16. Bertemu?

31.2K 1.4K 35
                                    

Alga masih membayangkan ciuman yang diberikan oleh Moza, walaupun hanya di pipi tapi itu berkesan. Iya Moza lah yang mencium Alga, tidak terbayang bukan?

Alga pun begitu, dia mulai tersenyum-senyum sendiri, "apa keju udah mulai suka ama gua ya?" gumamnya.

"Gua bakal nerima ajakan dari dia, biar sekalian pdkt lagi hahaha, dasar. Hati emang kaya dengkul gak bisa ditebak,"

Alga saat ini sedang bersiap untuk pergi ke klub bersama teman-teman nya, sudah lama dia tidak ke sana. Setelah rapi dia segera pergi. Tidak perlu berpamitan kepada Katrin, karena bunda Katrin tidak ada di rumah langsung saja Alga pergi.

Ditengah perjalanan tiba-tiba saja ada yang menelfon nya, Bluetooth sudah standby di telinga, tinggal dia terima panggilan tersebut.

"Siapa nih?"

"Hai, ini aku,"

Alga tau jika itu Alzo, diapun segera mematikan panggilan tersebut.

"Please! Jangan dimatiin dulu. Aku mau ngomongin hal penting sama kamu, bisa gak kita ketemuan?"

"Gak! Kok lo bisa tau nomor gua hah!?"

"Please Alga, aku mau ngomong jujur ke kamu, soal nomor gak perlu tau kamu"

"Ngomongin apa sih!?"

"Ini tentang 12 tahun yang lalu,"

Alga berfikir sejenak mengulang 12 tahun yang lalu pasti akan menyakitkan, tapi dia juga butuh sebuah jawaban kenapa kedua orang itu meninggalkan dirinya dan Katrin.

"Gimana Ga, bisa kan?"

"Yaudah, lo share lock gua otw kesana,"

Alga langsung mematikan panggilan tersebut, tak lama kemudian dia menerima pesan dari Alzo mengenai lokasi pertemuan mereka. Alga putar balik jalur dan segera menuju ke Plaza.

***

Kaki jangkung itu melangkah di setiap lorong kios dan mencari sosok laki-laki yang mengajaknya bertemu tadi. "Mau ngomongin apa lo, cepetan!" seru Alga setelah menemukan Alzo yang tenang duduk di bangku.

"Kamu mau pesen apa?" tanya Alzo sembari menyodorkan sebuah menu.

"Lo mau apa sih? Tinggal bilang gitu loh!" Alaga menolak tawaran dari Alzo, karena dia gak suka basa-basi makan langsung saja dia tanya kan apa yang akan Alzo bicarakan kepada nya.

"Kamu duduk aja dulu disini," tawar Alzo dengan senyuman.

"Najis," Alga membalas dengan cibiran namun tetap saja dia menduduki bangku di depan Alzo.

"Aku gak ada maksud buat ninggalin kamu sama Bunda, dulu kita masih kecil Ga. Kita gak tau hal kaya gitu," ujar Alzo.

"Terus?"

"Aku baru sadar ternyata kita dipisahkan oleh pertengkaran kedua orang tua kita, selama ini aku udah nyari kamu sama Bunda kemana-mana, tapi gak ketemu, dan akhirnya kita di pertemukan oleh cewek manis itu," sambung Alzo.

"Eh, jaga omongan lo ya sama Moza, itu mainan gua!" sentak Alga.

"Hahaha tenang aja Alga, aku tau kamu gimana, dan ini rahasia terbesar Ayah, sebenarnya perempuan itu bukan selingkuh Ayah, tetapi itu istri temen kerjanya Ayah Ga, karena suami nya meninggal pada malam itu dan si perempuan udah gak punya siapa-siapa, karena kasihan makannya Ayah bawa pulang, tapi Bunda ngira nya itu selingkuhan nya Ayah. Dan malam itu Bunda salah paham." Alzo berbicara dengan sungguh-sungguh.

Alga mengernyitkan dahi, apa benar Ayahnya tidak berselingkuh? Atau sebaliknya? Tapi jika dilihat Alzo tidak mungkin berbohong kepada nya.

"Terus kenapa Ayah sama Bunda bisa pisah gitu aja?" tanya Alga.

My SOMPLAK Boyfriend✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang