{2} hadiah

3.9K 470 225
                                    

"Kayaknya semalem kita mimpiin hal yang sama, ya?" Gumam Jeno yang duduk disebelah kursi kemudi yang terdapat Jaehyun sedang menyetir mobil dengan pikiran yang tak kalah berkecamuk dari ketiga adiknya.

"Bang, gampar gue bang!" Haechan menggoyang-goyangkan bahu Mark.

"Madep sini lo." Haechan mengubah posisi duduknya dengan menghadap ke arah Mark disampingnya.

PLAKKK

"ADOOHH SAKIT WOYYY!!!"

'Tadi katanya suruh gampar, gimana sih!' batin Mark.

"Nah sakit nih kata si Haechan, berarti kita nggak mimpi, Jen." Haechan mengelus pipinya yang panas sehabis ditampar oleh Mark. Ingin sekali Haechan berkata kasar tapi salahnya juga meminta Mark untuk menampar pipinya.

Setelah sang Mama mengatakan kalau dirinya hamil kemarin, empat bersaudara sangat shock mendengarnya. Tapi disisi lain mereka juga senang dan bahagia mengetahui akan punya adik sebentar lagi. Bisa dibilang usia mereka berempat dengan janin yang ada dirahim Yoona lumayan jauh mengingat si kembar Jeno dan Haechan saja akan masuk SMA, Mark juga baru masuk kuliah, dan Jaehyun hampir menuju skripsi. Usia Yoona juga bisa disebut tidak muda lagi saat ini. Walaupun begitu, fisik Yoona masih terlihat awet muda dan segar karena pola hidup sehat yang ia terapkan selama ini. Bukan hanya kepada dirinya sendiri, namun juga kepada suami dan keempat putranya.

'Apa ini nggak beresiko ya buat Mama?' batin Jaehyun.

"Mama beneran pengen bikin kejutan ya buat kita. Udah bulan ke-5 kehamilan baru bilang." Kata Jaehyun. Mark dan Haechan mengangguk bersamaan dari kursi belakang.

"Gue kaget parah, Mama sama sekali nggak nunjukin tanda-tanda kehamilan btw." Kata Mark.

"Jujur gue seneng banget denger Mama hamil, kita beliin hadiah yuk. Apa kek, baju bayi atau apaan." Sahut Jeno dengan ide cemerlangnya. Ketiga saudaranya nampak sangat setuju dengan idenya.

Haechan membuka bungkus makanan ringannya. "Tapi ya Jen, Mama kan kemarin bilang nggak mau ngasih tau dulu bayinya cewek apa cowok. Terus nanti gimana kita belinya?"

Mark melepaskan salah satu airpods yang terpasang ditelinga kanannya. "Ya kita beliin aja barang-barang yang warnanya bisa buat cewek tapi bisa juga buat cowok."

"Pink aja, cowo make pink cakep kok sekarang." Usul Haechan.

Jeno menggelengkan kepala lalu menoleh ke arah Haechan, menyangkal. "Jangan lah Chan, yang serba biru gitu dong."

"Black and white guys, keliatan cool kan." Imbuh Mark sambil masih fokus pada teks pesan pada ponsel di selangkangannya. Kebiasaan memang.

"Apaan sih, item putih kayak tahanan aja!!!" Protes Haechan disusul Jeno. "Kalo item nanti dimakan nyamuk bang, kasian dedek."

"Ah whatever dude, gue emang selalu aja salah dimata kalian."

"Haha gampang itu mah, serahin ke gue aja urusan baju. Mama pasti suka selera gue." Seru Jaehyun lantang, seleranya lumayan bagus dalam memilih pakaian.

"Yeah.."
"Ya, okay yah." -kek intro sit down yh hwhw🤔

Haechan memutar bola matanya malas. "Nanti kalo bayar ke kasir, lu pasti dikira papah muda bang HAhAhAHAHAhaHahA..." Kelakar Haechan yang diikuti tawa Mark dan Jeno.

Baju ✓

Sepatu ✓

Mainan bayi ✓

Tas ✓

Dot bayi ✓

Boneka ➡️ We Bare Bears ✓

Semua barang-barang tersebut mereka masukkan ke dalam troli belanjaan. Tanpa mempedulikan berapa harganya, keempat bersaudara itu mengambil keperluan bayi yang menurut mereka bagus dan cocok untuk calon adiknya. Ketampanan mereka berempat berhasil mencuri perhatian pengunjung dan karyawan yang bekerja disana, apalagi Jeno dan Haechan masih lengkap dengan seragam sekolahnya.

"Udah beres, gue sama bang Jae ke food court dulu ya, laper parahhh!!" Jaehyun mengangguk menyetujui penuturan Haechan. Jaehyun masih memikirkan perkataan Haechan soal dia akan dikira papah muda jika ikut membayar ke kasir nanti. Makannya ia mengajak Haechan pergi membeli makanan.

"Nanti gue pesenin makanan juga buat kalian berdua." Kata Jaehyun.

"Ya udah, mana sini duitnya, patungan kita." Telapak tangan Jeno terjulur, menagih uang milik kedua saudaranya yang doyan makan itu terlebih dahulu sebelum mereka pergi.

"Yo! Let's go!" Seru Mark semangat sembari berjalan mendorong troli belanja menuju meja kasir.

—tbc.

MAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang