3. Sakit

92.6K 3.6K 346
                                    

Setelah sampai di depan rumah milik orang tuanya, Moza segera membayar bapak ojol yang mengantarkan nya pulang tadi dengan uang tunai.

"Terimakasih ya, Neng. Eh itu helem nya di copot dulu atuh, Neng." Ucap pak ojol mengingatkan.

"Oh iya, Pak. Maaf lupa," balas Moza kikuk, "nih Pak," sambungnya sembari menyerahkan helm ke bapak ojol tersebut.

"Permisi, Neng." Salam si bapak kemudian berlalu.

Setelah dilihat nya kepergian tukang ojol tadi Moza melangkahkan kakinya menuju pintu, "Assalamu'alaikum, Pak, Bu, Moza pulang," ucap Moza sembari membuka gagang pintu rumahnya.

"Loh kemana Bapak sama Ibu, ya?" setelah memasuki rumah dia tidak menemukannya kedua orang tuanya, karena tidak mau ambil pusing langsung saja dia pergi ke kamar nya untuk beristirahat.

Direbahkan tubuh mungil itu di kasur empuk sembari memandang langit-langit rumah, "Afalga Fareeda, kenapa coba elo yang harus dateng di hidup gue, cowok IPA 1 kelas 3, udah pinter, tajir, ganteng, tapi sayangnya somplak!" cibirnya dongkol.

"Assalamu'alaikum!" Moza refleks bangun dari tidurnya dan segera melepas semua seragam yang masih melekat di tubuhnya saat ini. Kemudian memakai baju santai.

Setelah semuanya beres dia segera membuka pintu kamar untuk menemui sang ibu tercinta. "Waalaikumsalam, eh Ibu," balas Moza lalu mencium punggung tangan ibunya.

"Dari mana saja kamu?" tanya bu Citra, ibu kandung Mozarella Axinella yang masih muda itu. Memang Citra menikah muda saat berumur 18 tahun dengan kepala desa di kampung KB (Kampung Bahagia) karena dilandasi dengan ikatan cinta laki-laki itu bernama Riski dan berusia 25 tahun, akhirnya mereka menikah dan menciptakan anak tolol yang di beri nama Mozarella Axinella.

Sekarang umur kedua orang tuanya menjadi 35 tahun dan 42 tahun. Walaupun mereka tinggal di desa, tapi orang tua Moza tidak ketinggalan zaman mereka memberikan nama Mozarella Axinella karena mirip keju mahal yang mereka beli di penjual kue keliling yang memakai mobil.

"Moza habis belajar kelompok dirumah temen, bu." ucapanya berbohong, karena tidak mungkin jika dia mengatakan main dirumah nya Alga.

"Yaudah, udah makan belom?" tanya Citra lagi.

Moza tersenyum dan memperlihatkan deret gigi putihnya beserta gigi kelinci miliknya itu. "Belum dong,"

Ibu Citra menggeleng dan tersenyum menyaksikan tingkah laku putrinya ini. "Ayo sekarang kita makan, ibu udah buat semur jengkol kesukaan mu," ajak Citra di balas sorakan gembira oleh Moza.

Setelah menyelesaikan makannya, Moza kemudian membantu ibunya untuk membersihkan cucian kotor, lebih baik di kerjakan walau masih sedikit.

"Bu, Moza boleh tanya gak?" tanya Moza yang sedang asik mencuci piring.

"Boleh,"

"Dulu waktu ibu menikah sama bapak, ibu beneran cinta gak sama bapak?"

Citra yang saat ini sedang memotong bawang langsung tersenyum, "dulu waktu itu ibu hanya seorang anak petani, hutang kakek kamu itu banyak ada di mana-mana. Kakek kamu udah gak bisa bayar karena sakit, ibu sama nenek juga sudah putus asa, tapi...," ibu kemudian menghentikan cerita nya.

"Loh, kok berhenti bu?"

"Ibu mau minum dulu," balas Citra sambil menahan tawa.

Setelah menunggu ibunya selesai minum Moza menayangkan lagi cerita yang belum selesai tadi. "Terus gimana bu?"

"Haduh, Nduk. Kamu itu gak sabaran ya. Ya terus bapak kamu ngebantu ibu tapi dengan syarat harus nikah sama dia, ibu gak ada pilihan lagi toh, bapak kamu itu ganteng, kaya, dan terpelajar mana mungkin ibu mau nolak." Jelas ibu dengan tersipu malu.

My SOMPLAK Boyfriend✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang