Yoona tengah membaca katalog tahunan dari brand tas favoritnya dihalaman belakang rumahnya. Donghae belum memunculkan batang hidungnya setelah pulang kerja tadi, mungkin sedang mandi atau memberi makan ikan-ikan hias mahal yang dipeliharanya.
"Mah..." Suara berat putra sulungnya membuat Yoona berpaling sesaat dari katalognya. "Jae kira Mama arisan sore ini dirumah Tante Yuri."
"Eh, Jae. Mama pulang duluan tadi. Capek."
"Sini Mah, Jae pijitin." Jaehyun yang tadinya duduk diatas kursi kini berpindah duduk dilantai untuk memijit kaki Yoona. Tampan dan sayang pada orang tua, tipikal menantu idaman sekali.
Yoona mengelus puncak kepala Jaehyun. "Makasih ya, nak."
"Mah, Pah! Kita pulang!" Suara nyaring Haechan menginterupsi membuat Yoona melirik jam dinding didalam rumahnya.
"Maaahhh..." Sekitar 20 menit kemudian suara Jeno menggema dari dalam rumah mencari keberadaan Yoona perlahan terdengar mendekat. "Loh disini ternyata sama tukang pijet."
"Mana ada tukang pijet seganteng ini." Jaehyun menunjukkan lesung pipinya yang ganteng itu.
"Ada, tuh lo buktinya hahaha." Jeno tertawa dengan menunjukkan eyes smile-nya yang ganteng.
-apaan sih, ganteng ganteng mulu dari tadi.
Ya emang ganteng kan ya..."Jen, kamu kok udah pulang. Katanya ada kumpul organisasi hari ini."
"Jeno sengaja pulang duluan Mah sama Haechan, kangen Mama." Ucapnya manja, memeluk leher Yoona.
"Jeno tolong sadar diri, lo bau acem ya! Minggir, gue nggak mau Mama pingsan." Haechan tiba-tiba muncul mendorong Jeno menjauh. Seragam sekolahnya sudah berganti dengan kaos putih dan celana kolor khas rumahan andalannya.
"Enak aja, gue tuh selalu wangi berkat parfum rekomendasi Papa. Lo kali yang bau matahari, hiii."
"Sowwy sowwy stoberi, Haechan ganteng habis mandi ya saudara-saudara ku yang suka menghujat." Sambil mengibas-ngibaskan rambutnya yang masih sedikit basah, Haechan menyombongkan kebiasaannya yang langka itu. Jadi sebenarnya Haechan itu adalah anak yang paling susah sekali kalau disuruh mandi oleh Mamanya -mirip sama yang ngetik nih.
"Tumben nih anak Mama udah wangi, sini sini Mama mau cium dulu baunya." Haechan mendekatkan pipinya ke arah Yoona. "Heeuummm udah wangi beneran ternyata..."
"Tuh liat, Mama sampe klepek-klepek." Jaehyun dan Jeno hanya menatap Haechan datar.
Donghae yang baru selesai membereskan dokumen-dokumen di ruang kerjanya kini menyusul anak dan istrinya di halaman belakang. Bisa dibilang dirinya iri melihat sang istri yang mendapat perhatian lebih dari putra-putranya, apalagi semenjak Yoona hamil.
"Ekhem, Mama doang nih yang dipijitin. Papa enggak? Pegel-pegel nih badan." kelakarnya disamping Yoona sambil pura-pura memijit pundak yang sebenarnya memang pegal.
"Papa kan nggak hamil, ini Mama perlu perhatian ekstra, Pah." Gurau Haechan yang membuat seisi rumah tertawa.
"Wah, kamu sekarang gitu ya Chan sama Papa." Donghae berlagak ngambek dengan melipat kedua tangannya.
Yoona merasa ada yang kurang ditengah tawa dan canda di sore yang indah ini. Semuanya berkumpul kecuali Mark. Ya, hanya Mark yang tidak ada disini. Putranya yang satu itu pasti sibuk karena ada sebuah event tahunan di kampusnya. Akhir-akhir ini Mark sering pulang larut hingga melewatkan makan malam keluarga. Yoona takut putranya sakit karena tidak memperhatikan pola makan yang benar karena terlalu sibuk.
"Mah, kenapa cemberut?" tanya Donghae pelan tapi tetap bisa didengar oleh ketiga putranya.
"Mark, dia belum pulang. Mama jadi khawatir Pah."
"Jae telfon aja ya-"
"Nggak perlu bro! Your baby lion is here, Mam!" Tangan Mark terbuka lebar, siap menerima pelukan dari wanita yang sangat ia sayangi.
"MARK!!!"
-tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAMA
FanfictionKetika jiwa yang baru telah lahir, bukan perasaan bahagia yang menyambut namun sebaliknya. Duka yang seharusnya dihapus perlahan berubah menjadi benci yang teramat dalam. Ego menjadi tokoh utama, mengendalikan akal hingga tak lagi jernih dalam berti...