarik dan berliku banget." Syabil membuka percakapan. "Gue pikir nggak ada salahnya nikah muda. Lebih aman kan pacarannya." 

Trio maung sedang bersantai di taman kampus. Mengahalau udara panas siang hari. Syabil dan Malik duduk bersender di batang pohon bringin besar, sementara Pelita tiduran dengan tumpukan tas mereka bertiga menjadi bantal. 

"Kata nyokap gue, ayah lo alay banget gara-gara nikahin nyokap lo." Malik memberi respon.

"Ya mana ada Bapak Rian jadi alay." Syabil tidak terima. 

"Kata bapak-ibu gue nih... ayah lo dulu nembak Bude Cacha berkali-kali tapi ditolak mulu." Tambah Pelita.

"What? Kok bisa merembet ke Bude Cacha sih?" Syabil terbelalak. Masalahnya ini cerita baru yang tidak pernah diceritakan bunda dan ayahnya. 

"Iya. Mami juga bilang gitu." Malik kini satu suara dengan sahabatnya yang paling cantik itu. 

"Kok kisahnya jadi melenceng gini?" Syabil yang berkulit cokelat manis itu menggaruk kepalanya. Masih berusaha mencerna cerita baru tentang sang ayah kebanggaan. 

"Keren itu kisah papi-mami si bule. Udah kayak film-film romantis hollywood. Kata ibu-bapak sih gitu." Lanjut Pelita.

Entah mengapa mereka malah bicara tentang kisah perjalanan cinta para orang tua. 

"Lo tau ceritanya nggak, Bul?" Tanya Syabil.

"Pernah diceritain. Ketemu di pesawat mereka. Terus akhirnya liburan keliling eropa bareng. Pakai paket bulan madu yang mami punya untuk bulan madu sama mantannya." Cerita Malik mengalir akhirnya. "Sampai akhirnya kisah cintanya berlanjut di Indonesia. Nikah dan lahirlah Mas Rio, gue, sama Maula." 

"Bentar dulu... Kak Elle kapan nongolnya? Bukannya lebih tua Kak Elle?" Syabil malah semakin bingung. Setelah mendapati fakta tentang ayahnya, kini ada satu hal yang sepertinya terlewatkan.

"Kak Elle kan anaknya papi sama istri pertamanya." Jelas Malik.

"Hah?" Syabil menganga.

"Bukannya lo udah tau ya, Tem?" Pelita yang tadinya tiduran sampai duduk sambil mengetuk-ngetuk pelan kepala Syabil. 

"Belom pernah denger. Jadi papi lo poligami?" 

Satu toyoran mendarat di kepala Syabil. Malik pelakunya.

"Bukan. Bundanya Kak Elle sama Papi itu cerai. Terus waktu Kak Elle umur lima tahun, bundanya meninggal karena sakit, jadi akhirnya Kak Elle tinggal sama kita." Cerita Malik.

"Lo nggak kelihatan sodara tiri-an sama Kak Elle sih... pada mirip." Komentar Syabil. "Kisah bonyok lo gimana, Pet?" 

Pelita, satu-satunya yang paling cantik antara mereka bertiga menumpu dagu tangannya. "Mereka sahabat tapi menikah." 

"Kayak artis aja. Kalo yang artis itu teman tapi menikah." Syabil dan segala celoteh menanggapi tiap cerita sahabatnya. 

"Ya gitu... sampai sekarang sih gue masih bisa rasain vibe sahabatan mereka. Apalagi kalo berantem terus bapak gue kumat tulalitnya macem si Bara sama Banyu, udah nggak ada akhlak ibu gue nego-begoin suaminya sendiri." Cerita Pelita berbuah tawa pada dua sahabat tampannya. 

"Kalo misalnya nih... misalnya gue sama elo jodoh. Kan jadi sahabat tapi menikah tuh. Lo pas marah bego-begoin gue juga nggak?" Tanya Syabil.

Gadis satu-satunya dalam lingkaran persahabatan itu berdecih. Menatap malas ke arah Syabil yang nyengir lebar menunggu jawaban.

Pelita (Complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang