Setelah membersihkan badan dan mengganti baju Moza langsung merebahkan badannya di kasur, dia masih teringat tentang kejadian tadi, dia mencoba mengusirnya jauh-jauh, tapi malah membuatnya gelisah.
"Udah ah... kalou gua pikirin entar sekarat lagi, hehehe ayo tidur Moza, besok lo masih ada liburan bareng temen," ujarnya lalu menutup mata. Tapi tetep saja tidak bisa. Dia tidak bisa tidur!
"Argghhhhh.... kenapa sih gua? Sebel tau... aaaaaahhhhh mati lo anjeng!" umpat Moza seraya melempar guling. Dia kemudian beranjak dari kasur menuju meja belajar, disana dia mulai menulis.
Jari jemarinya mencengkram bolpoin dan tangan satunya memegangi kertas, kecewa sekali dia dengan laki-laki yang sudah mulai dia cintai itu. Kecewa. Hanya itu.
Aku seperti debu yang terbang terbawa angin,
Tanpa arah dan tanpa tujuan,
Angin itu membawa ku ke sebuah dunia,
Setelah aku mengenal dunia itu aku singgah
Dan aku bertanya, "kenapa dunia ini begitu indah,"
Namun, ada satu hal yang membuat ku tak nyaman,
Dunia itu kejam dan haus akan kekerasan.Aku tau dunia itu jahat,
Ya, memang aku bodoh! Bodoh karena cinta,
Mata ku dibutakan oleh rasa suka di hati,
Sehingga membuat ku menerima setiap penyiksaan nya...Mati?
Tolong... tolong... siapa saja tolong!
Aku terjebak,
Aku hanyut dalam perasaan itu,
Cahaya hitam muncul seakan-akan membelah semuanya.
Aku terprosok kedalam lubang hitam,
Jatuh hingga menghilang.
Sampai aku sadar, aku sudah tidak bisa lagi membuat dunia itu seperti surga.Klotak...
Suara bolpoin jatuh, bersamaan dengan Moza menaruh kepala nya di atas meja. Dia sudah terlalu lelah untuk berusaha, "Rasanya pengen nyerah tapi sadar hidup gak bisa di pause," lirihnya kemudian terlelap.
***
Dret... Dret... Dret...
Perempuan itu meraba disekitarnya, untuk mencari benda lempeng yang mengganggu tidur nya, dan dia baru menyadari jika kemarin malam sampai pagi ini dirinya tertidur di meja belajar. "Sialan!"
"Mana sih ponsel gua!?" gerutunya jungkir balik,liat kolong tempat tidur sampai atas almary eh gak taunya ada di kasur.
"Nah itu dia," ujar nya tersenyum seraya merebahkan badan di atas kasur. Kemudian menerima panggilan yang sedaritadi mengganggu nya.
"Iya, hallo?"
"Moza, lo udah siap-siap kan, kita otw rumah lo ya, tunggu ya, see you bay!"
"Mit. Mit. Mita! Loh kok dimatiin sih?!" gerutunya lalu melihat kearah jam, "what!!! Sialan udah jam 7 dan gua belum apa-apa!?" Moza langsung bergegas mandi, untung saja koper sudah dia siapkan kemarin, jadi gak terlalu memakan waktu.
"Aduuuhhh... aduh!" cecar nya seraya memasuki kamar mandi.
"Kamu itu kenapa to Moja?" tanya Riski.
"Moza mau cepet-cepet Pak, entar kalo temen Moza dateng suruh nungguin dulu ya," pesan Moza.
"Iya, yaudah. Mau kemana sih?" Moza menatap Riski jengah lalu cemberut.
"Liburan Pak!" balas nya lalu menutup pintu kamar mandi.
⏰tak.. tik.. tak ... tik
Okay setelah selesai mandi Moza langsung pergi ke kamarnya kemudian memilih baju yang cocok untuk nuansa berlibur, kemudian dia pakai.
KAMU SEDANG MEMBACA
My SOMPLAK Boyfriend✓
Fiksi Remaja⚠️WARNING! Mengandung unsur dan kata kasar, berbijaklah dalam membaca. 🏅#1 for Adult [09/05/20] 🏅#1 for Girlfriend [09/05/20] 🏅#3 for Anakharam [08/04/20] 🏅#5 for Moza [08/05/20] 18+ ❛❛Gua udah nolongin elo, sekarang lo harus jadi pacar gua!❛❛...