Moza dan Alga saling menatap, sama-sama terkejut, dan berseringai. Berseringai? Itu hanya terukir di wajah Alga tidak untuk Moza.
"Bagaimana? Apa kalian setuju?"
"Tidak!"
"Iya!"
"Omo! Bunda gak tau kalian bicara apa, ada yang bilang tidak dan ada yang iya. Barengan lagi, anak muda jaman sekarang malu-malu kucing," ledek Katrin.
"Hahaha, ya jelas yang malu itu Moza Bunda, ya gak?" ujar Alga sembari merangkul perempuan yang berada di sampingnya itu, yang tak lain adalah Moza.
"Apaan sih, Ga." Lirih Moza kemudian menepis lengan kekar yang bertengger di pundaknya.
"Aduh, Bunda ada arisan di rumah temen. Oh iya, Alga nanti Bunda pulang jam delapan malam. Baik-baik di rumah, awas kamu kalo macem-macem sama Moza,"
"Iya Bunda, tenang aja."
"Yaudah, Pak Basyir tolong siapkan mobil!" Ucap Katrin kemudian berlalu.
"Iya Nyonya," balas Basyir di arah garasi.
Moza memandang Alga, wajahnya tampak bahagia memang Alga selalu tersenyum, tapi senyuman ini sangat berbeda. Ingin sekali Moza menanyakan nya namun dia urungkan niat itu.
Alga beranjak dari kursi, meminum segelas air kemudian berlalu meninggalkan Moza. "Lo mau kemana Ga?" tanya Moza lalu mengikuti Alga.
Tidak ada jawaban dari Alga, kaki jangkung laki-laki tersebut melangkah menuju ke arah kolam renang, yang berada di dalam rumah, keluarga Fareeda. Memang rumah milik keluarganya sangat mewah, indah, dan berkelas. Tidak seperti rumah Moza yang ala kadarnya.
Moza duduk di bibir kolam, memandangi Alga yang tengah berdiri di sampingnya, "panas-panas gini enaknya berenang," ujar Alga lalu melepas seluruh seragam yang melekat di tubuh nya. Tinggal celana boxer sebagai pelindung benda pusaka milik nya.
"Gak mau ah, lo aja sendiri. Entar gua renang pake apa, bikini gitu?" balas Moza malas.
"Ya bagus lah," ucapan ngawur dari Alga membuat Moza sebal, ingin sekali dia mencubit laki-laki itu, namun niatnya terhalang oleh tubuh kekar yang terkena pantulan cahaya sang mentari. Indah dan menawan kini yang ada di pikirannya. Tak lama kemudian Alga menceburkan dirinya ke dalam kolam membuat seluruh air terciprat kemana-mana.
Byur!
"Alga! Gua jadi basah tau!" sentak Moza karena terkena cipratan air kolam.
"Hahahah, cewek kok takut air!" cibir Alga kemudian berenang dengan gaya dada.
"Dih goblok! Siapa juga yang takut air," elak Moza ketus.
"Kalau gak takut, sini dong ikut nyebur." Alga berseringai kemudian menyeka air di bibirnya, meninggalkan kesana yang sexy.
Moza memutar kedua bola matanya, kemudian menatap sengit kearah Alga, "gak mau Ga, gua pake apa coba? Ngawur lo, otaknya cuma beha sama sempak!" cibirnya kesal.
"Bukan itu Moza, tapi disebaliknya, hahahahahah," ralat Alga lalu tertawa.
"Sinting tuh bocah," Moza berdiri dari bibir kolam, "Gua mau kedalam dulu ya," pamitnya.
"Mau kemana lo?" tanya Alga sembari menarik pergelangan kaki Moza. Membuat Moza terpeleset dan tercebur kearah kolam.
"ALGAAAAAAA...,"
BYURRRRR!
Rasa ini sama seperti dulu, sesak, hampa, hitam, dan sunyi. Takut yang dia rasakan dia bahkan tidak bisa berenang! Moza mencoba mengambang tapi tidak bisa, ketakutan, dan trauma yang dia rasakan. "Alga! Tolong, gua gak bisa berenang!" jerit Moza.
KAMU SEDANG MEMBACA
My SOMPLAK Boyfriend✓
Teen Fiction⚠️WARNING! Mengandung unsur dan kata kasar, berbijaklah dalam membaca. 🏅#1 for Adult [09/05/20] 🏅#1 for Girlfriend [09/05/20] 🏅#3 for Anakharam [08/04/20] 🏅#5 for Moza [08/05/20] 18+ ❛❛Gua udah nolongin elo, sekarang lo harus jadi pacar gua!❛❛...