Chapter spesial Jaehyun.
Sudah hampir satu Minggu lebih Jaehyun meninggalkan rumah, dan selama itu pula dia sama sekali tidak -atau mungkin belum menghubungi Papa atau salah satu dari ketiga adiknya.
Donghae masuk ke dalam kamar putra sulungnya dan duduk ditepian ranjang kemudian menatap sekeliling ruangan. Kosong. Jaehyun sudah membawa semua barang-barangnya. Meja yang dulunya penuh dengan buku-buku sekarang hanya tinggal debu. Lemari pun hanya menyisakan beberapa baju yang sudah jarang dipakai. Dinding yang dahulu penuh dengan foto-foto hasil jepretannya yang terpasang kini bersih tak bersisa.
Walaupun Donghae sebenarnya mengetahui kalau Jaehyun pasti akan tinggal disalah satu properti miliknya di luar kota dan ingin mengelola cabang perusahaannya yang kecil dan kurang terkenal. Sebagai seorang ayah bukan cara dan langkah seperti ini yang dia inginkan. Jaehyun pergi bukan untuk bekerja keras menggapai mimpinya, tapi untuk menghindari adiknya sendiri yang mungkin akan dibencinya. Hatinya benar-benar ikut hancur.
Donghae merasa lelah. Entah kenapa kepalanya jadi sering pusing akhir-akhir ini. Donghae beranjak dari duduknya dan melangkah menuju pintu. Namun ada sesuatu hal yang membuatnya urung untuk keluar meninggalkan kamar Jaehyun. Sebelah kakinya seperti membentur sesuatu yang ada dibawah tempat tidur.
Sebuah kotak berukuran sedang dengan motif polkadot hitam putih.
Donghae mengambilnya dan membuka isi dalam kotak tersebut. Ada sebuah kamera didalamnya, nampak asing karena Donghae bahkan baru pertama kali melihat kamera yang yang ada ditangannya itu. Sepertinya ini barang Jaehyun yang tidak sengaja tertinggal. Mungkin didalamnya ada gambar Jaehyun juga, jadi Donghae menyalakannya. Baterainya masih penuh. Jujur dirinya rindu melihat wajah putranya.
🎦
Tap
"Hai semuanya." ucap Jaehyun yang berada dalam layar kamera.
"Okay mmm, jujur aku sedih akhir-akhir ini nggak bisa banget kumpul sekeluarga. Namanya juga mahasiswa tingkat akhir, ya kan?" Jaehyun terkekeh. Tidak biasanya dia berbicara dengan aku-kamu begitu.
"Mungkin suatu saat keluarga ku bakal liat video ini, mungkin sih. Karena sebenernya ini rahasia haha. Papa aja nggak tau kalo aku beli kamera ini." Dugaan Donghae ternyata benar.
"Aku jarang nyembunyiin sesuatu, pasti selalu cerita ke orang rumah. Baru kali ini aja iseng main rahasia-rahaisaan. Haha."
"Aku sayang dan cinta banget sama keluarga ku, especially my parents. Mereka itu apa ya?" Jaehyun mengurut dagu. "Segalanya, iya segalanya. Semua orang tua itu pasti sempurna buat anak-anaknya."
"Rasanya bersyukur dan beruntung banget punya Mama dan Papa. Kalo suatu saat aku lahir kembali di dunia, aku berdoa sama Tuhan biar jadi anaknya Mama sama Papa lagi." Jaehyun menengadah sambil merekatkan kedua tangganya ke udara.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAMA
FanfictionKetika jiwa yang baru telah lahir, bukan perasaan bahagia yang menyambut namun sebaliknya. Duka yang seharusnya dihapus perlahan berubah menjadi benci yang teramat dalam. Ego menjadi tokoh utama, mengendalikan akal hingga tak lagi jernih dalam berti...