Donghae meminta keempat putranya untuk berkumpul di ruang keluarga setelah makan malam selesai. Ia dan Yoona sang istri, ingin menyampaikan suatu kabar yang menggembirakan kepada para putranya. Suara gaduh dari arah dapur membuat Donghae dan Yoona terkekeh. Mereka yakin sekali bahwa keempat putranya sedang membicarakan apa tujuan mereka diminta berkumpul, tidak seperti biasanya.
Sepenting apakah kabar itu?
"Chan, lo nggak habis bikin gara-gara kan di sekolah?" tanya Mark berbisik, putra kedua dirumah itu.
"Eh, jangan sembarangan kalau ngomong. Gue ini anak baik-baik ya, bule gaptek!!!" seru Haechan tidak terima.
Kenapa anak terakhir seperti dirinya selalu dituduh yang tidak-tidak seperti ini? Haechan hanya bisa mengusap wajahnya kasar. Ia tidak merasa telah melakukan kesalahan hari ini atau kemarin.
"Wah, karena balik telat kemarin, nih! Lo habis ngewarnet pasti ya, ngaku nggak?!?!" imbuh Mark berapi-api.
"Astaga, kemarin Haechan pulang telat karena nungguin gue bang. Kirain dia udah pulang duluan, eh ternyata masih di parkiran," jawab Jeno sebelum Haechan semakin tersudut.
Akhirnya Jeno membuka suara untuk memberikan penjelasan. Jeno dan Haechan adalah kembar tidak identik, wajah mereka sama sekali tidak menunjukkan bahwa mereka sebenarnya kembar. Jeno lahir 3 menit lebih awal dari Haechan.
"Yeuuu, tau tuh bang Mark. Ngapain ngewarnet coba kalo dirumah udah punya PS sendiri? Sempit banget pikirannya," balas Haechan ketus.
Jaehyun si putra sulung malah menahan tawa kala melihat perselisihan yang berlangsung dihadapannya itu. Terbukti, dirinya menyukai keributan. Haechan dan Mark memang sering membuat perdebatan kecil seperti ini. Bahkan remot tv tetangga sebelah pun bisa mereka jadikan pembahasan untuk ribut.
"Udah lah, skip dulu kontes debatnya. Mama sama Papa pasti udah nungguin," sela Jaehyun cepat.
Setelah itu, mereka berempat langsung menuju ke ruangan dimana orang tuanya sudah menunggu. Haechan langsung mengambil posisi duduk disebelah ibunya dengan pose siap mengadu lalu menjulurkan lidah kepada Mark yang sekarang sudah menatapnya sengit. Sepertinya sebuah pertikaian siap dimulai kembali.
"Ada apa manggil kita, Pa?" pertanyaan Jaehyun memecah keheningan.
"Jadi gini..." Donghae menghentikan ucapannya sebentar. "Papa sama Mama mau ngomong sesuatu sama kalian."
"To the point aja Pa, Mark tau ini pasti soal Haechan," Mark tersenyum miring menatap Haechan disofa seberang.
"Ma, liat tuh, Bang Mark nuduh Haechan yang enggak-enggak lagi," ujar Haechan yang merengek meminta pertolongan sambil langsung memeluk ibunya dari samping.
Donghae langsung saja melepas kacamatanya sedangkan Yoona tak henti-hentinya tertawa melihat kelakuan kedua putra tampannya yang selalu ribut itu. Yoona memindahkan salah satu tangan Haechan yang tadi melingkar di pinggangnya ke perut bagian depan. Haechan memicingkan mata dan menatapnya penuh tanda tanya.
"Chan, tau nggak. Di dalem sini ada apa?" tanya Yoona berbisik pada Haechan.
"Pastinya ada usus, lambung, pa---- loh Ma! Kok kayak ada yang nendang-nendang gitu sih dari dalem?!?!" seru Haechan panik saat merasakan ada gelenyar aneh dari perut sang ibu.
Seketika seluruh ruangan menjadi hening kembali. Semua yang ada di ruangan itu fokus menatap Yoona penuh tanda tanya, kecuali Donghae yang hanya menahan tawa.
"Jadi ini yang mau Papa sama Mama omongin sama kalian." Donghae melempar tatapan bahagia kepada Yoona.
"Iya, nak. Mama hamil adik kalian," kata Yoona dengan lembut.
"APAAAA?!?!?!?!?! MAMA HAMILL?!?!" teriak keempat putra Donghae bersamaan mendengar penuturan dari Yoona.
-----tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAMA
FanfictionKetika jiwa yang baru telah lahir, bukan perasaan bahagia yang menyambut namun sebaliknya. Duka yang seharusnya dihapus perlahan berubah menjadi benci yang teramat dalam. Ego menjadi tokoh utama, mengendalikan akal hingga tak lagi jernih dalam berti...