Sudah beberapa kali jemari mungil itu menyalin setiap catatannya, dengan hati dongkol dan wajah muram dia menatap tajam ke arah laki-laki yang mengganggu nya dari tadi.
"Alga! Gua capek tau, udah tiga kali gua nyalin!" omel Moza membenarkan kertas yang di sobek oleh Alga.
"Lagian kurang kerjaan banget sih lo! Lo mau nyontek ya!?" tuding Alga.
"Pikir dikit dong! Gua bukan kaya anak yang lain ya, kalau ada ujian tinggal nyontek!" cibir Moza kesal.
"Gua tuh mikir pake otak, bukan salmon!" sambung perempuan itu sembari membolak balikkan buku catatannya.
"Berarti lo pindah kesini gara-gara beasiswa ya?" tanya Alga kemudian duduk di samping Moza.
Moza hanya mengangguk, dia bukan anak orang kaya seperti Alga, alasannya pindah kesini karena ya, dia mendapat beasiswa. "Makanya gua kudu mempertahankan prestasi gua, biar entar kuliah juga dibayarin ama negara," tuturnya pelan.
"Cita-cita lo jadi apa?" tanya Alga tiba-tiba.
Moza melirik Alga, dan mengernyitkan dahinya, "buat apa kasih tau ama lo?"
"Ya biar gua tau tolol!" sentak Alga sesekali menjitak kepala Moza.
"Ihh sakit tauk! Kalau lo cuma pengen tau ya, cita-cita gua pengen jadi pengacara," balas Moza.
"Wih, cocok tuh ama lo!"
"Masa?"
"Iya cocok kalau lo juga keseringan ngebacot, hahahaha!" celetuk Alga kemudian tertawa.
"Itu muji apa ngejek gua hah!?" sentaknya kesal.
"Udah deh sana, bentar lagi masuk. Gua gak mau hari pertama ujian jadi badmood gara-gara elo!" sambung Moza ketus.
"Iya gua pergi babay keju," ujar Alga kemudian berlalu meninggal Moza.
Moza hanya menatap kepergian punggung laki-laki jangkung itu kemudian menatap kembali catatannya. "Dasar cowok edan!"
Moza pun beranjak dari duduknya dan untuk pergi ke ruang komputer. Sesuai jadwal ini giliran kelasnya. Di Sana Maya dan Mita sudah menunggu Moza sembari mencatat rumus-rumus.
"Hei!" pekik Moza.
"Ih ngagetin lo!" sahut Mita ketus.
"Ya lagian, pada ngapain sih kalian?"
"Ini nih, gua sama Maya lagi ngrangkum di buku paket,"
"Buat contekan ya?" tuding Moza asal.
"Ya engga lah, goblok boleh curang jangan." Balas Maya mantap.
"Gua suka gaya, lo!" ujar Moza tersenyum. Seketika mereka bertiga pun tertawa.
***
Sudah seminggu ujian kelulusan di laksanakan seluruh siswa-siswi SMA Negeri 143. Banyak dari mereka yang merayakannya, contohnya saja perayaan acara Prom Night! Asal kalian tau selama ujian ini kamar menjadi sangat kacau balau, kertas kecil bekas contekan maupun jiplakan berhamburan di setiap bilik, tidak itu juga tisu dan bungkus permen mendominasi kekacauan tersebut.
Pak Ahmad lah yang harus membersihkannya, ya secara kan dia tukang bersih-bersih di sekolah. Kembali ke acara, Moza, Maya, dan Mita sekarang sedang berada di kantor sekolah untuk menunggu hasil kelulusan mereka.
"Gua bener kan, mesti ada promnight!" ujar Mita yang tengah melihat pengumuman di mading.
"Kalo gitu kalian mau nampilin apa nih?" tanya Moza sembari menyeruput es kelapa muda.
KAMU SEDANG MEMBACA
My SOMPLAK Boyfriend✓
Teen Fiction⚠️WARNING! Mengandung unsur dan kata kasar, berbijaklah dalam membaca. 🏅#1 for Adult [09/05/20] 🏅#1 for Girlfriend [09/05/20] 🏅#3 for Anakharam [08/04/20] 🏅#5 for Moza [08/05/20] 18+ ❛❛Gua udah nolongin elo, sekarang lo harus jadi pacar gua!❛❛...