HAPPY BIRTHDAY LEE JENO 💚❤️
Z-z-z Zeno kalo kata Jaehyun😂🤭"Aku punya kakak laki-laki, namanya Jaehyun Lee. Selain ganteng, dia adalah panutanku setelah Papa. Aku mau jadi seperti kakak ku."
***
Tiga hari berlalu semenjak insiden Donghae yang marah besar akibat perkataan Jaehyun di pemakaman. Mereka berdua sudah berdamai berkat omelan Haechan yang seakan menghipnotis walaupun masih sedikit canggung. Jaehyun datang ke acara wisudanya ditemani Donghae. Dari sekian banyak mahasiswa yang merayakan kelulusan mereka dengan senyum merekah dan didampingi keluarga, hanya Jaehyun lah yang merasakan hal berbeda. Mendapat predikat lulusan terbaik tak berhasil mengukir senyuman diwajahnya.
Donghae yang tengah membawa secangkir kopi menarik nafas melihat pintu kamar Jaehyun yang masih tertutup rapat. Diantara keempat putranya hanya Jaehyun yang sepertinya kurang bisa menerima kepergian Yoona. Entah apa yang dia pikirkan, bahkan semenjak bayi cantiknya dibawa pulang ke rumah pun Jaehyun sama sekali tidak ingin melihat adik kecilnya. Jangankan melihat, menanyakan namanya saja pun tidak sama sekali.
Donghae mengetuk pelan pintu kamar Jaehyun, "Jae, keluar nak. Kamu belum sarapan, kan?"
Hening. Jaehyun tidak membalas ajakan Donghae.
"Jae—"
"Jae nggak laper pah." Jawabnya dingin.
Donghae mengelus permukaan pintu sambil bergumam pelan. "Yoona, apa yang harus aku lakukan?"
Tiba-tiba pintu dibuka dari arah dalam, Jaehyun yang membukanya. Ia menatap Papanya dingin.
"Jaehyun nggak mau tinggal sama dia, Pah."Pyarrr
Perkataan Jaehyun barusan sukses mengejutkan Donghae. Kopi panas yang ia pegang jatuh bebas ke lantai, cipratannya mengenai jari-jari kakinya. Seperti tidak merasakan panas sedikit pun Donghae hanya bisa diam menatap Jaehyun tidak percaya. Donghae tau siapa yang dimaksud Jaehyun dengan 'dia'. Siapa lagi kalau bukan putrinya yang baru lahir.
"Jae nggak mau disini kalo dia juga disini."
"M-maksud kamu—"
"Papa harus pilih. Dia yang pergi, atau Jaehyun yang angkat kaki dari rumah ini."
"Apa maksud lo?" Mark yang semula berusaha setenang mungkin kini mulai terpancing emosi, ia lantas berjalan menghampiri kakak dan ayahnya. "Lo sadar nggak sih sama omongan lo sendiri, hah?"
"Bukan urusan lo, jadi nggak usah ikut campur!"
"What? Bukan urusan gue lo bilang? Ya jelas ini urusan gue lah. Bayi itu adek gue, adek lo juga, Bang. Dia anak dari Papa sama Mama. Kita semua satu darah."
KAMU SEDANG MEMBACA
MAMA
FanfictionKetika jiwa yang baru telah lahir, bukan perasaan bahagia yang menyambut namun sebaliknya. Duka yang seharusnya dihapus perlahan berubah menjadi benci yang teramat dalam. Ego menjadi tokoh utama, mengendalikan akal hingga tak lagi jernih dalam berti...