Mark dan Jaehyun menyusuri jalanan komplek demi mencari buah mangga muda untuk Mama Yoona yang sedang ngidam. Mama Yoona ingin makan buah mangga muda dari pohon milik Pak Siwon, bapak-bapak yang pernah jadi saingannya Papa Donghae semasa muda dulu. Papa Donghae sempat tidak setuju mendengar kemauan istrinya, berhubung sedang hamil, ya apa boleh buat?
"Permisi, Pak Siwon." Teriak Mark ganteng dari luar pagar rumah Pak Siwon.
"Eh, Jae sama Mark. Ada apa nih?" Siwon membuka pintu pagarnya, mempersilahkan Jaehyun dan Mark masuk. "Masuk, masuk."
Mark menyenggol lengan Jaehyun, "J-jadi gini pak, Mama lagi ngidam mangga muda dan maunya dari pohon punya bapak. Kita boleh minta nggak, ya?" Pinta Jaehyun sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"-Oh, jadi Mama kalian hamil. Boleh sih boleh, tapi masalahnya itu mangga udah saya jual."
Badan Mark terasa lemas, ia menengadah melihat pohon mangga yang kini hanya tinggal daun dan batangnya saja. "Gimana dong bang? Mama pasti sedih, nih."
"Nggak tau lagi deh." Jaehyun mengusap wajahnya kasar.
*nggak bakal ilang gantengnya, sans.Belum sempat Jaehyun dan Mark berpamitan, Pak Siwon memberikan kantung plastik berwarna biru. "Nih, mangga."
"Loh, Pak. Tadi katanya-"
"Iya memang saya sudah jual, tapi enggak semuanya haha." Pak Siwon memotong ucapan Mark.
'Wah asem, dikerjain nih gue sama bapak-bapak!' batin Mark kesal.
"Makasih ya, Pak. Kita pulang dulu." Jaehyun pamit, disusul Mark yang membungkuk sopan dan langsung keluar begitu saja tanpa mengucapkan sepatah kata.
"Iya, sama-sama. Hati-hati kalian."
~🤰🏻~
Jeno menekan tombol panggilan dengan nama kontak 'Full Sun' dilayar ponselnya, tak butuh waktu yang lama orang yang berada diseberang sana menjawab panggilannya.
"Haloo..."
"Halo, Chan. Gimana? Udah ketemu abang martabaknya?"
Orang itu Haechan rupanya.
"Ketemu pala lo, daerah sini mana ada orang jualan martabak siang-siang, sih?!?!"
"Ya cari lah ke rumahnya sampe ketemu, kalo perlu bayar lebih."
"Enak tuh, mulut nyuruh-nyuruh doang."
"Heh, ini gue juga lagi berusaha ya!"
"Ngapain lo?!"
"Nyari durian!!!"
"Gila sih, ini musim rambutan padahal."
~🤰🏻~
Maa Yoona
|pah
|maaf ya mama jadi ngerepotinenggak ma|
apa pun yg mama mau papa kasih||mama pengen...
apa ma?|
|itu mobil papa dijual aja yang ijo
|bosen liatnya😭|
|knp pa?
|nggak mau ya?mau kok ma, mau|
😊||luv u pa
|♥️luv u too ma :")|
readTangan Donghae langsung tremor setelah menjawab pesan dari istrinya. Donghae tidak habis pikir istrinya akan ngidam seperti ini. Mobil hijaunya itu memang jarang sekali dipakai, tapi itu adalah barang kesayangannya yang sudah ia dambakan sejak jaman kuliah dulu. Ya, mau tidak mau Donghae harus menjualnya. Urusan nanti bisa dibeli lagi atau tidak itu bukan hal yang terlalu sulit baginya. Tapi tetap saja ada perasaan sedih dan tidak rela kalau harus menjual barang kesayangannya itu.
~🤰🏻~
TPNMY (5)
Mark mengganti subjek grup "FIGHTING HAEYADWAEEE🔥🔥🔥" menjadi "TPNMY"
Jaehyun
|TPNMY apa Mark?Jeno
|2Papa
|7Haechan
|3 dulu kali pah🙄Papa
|iya iya
|3*Mark
|TPNMY : Tim Pemenangan Ngidamnya Mama YoonaHaechan
|buset😭
|mmf
|pah, ganti uang bensin ya, rumah si abang martabak jaoohhJeno
|pah, uang Jeno ternyata kurang buat bayar duriannya😭😭Papa
|bentar ya anak-anakku
|papa lg sedihJaehyun
|knp?Mark
|why?Papa
|Mama suruh papa ngejual si ijoMark
|and then...
|uangnya buat bayar martabak sama durian
|HAHAHAHAHAHAHHAHAHA
|🤣🤣🤣read by (4)
JH : Mark nggak tau situasi bgt parah sih🙄
HC : Nggak ada akhlaq si abang ke Papa😩
JN : Cuma dia yang bisa ketawa🤔
PP : ...~🤰🏻~
Yoona mengelus perutnya yang semakin membuncit sambil memakan mangga muda yang dicari oleh Jaehyun dan Mark dari pohon milik Siwon pagi tadi. Haechan dan Jeno belum kembali, maka dari itu Yoona kembali menyuruh Jaehyun dan Mark menyusul si kembar.
"Kira-kira nanti mau aku kasih nama siapa ya?" Gumam Yoona sembari memandang langit-langit rumahnya.
Edisi Mama Yoona ngidam gais🤭
-tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAMA
FanfictionKetika jiwa yang baru telah lahir, bukan perasaan bahagia yang menyambut namun sebaliknya. Duka yang seharusnya dihapus perlahan berubah menjadi benci yang teramat dalam. Ego menjadi tokoh utama, mengendalikan akal hingga tak lagi jernih dalam berti...